Sunday 30 August 2020

Pra Bunsay : Aliran Rasa

Berkelana di Pulau Cahaya membuat saya merenungi lagi makna ibu professional menurut saya. Tentang apa yang ada dan yang ingin dicapai. Tentang jati diri ini beserta visi misi kehidupan yang pernah dirumuskan, saya diminta sekali lagi menyelami diri ini. Apakah ada misi hidup yang berubah seiring dengan perjalanan. Tentang apa yang ingin dicapai dan ilmu apa yang ingin dipelajari. Apakah ada persamaan nilai-nilai diri dengan value yang ditawarkan IIP. Sekali lagi, sebelum melangkah ke Bunda Sayang, saya berkali-kali bertanya-tanya apakah perlu saya melangkah lebih jauh ke kelas Bunsay, atau cukup sampai di pulau cahaya ini? Tapi semakin saya belajar dari video pembelajaran dari mentor2 IIP di pulau cahaya, saya merasa tercerahkan dan Insyaa Allah akan terus berkelana bersama IIP di kelas selanjutnya. Bismillah..



Tuesday 25 August 2020

Pra Bunsay : Diving #4

Wahana terakhir pulau cahaya adalah menyelaaaaam... yes diving!

Disini kita diminta menyelam untuk mengenali diri dan kesamaan kita dengan IIP.

Sebenernya deadline hari minggu lalu, tapi saya bener-bener lupa. Karena pada dasarnya saya jaraaaang buka facebook. Today is last chance.

Sebelum saya bergabung di Matrikulasi batch 6 IIP, pemikiran saya tentang menjadi seorang ibu masih sangatlah minim. Saya menikah tahun 2014, beberapa bulan setalah menikah, saya harus lanjut studi S3 di Jepang dan suami saya ikut bekerja di Jepang. Kehidupan kami saat itu cukup seru dan bahagia, sehingga saya belum berpikir untuk menjadi seorang ibu, meski terkadang melihat teman yang punya bayi jadi pengen juga punya bayi. Qadarullah, di tahun ke -2 PhD saya, Allah menitipkan amanah pada kami, lahirnya putri pertama kami. Saat itu riset saya sedang sibuk-sibuknya sehingga anak kami kami masukkan daycare (Hoikuen). Perasaan saya saat itu campur aduk sih, di satu sisi merasa sedih karena tidak bisa merawat anak full time. Kadang ada rasa bersalah juga pada anak. Sehingga saya berfikir, apakah mungkin menjadi ibu dengan bahagia yang disaat yang sama juga harus melakukan riset dan beberapa tugas lainnya. Saya masih menerka-nerka bagaimana caranya dan apasaja yang harus saya improve dari diri saya.

Bergabung dengan Matrikulasi batch 6 IIP telah membuka pemikiran dan menambah pengetahuan saya tentang 'How to be a professional' sebagai seorang Ibu, Istri, dan peran-peran lainnya. Bertemu dengan banyak ibu yang luar biasa, yang sama-sama satu frekuensi untuk belajar dan memperbaiki diri adalah hal luar biasa yang saya temukan. Gambaran saya tentang seorang ibu professional sedikit-demi sedikit telah terbentuk. Seorang ibu haruslah terus belajar, karena ia adalah guru pertama untuk anak-anaknya, supporter pertama untuk suaminya, juga harus memberikan kebermanfaatan untuk lingkungannya. Keluarga yang dibangun harus memiliki visi misi yang terarah dan terukur, dimana potensi seluruh anggota keluarga bisa termanfaatkan untuk bisa mendapatkan tujuan yang mulia dengan perencanaan bersama.

Kesamaan saya dengan IIP adalah sama-sama ingin terus belajar dan berproses menjadi lebih baik. Menyerap hal-hal yang baik agar bisa disebarkan lagi, bersama-sama berbagi kebaikan dan kebermanfaatan, optimis dan suka belajar hal-hal yang baru untuk menggapai kemuliaa,

Bismillah, semoga istiqomah belajar di kelas Bunsay ini.

Sunday 16 August 2020

Pra Bunsay : Wake Boarding #3

Di wahana ini kita diminta untuk menuliskan tentang ilmu yang ingin dipelajari, ditingkatkan, dilatih, serta ilmu yang dapat dibagikan. Kemudian temukan tantangan yang mungkin akan dihadapi dan cara mengatasinya.

Kalau ditanya mau belajar apalagi? jawaban saya: banyaaak. Ini terkait dengan peran saya yang bukan cuma satu sih. Setiap wanita itu punya multiperan kan?

