Wednesday 8 April 2009

Usiaku dan Usianya

“Ya Allah, aq berdoa kepadamu mudah2an di milad lia tahun ini, lia tambah solehah, dewasa, pintar, sehat, didekatkan dengan jodoh dan rizqinya. Amin ya robbal alamin.”

Sebuah sms membangunkanku pada pukul 00.29 hari ini.. ternyata itu dari sohibku Rita Febrianti yang sekarang tinggal di Subang. Subhanallah, ternyata sahabatku masih ingat miladku padahal aku sendiri lupa kalau hari ini miladku.. kemarin karena saking lelahnya tubuh ini, pulang kerja langsung tidur dan tidak terpikirkan kalau hari ini adalah hari lahirku, 7 April.

 

23 tahun sudah ku menjalani hidupku di dunia fana ini.. setelah sms itu, mengalir pula sms dari beberapa sahabatku lainnya.. ada doa dan harapan mereka kepadaku. Tetes air mataku mengalir, bukan hanya terharu dengan sms dari teman2 terbaikku, tapi juga merenungkan apa yang telah kulakukan untuk-Nya, untuk ayah bundaku, untuk orang2 disekitarku, untuk lingkunganku, dan untuk umat ini, selama 23 tahun ini.. ternyata belum ada apa2nya dibanding pejuang-pejuang Allah yang kukagumi.. padahal aku tidak tahu kapan ruh ini akan diambil-Nya. Ya Rabb, izinkan aku untuk menyempurnakan penghambaanku yang jauh dari kesempurnaan ini..

 

Teringat kemarin percakapan dengan rekan kerja di kantor, mengenai usia, ketika membicarakan usia, ”gak terasa ya ternyata usia gue dah 30 tahun..” tapi dia merasa belum siap untuk menikah, karena faktor inilah atau itulah, padahal calonnya dah ada dan usianya sudah lebih dari cukup.. lalu iseng kusambung saja, “ya nih, usiaku juga dah 22 tahun (kemaren usiaku masih 22 tahun.. hiks..) gimana ya?? (hehe..)”. Sebenernya ungkapanku itu iseng aja, tapi ternyata dari situ aku tau pandangannya tentang usia ketika dia berkata, ”halah.. baru segitu aja ribut.. stress lo! orang mah usia segitu tuh waktunya seneng-seneng dulu, puas-puasin deh maen cari hiburan biar ga stress!!” ngga kaget juga sih dia mengucapkan kata2 kayak gitu, sebelumnya aku dah menduga, cuma mau memastikan aja. Tapi hatiku miris mendengarnya, usia itukan suatu modal besar. Jauh lebih besar dari uang, karena uang tidak bisa membeli usia! Melewatkannya tanpa makna merupakan sebuah kerugian besar! Dan yang harus kita ingat, tidak ada yang menjamin berapa lama lagikah jatah hidup kita didunia, dan apakah jawaban kita dengan pertanyaan, sudah sebanyak apakah bekal yang kita persiapkan untuk menuju suatu kepastian yang dijanjikan Allah..?

”..ternyata masih ada ya orang yang berpandangan seperti itu.. bukan hanya satu.. mungkin banyak lagi..” sempat terbersit, gimana ya kalo dia bertemu dengan teman2 dan adik kelasku yang punya semangat menyempurnakan dien nya di waktu muda, waktu2 kuliah malah, tapi mereka tetap optimis. Aku sangat bersyukur ter-upgrade di lingkungan yang baik dan kondusif, yang menuntunku memahami makna hidup sebenarnya sehingga pola pikirku terbentuk dengan baik. Mungkin pola pikir rekan kerjaku juga banyak terpengaruh kehidupan kampusnya yang sangat hedon, dia pernah cerita betapa risihnya dia ketika ada teman perempuannya yang ke kuliah dengan berpakaian sangat minim.. alasannya sih; "BT aja soalnya cuma bisa ngelihatin doang!" Hehe..

 

Review... Teringat 6 tahun lalu ketika ku menolak habis2an untuk masuk ipb, sempet berfikir untuk kabur pula malah.. padahal uang pendaftaran dan segala macemnya dah dibayar, tinggal masuk aja.. inginnya sih ikut SPMB kuliah di UI atau STAN, malah dah mo ambil form pendaftaran di Trisakti atau di BINUS kalo ga dapet SPMB. Gak terpikir untuk kuliah di ipb.. ikut PMDK juga Cuma iseng.. eh ternyata di terima dan ga boleh ditolak! Pihak sekolah dan ortu memaksa kalau PMDK itu harus diambil.. hiks3x.. Menuruti nurani ini.., akhirnya melangkah juga lah aku ke ipb, walau terasa berat! Kini kusadar ternyata itulah arahan Allah kepadaku, karena di ipb aku bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik, bertemu dengan orang2 yang bisa membuatku semakin dekat dengan Allah, yang mengenalkanku dengan kata yang insya Allah tetap terukir di dalam hatiku: Dakwah! pokoknya membuatku hijrah dari masa2 jahiliyahku.

