Wednesday 2 January 2013

#2 Menulis untuk diri sendiri


"Seseru apa pun pekerjaan menulismu, sempatkanlah menulis untuk dirimu sendiri..." (terlalurisky.blogspot.com)

Baca tulisan itu bikin saya tersentak, dan ngerasa itu gue banget!
Jujur saya ngerasa gak produktif banget nulis blog (baca: menulis untuk diri saya sendiri) sejak awal tahun lalu. Sampai-sampai rekam perjalanan saya selama di kampung inggris (des 2011 - jan 2012) gak sempet saya tulis. Eh ada deh, cuma satu tulisan di penghujung hidup blog lama saya yang bakalan ditutup, hiks... Selama setahun ini bisa dihitung cuma posting beberapa tulisan, kebanyakan juga notes (blogger macam apa itu kebanyakan posting notes?).

Sebenernya itu bukan berarti saya bener-bener gak nulis, tapi saya merasa menulis saya sudah terwakili dengan menulis paper dan laporan penelitian di kantor. Dan saya menikmati pekerjaan itu, meski saya bukan peneliti atau perekayasa atau juga jenis PNS lainnya yang bisa mendapatkan kum/poin dari tulisan yang dibuat. Saya cuma merasa itu pekerjaan yang sangat seru. Sayapun terlarut dalam larutan itu, eh maksudnya dalam aktivitas itu.

Setelah masuk kuliah, aktivitas ngeblog saya pun turun hingga cuma 10%! bayangin dong, buka blog aja gak sempet, apalagi blogwalking ke para sahabat dan nulis postingan. sighh... parah amat yak? maklumlah kuliah sambil kerja. Di tempat kerja dikejar-kejar nulis paper dan technical note. Di kampus pun dikejar-kejar nulis paper dan presentasi. Kadang kangen masa-masa semangat nulis blog, blogwalking, saling sapa, blogshare....
Meski saya mengerti keadaan saya, tapi rasanya ada yang hilang selama ini. Semua yang saya pikirkan, yang saya rasakan, tidak sempat saya ungkapkan... bikin pikiran makin beku!

Membaca penggalan kalimat di atas, menyadarkan saya bahwa memang harus meluangkan waktu untuk menulis. Bukan menulis paper yang akan dikirim ke jurnal internasional. Bukan technical note yang akan menuai pujian leader. Bukan laporan penelitian yang akan membuat decak kagum tim penilai. Tapi tulisan untuk diri kita sendiri. Sebuah ungkapan jiwa yang bahasanya bersumber dari hari sehingga getarannya akan sampai di hati sang pembaca, atau bahkan kita akan merasakan iramanya lagi saat membaca kembali tulisan itu. 
Menulis adalah sebuah refreshing. Bahkan menulis bisa meredakan gangguan emosi. Menulis adalah jalan untuk keabadian.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer



Semoga ikut dalam @30HariBercerita bisa membangkitkan kembali semangat menulis untuk diri sendiri

Tulisan #2 @30HariBercerita

 

2 comments: