Thursday 22 April 2010

IPB Baranangsiang (sebuah situs sejarah)

Kampus Baranangsiang situs sejarah!

Oleh: Andi Hakim Nasoetion


PERNAH bermukim di Universitas Goettingen? Di Bogor banyak dosen bergelar pascasarjana S-2 bahkan S-3 dari Kampus itu yang sudah sangat tua. Salah seorang tokoh terkenalnya adalah Carl Friedrich Gauss yang gambarnya ditampilkan di lembar uang DM 10. Di sebelahnya ada kurva sebaran normal, di belakangnya ada gambar Departemen Matematikanya. Kampus tua yang ada di dalam kota dan dekat dengan pasar masih tetap terpelihara walaupun di luar kota itu sudah didirikan juga kampus baru untuk berbagai kegiatan akademik.

Perpustakaan tua kampus merangkap perpustakaan kota dan pustakawan terkenalnya di zaman dahulu adalah dua bersaudara Grimm. Rumah kos berbagai tokoh terkenal di dalam kota tua juga masih terpelihara dan diberi plakat: "Di sini pernah tinggal Carl Friedrich Gauss dan di sana Weber".

Di ujung kota terdapat pekuburan dan kalau mau kita dapat meziarahi makam Carl Friedrich Gauss dan tokoh-tokoh ilmuwam Goettingen terkenal lainnya. Di pasar ada patung seorang gadis peternak angsa memegang seekor angsa. Setiap doktor lulusan Goettingen sudah pernah mencium patung Ganzeliesl itu karena menurut tradisi ia harus melakukannya segera setelah ia lulus ujian mempertahankan disertasi. Ia akan diarak kawan-kawannya ke sana dan kemudian dibawa masuk ke Ratskeller untuk minum-minum merayakan kemenangannya. Itulah dia napas akademik suatu universitas. Di satu pihak menerobos ke masa depan untuk menemukan hal-hal yang baru, di pihak lain bertahan pada tradisi akademik universitasnya yang merupakan hukum adat. Hukum adat itu baru terkodifikasi setelah pada tahun 1945 Hitler kalah, semua universitas di Jerman dipaksa untuk menyusun statuta mereka masing-masing oleh tentara pendudukan Sekutu.

SEKARANG kita tinjau distrik 19 Viena, ibu kota Austria yang menjadi tapak Universitas Viena. Tetapi, yang akan kita perhatikan adalah sebuah gimnasium yang terletak pada Gymnasiumstrasse. Gedungnya kuno dan ada di antara berbagai gedung modern.

Di dinding gerbang masuknya terdapat suatu plaket bertuliskan: "Sekolah ini sudah menghasilkan dua pemenang hadiah Nobel." Saya lupa siapa mereka, tetapi itu mudah dilacak karena satu adalah pemenang Nobel untuk Fisika dan yang lain pemenang hadiah Nobel untuk Kimia.

Setelah itu mari kita ke Bogor dan menyimak kampus tua Institut Pertanian Bogor yang mulai dibangun pada tahun 1952. Batu pertamanya diletakkan oleh Presiden pertama Republik kita pada tanggal 27 April 1952. Pidato peletakan batu pertama itu berjudul "Soal Hidup atau Mati".

Penyusun skenario pidato itu adalah Wakil Presiden Universitas Indonesia, Mas Wisaksono Wirjodihardjo, lulusan Sekolah Pertanian Menengah (Cultuur School) yang karena pintarnya boleh meneruskan ke Sekolah Pertanian Menengah Atas (Middelbare Landbouw School) Bogor dan yang karena pintarnya lagi boleh meneruskan ke Sekolah Gula di Yogyakarta.

Lulus dari sekolah ini beliau bekerja di Balai Penelitian Tanah Bogor sebagai analis kimia, tetapi karena pintarnya lagi betapa terkejut orang Belanda yang membolehkannya masuk, menjadi ahli kimia kesuburan tanah yang andal walaupun sesungguhnya mereka tidak ingin ada orang Indonesia bisa menjadi ahli kimia kesuburan tanah.

Pidato soal hidup atau mati Bung Karno itu bercerita tentang masalah besar yang kita hadapi di masa depan (ditinjau dari segi tahun 1952) dan yang ternyata memang sekarang menjadi kenyataan. Pidato itu saya kira diarsipkan dalam Lembaran Negara tahun 1952 dan kalau saja semua mahasiswa pertanian dan teknik diwajibkan membaca tulisan itu, Sarjana-sarjana teknik sipil akan pikir-pikir mengonversi sawah kelas satu menjadi padang golf. Demikian pula sarjana pertanian akan merasa berdosa ketika setiap akhir minggu main golf di padang golf yang tadinya adalah sawah kelas satu.

Ketika Bung Karno angkat pidato meletakkan batu pertama kampus Fakultas Pertanian itu saya sedang sibuk di rumah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir ilmu bercocok tanam padi SPMA Bogor. Karena itu, tidak saya dengarkan pidato itu. Betapa terkejutnya saya keesokan harinya di ruang ujian ketika saya lihat bahwa semua soal jawabannya ada di dalam pidato Bung Karno itu.

Gedung Fakultas Pertanian itu adalah hasil rancangan konsorsium arsitek Belanda karena mendapat nilai sayembara yang tertinggi. Konsepnya adalah membuat gedung raksasa yang membuat orang terpesona. Sesungguhnya ada rancangan lain yang lebih baik, namun karena ia bukan kelahiran Zaandam, melainkan Porsea di tepi danau Toba, ia terpaksa dikalahkan.

Bagaimana mungkin seorang aristek berkulit coklat lulusan STM (MTS) ditambah satu tahun kuliah di Akademie der Beeldende Kunsten Amsterdam dapat mengalahkan pemikiran konsorsium aristek bule yang berasal dari Zaandam, Volendam, dan mungkin lagi Schiedam.

Namun, kenyataannya kalau Silaban-lah yang rancangannya dimenangkan, di Baranangsiang telah berdiri gedung-gedung fakultas itu bukan dalam bentuk masif, melainkan dalam bentuk permainan lego sehingga pembangunannya dapat dilakukan bertahap. Inilah juga sebabnya mengapa kampus Darmaga dibangun dengan prinsip permainan lego.

Jadi di Baranangsiang akhirnya didirikan Gedung Fakultas Pertanian yang hanya selesai dua per lima dari rancangan lengkapnya. Yang tidak terlaksana di antaranya ialah Aula dan Kolam Renang ukuran internasional.

Bahwa batu pertama diletakkan Bung Karno, itu dapat dibaca pada prasasti di bawah tangga masuk ke ruang pimpinan. Di bawah prasasti itu ada celah aerasi agar udara dapat bersirkulasi ke dalam ruang di balik prasasti marmer itu, karena di dalamnya disimpan suatu naskah yang ditulis di atas perkamen dan ditandatangani oleh Dr Ir Soekarno!

Kalau begitu caranya, gedung Baranangsiang itu sudah pantas diperlakukan sebagai situs sejarah, seperti juga yang bertetangga dengannya seharusnya dikonservasi karena arsitekturnya yang khas.

Sekarang gedung-gedung itu sudah menjadi outlet. Seperti juga Bandung yang tadinya dijuluki "Parijs van Java" telah berubah menjadi Kampung Outlet, Bogor, juga sedang menuju kehancuran sebagai kota pelajar. Yang penting adalah menanjakkan pendapatan asli daerah.

Celakanya Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara harus berpikir bisnis. Semua aset harus dimanfaatkan dari segi pengadaan dana. Setelah asrama Ekalokasari diubah menjadi pertokoan, apakah akan terjadi malapetaka kedua dengan berubahnya situs bersejarah Baranangsiang menjadi Pusat Perdagangan Internasional?

Kalau hal ini terjadi selain kita menghilangkan jejak sejarah, kita juga menghilangkan kesempatan bagi beribu-ribu pemuda Indonesia untuk mendapatkan pendidikan sains dan matematika yang baik. Tidak perlu di Darmaga. Cukup di situs bersejarah Baranangsiang, Gunung Gede, dan Taman Kencana kita dirikan USTB (Universitas Sains dan Teknologi Bogor) kalau IPB tidak mampu memelihara situs bersejarah itu untuk tetap menjadi pusat pendidikan yang erat hubungannya dengan alam sehingga didirikan berseberangan dengan Kebun Raya Indonesia.