Sekali lagi kubersyukur kepada Allah yang maha baik.. ga kebayang deh kalau aku jadi kuliah dikampus yang hedon.. mungkin aku akan setuju dengan pandangan temanku tentang usia.. hi..syereem!! thanks Allah..

 

Ya Allah, semoga dengan semakin bertambah usiaku, makin bertambah pula kecintaanku pada-Mu, dan kecintaan-Mu pada ku..

Ya Allah, semoga dengan semakin bertambah usiaku, makin bertambah pula peranku untuk orang2 disekitarku..

Ya Allah izinkan aku menggapai cita-cita besarku..

Ya Allah, kalau tiba saatnya aku harus meninggalkan dunia ini, cabutlah nyawaku ini dalam keadaan iman dan puncak taqwaku pada-Mu agar aku bisa ikut menghadiri jamuan-Mu di istana-Mu bersama para kekasih-Mu..

Ya Allah tetapkan imanku dan ikhwahfillah tetap istiqomah untuk terus menapak di jalan-Mu..

 

 

 

 

 

 

 

Menjelang waktu shalat Ashar,

Lt.22 BPPT__ Selasa, 7 April 2009

Makin bertambahlah usiaku dan makin berkuranglah jatah hidupku di dunia ini

Kemana Benderaku

Seperti biasa, berangkat kerja lewat jalan protokol (Sudirman, thamrin..) tampaknya ada yang berbeda dari kemarin-kemarin..
ya, ternyata hari ini dah gak ada bendera-bendera parpol yang biasanya meramaikan pinggiran jalan. Merah,jingga,kuning,hijau,biru,ungu and also putih! kayak warna pelangi aja ya.. (Yah, emang tahun ini kayanya tahun pelangi di Indonesia, dimana berbagai warna muncul ke permukaan, mewarnai bumi Indonesia nan makin semarak.. hehe)
Mungkin bendera2 parpol tsb dah ga ada ditempatnya dari kemaren, tgl 6 April dimana pileg memasuki masa tenang, tapi kemaren saya ngga ngeh dengan bendera2 tsb. Baru tadi, karena ga ngantuk jadi bisa ngelihat pinggir jalan mulai mobil berangkat sampe nyampe kantor.. awalnya sih biasa aja, tapi kok ada yang aneh ya.. kayaknya Jakarta ga seperti biasanya (jadi lebih bersih, hehe..).. ow..ternyata bendera2 tuh dah pada ga ada!! Bahkan bendera semua parpol yg ada di depan kantor (Jl. MH Thamrin) dah gak ada!

Gak terasa dua hari lagi kita akan melakukan aksi nyata untuk merubah negeri ini menjadi lebih baik lagi.. pemilihan anggota legislatif. Tahun ini emang suhu perpolitikan di Indonesia lagi memanas. Sampe ada temen yang bilang, “ga ikut serta dalam jihad kali ini, rasanya lebih sakit dari pada kehilangan pekerjaan atau ditolak proposalnya..”. Subhanallah, semua all out melakukan hal yang bisa dilakukan, untuk sebuah cita-cita mulia.

Ya.. semua punya kepentingan dalam agenda 9 Apri ini, jadi ga heran kalo, semua Parpol menginginkan untuk menjadi pemenang di pemilu kali ini. Mulai dari partai legendaris (baca: tua) sampe yang baru lahir. Berbagai cara dilakukan, mulai dari cara yang halal maupun yang tidak halal.. Ga peduli dosa atau ngga, yang penting menang! Ga peduli ada hati yang terluka ato ngga, yang penting menang! Hiks.. syerem banget. Kalo belum jadi anggota legislatif aja mereka kayak gitu, apalagi kalo dah jadi?! Ya Allah berilah pemimpin yang sholeh dah amanah..

Tentang kemenangan, jadi inget lagunya izzatul islam (Arti Kemenangan)...
“Kemenangan adalah ampunan.
Kemenangan adalah rahmat.
Kemenangan adalah pahala.
Kemenangan diberikan Allah kepada siapa saja yang diinginkan-Nya.
Namun kemenangan akan sia-sia, bila hanya melahirkan penderitaan semesta.
Kemenangan sang juara, menjadi tak bermakna bila meninggalkan ribuan hati yang terluka.
Maka sahabat, berjuanglah, raih kemenangan!
Tanpa harus merasa menjadi sang pemenang…”

Teringat tausiyah dari Ust. Anis Matta, Lc:
Jika dengan semangat jihad ini kita melangkah menuju pemilu 9 april 2009,
maka hanya ada satu berita terakhir yang akan kita dengar : menang, dan hanya menang!

Buat ikhwahfillah semua yang ana cintai karena Allah, Met berjuang!
Semoga Allah SWT memberkati jihad kita semua dengan memenangkan da'wah kita dalam pemilu 9 april 2009

Mudah-mudahan pemilu 9 April ini tidak sampai menimbulkan konflik yang berujung kepada kerusuhan. Semoga pemilu 9 April ini bisa membawa Indonesiaku ke arah yang lebih baik lagi.. Bangkitlah Negeriku, Harapan itu masih ada!

 

 

Jakarta, 7 April 2009

----- Berhubung kemaren internet di kantor error, baru bisa diposting sekarang...