Saya akan mengelompokkannya per-peran.

Bismillah..

1. Sebagai Individu

Ilmu yang ingin dipelajari:

  • Belajar berkebun dan hidroponik
  • Membuat desain pattern untuk hijab
  • Bisnis berkah cinta lingkungan
  • Belajar home decor

Ilmu yang ingin ditingkatkan:

  • Belajar Tahsin & Tahfizh
  • Belajar baking
  • Belajar setir mobil (ini sudah lupa karena selama di Jepang nggak pernah nyetir lagi).
  • Belajar membuat pola dan menjahit (ini juga udah lupa. Dulu pernah kursus padahal, hiks)

Ilmu yang ingin di-sharing:

  • Semua ilmu yang dipelajari dan yang ingin ditingkatkan


2. Sebagai Istri dan Ibu

Ilmu yang ingin dipelajari:

  • Parenting: Mendidik anak sesuai fitrahnya
  • Ilmu montessori
  • Ilmu finansial keluarga muslim
  • Membuat Cake yang halal, lezat, dan sehat
  • dll

Ilmu yang ingin ditingkatkan:

  • Tarbiyatul aulad (ini mesti terus dipelajari dan ditingkatkan)
  • Memasak makanan halal, lezat, dan bergizi
  • Belajar Al-qur'an bersama keluarga

Ilmu yang ingin di-sharing:

  • Semua ilmu yang dipelajari dan yang ingin ditingkatkan


3. Sebagai professional

Ilmu yang ingin dipelajari:

  • Desain VLSI
  • Desain & Simulasi sirkuit LT-Spice

Ilmu yang ingin ditingkatkan:

  • Fabrikasi nanodevice dan MEMS
  • Menulis paper/ jurnal ilmiah

Ilmu yang ingin di-sharing:

  • Sains yang aplikatif untuk masyarakat.
  • Bimbel untuk pelajar.


4. Sebagai bagian dari masyarakat

Ilmu yang ingin dipelajari:

  • Zero waste
  • Belajar Mengompos
  • Belajar Memanfaatkan minyak jelantah 
  • Belajar ecobrick

Ilmu yang ingin ditingkatkan:

  • Bisnis untuk komunitas

Ilmu yang ingin di-sharing:

  • Zero waste
  • Belajar Mengompos
  • Belajar Memanfaatkan minyak jelantah 
  • Belajar ecobrick
  • Memasak makanan Jepang (ini belum expert sih, hanya bisa beberapa. Sekarang sedang ditingkatkan).
  • Belajar Membaca Al-qur'an 
Ada beberapa poin yang masih belum tajam, saya akan revisi dan pertajam lagi sambil kegiatan ini berjalan. Tantangannya secara keseluruhan biasanya inkonsistensi (tidak istiqomah), atau patah semangat, dll. Solusinya adalah perlunya support system yang baik. Misalnya mendiskusikan dengan suami dan anak, minta dukungan mereka dan orang tua, dan ikut dalam komunitas terkait.

Sunday 9 August 2020

Pra Bunsay : Wahana surfing #2

 Kali ini bahasannya tentang Code of Conduct (CoC). Saya tahu CoC ini saat awal matrikulasi. Bedanya, saat matrikulasi kita dijelaskan isi CoC dan wajib mengamalkannya. Di kelas bunsay inipun CoC wajib diterapkan, hanya saja kita mesti bercerita pengalaman berkomunitas terkait dengan CoC komunitas ibu professional.

Menurut Ibu Professional, CoC ini dapat diartikan pedoman cara berperilaku bermartabat, yaitu beberapa  aturan yang dibuat dan dipahami dan disepakati hingga menjadi komitmen bersama. Jadi CoC ini bisa dikatakan sebagai adab berinteraksi, baik secara online maupun offline. Bagi para penuntut ilmu, adab ini sangat penting. Bahkan ada istilah, adab dulu baru ilmu. Jika ingin ilmu mu berkah, perbaiki adabmu dalam menuntut ilmu.

Pelajaran yang saya dapat selama berlajar dan berkomunitas secara online, terkait CoC, misalnya:

1. Tidak menelan mentah-mentah informasi yang diforward kepada saya.

2. Mesti tabayun atau ‘cek dan ricek’ terkait info tersebut kepada pihak yang berwewenang.

3. Tidak tergesa-gesa untuk memforward/ repost informasi tersebut.

4. Meskipun informasinya benar, cobalah dipikir kembali apakah info tersebut layak untuk disebarkan atau tidak, takutnya ada pihak2 yg dirugikan atau tersinggung.