Sumber: Harian Kompas, Sabtu, 2 Februari 2002


lihat kampus Baranang Siang  saat ini, klik disini ^_^

Monday 12 April 2010

[3/3] memasang instalasi pembumian... aku berhasil !!

melanjutkan tulisan yang sempat terhenti....

yup hari ketiga diklat asesor..
setelah tugas dikumpulkan dan kita bisa sarapan bubur manado plus omelet dan roti bakar (kenyang pisan euy...), tantangan selanjutnya adalah  menyelesaikan tugas kelompok. Materinya adalah meng-ases tukang yang memasang instalasi pembumian/ grounding. hmm.. gak terpikir deh, ini elektrikal banget!! kemarin dapet tugas pribadi yang sipil banget, eh ini dapet tugas kelompok yang elektrikal banget... nasib... nasib... untungnya saya sekelompok sama pak sindu dan bu eny. satu lagi anggota kelompok ini pak oberlin... ketiga-tiganya orang teknik elektro (arus kuat and arus lemah)... hmm baguslah, saya bisa belajar jadinya ^_^

seneng juga kerja bareng mereka... jadi semangat dan tambah akrab :-) setelah selesai membuat soal uji kompetensi yang buanyak buanget, akhirnya kita harus melaksanakan assesment yang sebenernya. dari pihak LPJKN sudah menyiapkan tukang ternyata.. bener2 tukang bangunan! di kelompok 14 ini tukangnya masih muda, lulusan SMK. namanya Muliana. Pertama2 Muliana mengerjakan soal-soal yang telah kita buat. lumayan juga tuh... soalnya banyak sih. Setelah itu baru diadakan wawancara, dengan formasi: pak Sindu (ket. tim asesor), Pak Oberlin (Asesor 1), Bu Eny (Asesor 2), dan Saya (Pengawas dari Balai Sertifikasi). Hmm... kita jadi tahu bagaimana kemampuan si Muliana ini dalam teori dan praktek..

setelah selesai wawancara, kita menuju lapangan. seluruh alat telah disiapkan, tinggal menguji dan melihat kerja Muliana dalam memasang instalasi pembumian (grounding). saya pribadi sih kurang ngerti dalam hal ini. tapi untungnya dari diskusi pak Sindu dan pak Oberlin, saya dapat memahaminya... tentu kita harus tahu dasar teorinya dulu ;-) bener-bener seru dan berkesan buat saya...

setelah selesai penilaian, kami mengadakan rapat asesor untuk memutuskan apakah Muliana kompeten dalam knowledge, skill, dan atitude dalam memasang instalasi pembumian ini. dan hasilnya... langsung kita laporkan di depan. Yang berperan sebagai pengawas dari balai sertifikasi (saya dong... :-D ) harus melaporkan jalannya proses assesment tadi. membahas kelebihan dan kekurangan proses yang dilakukan.

Selesainya simulasi assesment ini juga mengakhiri diklat asesor ini. hiks... gak kerasa ternyata sudah selesai diklatnya... bener2 berkesan dan menyenangkan..
walaupun diklatnya sudah selesai, tapi tidak semua peserta dapat Sertifikat calon asesor. dari 60 orang, pada penutupan ini hanya 10 orang yang berhasil mendapat sertifikat karena telah menyelesaikan tugas pribadi (yang tadi pagi dikumpul) telah lengkap. Saya, bu Eny, pak Sindu, dan pak Oberlin harus melengkapi tugas pribadi kami... oohh... malaes bangeeet.. soalnya gak ada ide lagi untuk buat soal... "saya mah mau menyelesaikan tugasnya sekarang juga. masa pulang ke kalimantan tanpa sertifikat... gak enak nanti sama yang bayarin saya ikut acara ini" saya juga setuju dengan pemikiran beliau. Saya telah dipercaya HIPTASI untuk mengikuti diklat ini. jadi saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan mereka. Pak Oberlin malah bilang, "ayo lia, kamu gak bisa ngerjain yg bagian mana? nanti kami bantu lah.." baik sekali pak Oberlin ini, yah walaupun pada akhirnya dia sendiri juga sibuk dengan tugas pribadinya, tapi saya sangat menghargai niat baiknya :-) kalau pak Sindu beda lagi, beliau memutuskan untuk menyelesaikannya di rumah, dan mengirimkannya ke LPJKN melalui pos, untuk ditukar dengan sertifikat... dan memang benar, saat saya mengunjungi kantor HIPTASI senin kemudian, beliau masih berkutat dengan berkas2 tugas pribadi diklat ini.

Saya berusaha keras untuk menyelesaikan tugas ini... 
bener2 susah buat saya karena saya tidak pernah membayangkan tugas seorang mandor tanah, ditambah harus membuat soal gambar teknis alat, sistem, dll yang berkaitan dengan pekerjaan ini. Akhirnya setelah penutupan dan foto bersama, saya segera melesat ke lobby hotel. berharap hotspot-nya sudah hidup lagi. tapi ternyata belum... saya mencoba menanyakannya kepada resepsionis hotel, mengapa hotspotnya tidak connect... tapi mereka tidak tahu... akhirnya manajer hotel menghampiri saya, "mba butuh ngenet?" saya jawab. "ya, saya harus melengkapi tugas saya..." tanpa diduga beliau berkata, "ngenet di ruangan saya saja. internetnya bisa kok..." Alhamdulillah.. akhirnya saya ke ruangan manajer hotel dan meminjam kompinya tuk googling. jadi gak enak juga sih... habisnya beliau baik banget, malah saya duduk di kursinya. beberapa staff yang masuk ke ruangannya terkejut melihat ada saya di ruangan tsb. karena pak Manajernya sedang shalat di luar, jadi saya hanya sendiri di ruangannya...

saya bergegas mencari literatur yang saya butuhkan, karena saya juga belum shalat magrib... setelah selesai googling saya menuju lobby untuk mencari pak Manajer dan mengucapkan terima kasih. setelah itu saya langsung menuju kamar untuk shalat dan melanjutkan mengerjakan tugas. bu Eny sedang santai karena tugasnya telah selesai dan sudah mendapatkan sertifikat. "Ayo li, semangat. masih ada 30 menit lagi tuh deadline nya..." saya berusaha untuk menyelesaikan lebih cepat. dan akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas tersebut tepat waktu... alhamdulillah, setelah tugas2 saya di periksa pak Jimmy (penilai), saya berhasil mendapatkan sertifikat calon asesor ini :-) 

Ada beberapa peserta juga yang baru menyerahkan tugasnya, tapi banyak juga yang sudah check out, dan berniat mengerjakan tugasnya di rumah, seperti pak Sindu. Akhirnya malam itu, saya ngobrol-ngobrol dengan bu Eny dan peserta yang belum check out, terutama yang berasal dari luar jawa...

Acara yang berkesan, dimana saya bisa banyak belajar, mengenal banyak orang, mengerti lebih banyak hal... unbelievable momment..
semoga bisa menjadi asesor yang bermartabat dan profesional :-)


-end of the story-

[2/3] menjadi asesor mandor tanah..

Hari ke-2 diklat asesor...

Di hari kedua ini, ternyata peserta mendapat tugas dari instruktur. yaitu merencanakan, mengadakan, dan mengkaji ulang assesment. Tugas wajib ini diberikan per-individu dan harus dikumpulkan esok pagi, setengah jam sebelum masuk. waah... alamat gak akan tidur semalaman nih... kalau runut kerjanya sih saya mengerti. tapi yang saya khawatirkan adalah bidangnya. walau bagaimanapun saya belum pernah terjun langsung ke konstruksi...

Taraaaa... bener juga. Hiks.. aku dapat kerjaan meng-assesment mandor tanah. Pekerjaan ini sebenarnya masuk bagian teknik sipil, entah mengapa panitia memilihkan tugas itu untuk saya. padahal di CV kan tidak ada pengalaman di bidang sipil apalagi jadi mandor tanah... how can?? tapi saya rasa protespun tidak akan mengubah keputusan panitia. karena semua sudah dibagi tugasnya masing-masing... tidak ada tugas yang sama satu dan yang lainnya..

Apa perasaanmu jika kamu harus menguji seorang profesional yang kau sendiri tak pernah berhubungan dengan bidang tersebut?

Dengan berharap kemudahan dari Allah, akhirnya saya mengerjakan tugas tersebut. Saya dan bu Eny mengerjakannya di lobby hotel. kebetulan banyak juga yang mengerjakannya di sana, termasuk Pak Sindu. Karena Bu Eny dan Pak Sindu tugasnya hampir sama (bidang elektrikal), mereka akhirnya sharing bareng. sedangkan saya harus mengerjakan sendiri, karena bidang tata lingkungan cuma 4 orang dari 60 orang, itu juga saya belum kenal orangnya yang mana saja... kebanyakan mereka adalah sipil, elktrik, dan mekanik.