5. Jarimu adalah lidahmu. Apa yang kamu tulis atau posting, semua akan dimintai pertanggungjawabannya.

6. Sebisa mungkin jauhi perdebatan yang tidak esensial.

7. Hindari konflik kepentingan pribadi.

8. Mohon kepada Allah agar selalu dilindungi  dari perbuatan ghibah.



Sunday 2 August 2020

Pra Bunsay: Istana Pasir #1

Yeeeaayyy... setelah hibenasi bertahun-tahun akhirnya ada alasan buat saya menggunakan blog ini lagi. Kali ini saya mau pakai blog (yang sudah lama menganggur) ini jadi dokumentasi saya di kelas Pra-Bunsay.

Mengenai Bunsay Batch 6 ini, awalnya saya agak ragu juga mau daftar di term ini atau ngga. Setelah tahun lalu selesai matrikulasi, ternyata jeda ke kelas bunsay ini cukup lama. Sekitar setahun lebih! awalnya saya bersemangat untuk ikut kelas Bunsay (yang saya pikir hanya jeda beberapa bulan dari kelas matrikulasi) karena waktu itu saya perkiraan waktunya sangat pas dengan ritme aktivitas riset saya yang belum terlalu sibuk. Namun ternyata perkiraan saya meleset, tenyata kelas Bunsay dimulai di bulan Juli 2020, waktu yang saya rasakan sangat hectic di riset postdoc saya. Karena ini tahun terakhir dan ada beberapa target yang saya harus selesaikan dalam 2 bulan mulai dari sekarang! Sibuk? Jelas, sangat! melebihi sibuknya saat riset di tahun terakhir PhD kemarin.

Sayapun merenung lagi, menimbang kemungkinan-kemungkinan pilihan, mengingat niat awal dulu mengapa bergabung dengan Institut Ibu Profesional. Sempat berdiskusi juga dengan suami. Dan akhirnya saya putuskan untuk ikut kelas Bunsay term ini. Karena jika sibuk menjadi alasan, selamanya saya  tidak akan bisa ikut kelas Bunsay. Jika berlindung dibawah kelemahan diri, selamanya saya tidak akan mulai melangkah untuk maju. Dengan memohon Ridho Allah dan suami, meluruskan niat, dan menggenggam kembali semangat akan cita2 menjadi ibu profesional, akhirnya sayapun mendaftar kelas Bunsay batch 6.

Sebelum mulai kelas Bunsay, ada yang namanya kelas pra-bunsay yang wajib diikuti oleh peserta. Di kelas ini ada 4 wahana, diantaranya: Istana pasir, Surfing, Wake boarding, dan Diving. Saya akan mulai melangkah ke wahana pertama: Istana pasir. Tugasnya adalah mencari makna ibu profesional dan membangun istana pasir (peta diri).

Menurut saya, seorang wanita itu mempunyai multi peran. Selain sebagai hamba Allah, dia adalah sebagai seorang ibu, istri, anak, menantu, saudara, teman, dll beserta dengan tugas dan tanggung jawab di setiap perannya. Makna ibu professional menurut saya adalah wanita selalu bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik di setiap amanah dan peran yang dijalankan dengan segenap potensi optimal yang diusahakan. Proses ini juga tentunya akan menjadi sarana belajar secara kontinu untuk meng-upgrade diri menjadi lebih baik lagi. Sehingga segala yang dilakukannya menjadi manfaat untuk orang disekitarnya (tanpa ada yang terabaikan), juga bagi dirinya sendiri. Bertumbuh bersama.

Selanjutnya untuk membuat istana pasir atau peta diri, saya akan menentukan tujuan dahulu, istana seperti apa yang akan saya bangun baru kemudian step-step dan strateginya. Tujuan saya dengan mengikuti Bunsay ini adalah menjadi versi saya yang lebih baik lagi dari sekarang, dengan 3 kata kunci: Bahagia, Bermanfaat, Bermartabat. Langkah dan strateginya adalah:
1. Mereview lagi analisis SWOT diri.
2. Membuat/breakdown target dan apa yang harus dilakukan di setiap peran.
3. Belajar (misalnya melalui kelas Bunsay ini).
4. Membangun support system yang tepat (misalnya suami, anak, dll).
5. Fokus.
6. Berdoa kepada Allah dan minta doa kepada suami dan orang tua.

Semoga saya tetap istiqomah belajar di kelas ini dan semoga menjadi berkah, khususnya buat saya dan keluarga, aamiin.