Tak tahan kantuk, akhirnya saya balik ke kamar jam 02.00 WIB, namun banyak juga yang masih mengerjakan tugas tsb...  mungkin mereka tidak akan tidur. hmm kalo saya sudah tidak punya ide lagi yang mau saya tulis. walaupun saya tdak ngantuk, saya rasa saya tidak akan bisa mengerjakan karena memang sudah tidak tahu lagi yang akan saya tulis.

Menurut saya bagian tersulit adalah saat harus membuat soal. kalau tidak salah soal yang harus dibuat sekitar 60 soal plus skema alat atau gambat teknis... soal2 tesebut harus disertakan jawabannya... God, kalau disuruh buat soal-soal kimia sih saya bisa, tapi kalau disuruh buat soal2 yang berhubungan dengan mandor tanah bisakah?? kenyataannya saya bisa membuat pertanyaannya, tapi jawabannya tidak tahu :-D

Dengan soal yang kurang dan tanpa jawaban, saya kumpulkan tugas saya ke panitia, tepat jam 7.30 WIB. dan saya bisa menikmati sarapan pagi dengan tenang. ternyata banyak juga yang belum selesai juga tugasnya... malah ada beberapa yang minta bantuan dari temannya yang berada di asosiasi... yang lebih parah, ada peserta yang menyerahkan tugasnya pada tukang rental untuk diketikkan, sedangkan ia ber-sauna ria... Saya dan Bu Eny hanya terpaku; aneh :-(


cerita hari ke-3... to be continued...

Sunday 11 April 2010

[1/3] merasakan menjadi asesor konstruksi ^_^

Akhirnya sampai juga di lokasi. setelah banyak bertanya kepada teman, jalan menuju hotel ini saya berangkat dengan backpacker-an. Ngeri nyasar juga sih, karena saya belum pernah ke daerah sini. Alhamdulillah akhirnya bisa sampai tepat waktu, tanpa nyasar. Spanduk selamat datang terbentang di halaman ini. hmm... bener inilah tempatnya!

Awalnya sempet mengira bahwa saya tidak jadi ikutan diklat asesor angkatan 25 yang diadakan LPJKN ini, karena quota dari Hiptasi terbatas (himpunan profesi konstruksi.... yang membiayai saya ikut diklat ini) mungkin saya dan teman saya akan ikut diklat angkatan selanjutnya. Ternyata ada seorang teman yang seharusnya ikut diklat ini berhalangan hadir karena harus menjalankan tugas kantor kita, akhirnya ketua Hiptasi menunjuk saya untuk menggantikan dia... awalnya sempat menolak, karena esoknya saya pun harus kerja di lab, ditambah saya tidak punya background sama sekali di bidang konstruksi. tapi atas dorongan dari beberapa teman, dan dukungan dari chief engineer saya di kantor maka sayapun memutuskan untuk ikut serta dengan harapan mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat. bukan sekedar mendapat sertifikat.


Setelah sampai di meja registrasi, Pak Sindu (dari hiptasi juga) menyambut saya, dan memberi tahu bidang yang akan saya masuki; Tata Lingkungan. Ya, mungkin ini yang paling dekat dengan Bidang saya (Kimia) dibanding bidang konstruksi lainnya (Arsitektur, Sipil, Mekanikal dan elektrikal). 

Saya memasuki ruangan, mempati tempat yang telah disediakan panitia. Hmm... ternyata kebanyakn pesertanya bapak-bapak... dari 60 peserta, yang perempuan hanya 5 orang (termasuk saya). Rata-rata usia mereka di atas 45 tahun. hmm... i'm the Youngest ^_^ 
banyak yang telah pensiun dari PNS (Dept. PU, Depnaker, dll), dan yang pasti telah banyak berkecimpung di dunia konstruksi minimal 5 tahun... oh my God... bahkan saya ngga kepikiran tentang dunia konstruksi. Mudah-mudahan saya bisa mengikuti diklat ini dengan sukses... Amiin.

Materi demi materi kami ikuti. Alhamdulillah, ternyata mudah memahaminya. ditambah penyampaian materi yang bagus oleh para pembicara, membuat kami sangat antusias. saat coffee break dan makan siang saya sempat kenalan dan ngobrol dengan bapak2 peserta lainnya, ternyata banyak dari mereka berasal dari luar jakarta, seperti bandung, aceh, medan, padang, pontianak, bahkan NTB... Waah... saya tidak menyangka...
dari mereka, saya jadi tahu dunia konstruksi saat ini. pengetahuan yang baru...

Sampai saatnya harus check in (kita punya jatah menginap dari hari ini/rabu sampai sabtu..), saya bingung juga mau sekamar dengan siapa ya. maklum sampai sore ini saya belum kenalan dengan para ibu-ibu satupun... akhirnya saya ke resepsionis untuk check in, disana tenyata masih ada 2 kamar perempuan yang masih satu orang. Akhirnya saya memilih sekamar dengan bu Eny Zuraida (dari pontianak). entah mengapa feeling saya mengatakan ia bisa menjadi roomate saya... entah karena diantara 5 orang perempuan yang mengikuti diklat ini, hanya saya dan beliau yang pakai kerudung, atau karena namanya 'zuraida' tidak asing bagi saya, seperti nama dosen saya di kampus. Dan ternyata diapun berfikir demikian, " Lia, tadi sebenarnya ibu ingin berkenalan dengan Lia, makanya tadi pas materi ibu lihat2 ke arah lia terus. inginnya sekamar dengan Lia juga, soalnya ibu gak berani juga sekamar sendiri. Makanya tadi pas di telepon resepsionis kalau akan ada teman sekamar ibu yaitu Lia, ibu senang sekali..." Subhanallah... "saya juga senang sekali bia berkenalan dan sekamar dengan Ibu" sambutku senang ^_^

Kamar 455 yang nyaman untuk istirahat... berlatar pemandangan kota Jakarta. Paling indah jika waktu malam, lampu-lampu jalan dan kendaraan yang meramaikan malam... subhanallah, sayang resolusi kamera hp ini gak cukup untuk mengabadikannya.

Alhamdulillah tidak ada masalah antara saya maupun bu Eny, kita sama-sama orang yang enjoy, punya suhu dan semangat yang sama... juga sama-sama konyol, hehe...
walaupun usianya sama dengan usia ibuku, beliau adalah orang yang energetic, gemar belajar dan penuh semangat (gue banget, hehe). sampai selesai materi hari pertamapun kita semangat untuk belajar kembali materi yang tadi diajarkan (plus diktat yang tebel abiss), walaupun akhirnya kita sama-sama ketiduran sampai pagi dengan diktat yang belum sempat dibuka hehe... maklum tempat tidurnya enak pisan :-p

Esoknya saking nyantainya, kita sampai tidak sempat sarapan. akhirnya mengikuti materi dengan perut keroncongan. but, no problem. Kita bisa mengenyangkan perut kita saat coffee break :-D


cerita hari ke 2 ...to be continued... ^_^

Saturday 10 April 2010

from hospital to hotel

...entah apa yang membuatku sehingga tak sadar kalau hari ini adalah hari lahirku...
 
bunyi sms membangunkan saya dari tidur... tak langsung membuka hp, saya menyempatkan untuk melihat adik yang terbaring di ranjang rumah sakit ini. Alhamdulillah tidurnya masih nyenyak... beberapa malam ini ia tidak bisa tidur nyenyak, karena panasnya yang tinggi. Dia terkena DBD yang mengakibatkannya harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit. itu juga yang membuat saya harus menginap beberapa hari ini di rumah sakit. 
Saya, ayah, dan ibu bergantian untuk menjaganya. Saya mendapat bagian jaga malam. Untungnya jemputan /55 lewat di depan rumah sakit ini, jadi bisa langsung berangkat kerja :-)


sebuah sms dari teman kantor membuat saya kaget, "oh iya ya.. hari ini kan milad ku... hmm, bertambahlah setahun umurku... kok lupa yaa.." kemudian muncullah sms-sms ucapan milad lainnya beserta do'a-do'a untuk saya, termasuk dari yang saya sangat cintai; ayah dan ibu, juga adik2ku... Jazakumullah khair, telah ingat miladku *padahal saya aja lupa :-P *


hmm.. mudah-mudahan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin...
bergegas segera saya bersiap menuju Hotel Patra Jakarta. Ya, saya telah terdaftar menjadi peserta pelatihan asesor konstruksi LPJKN angkatan 25. So, saya akan menghabiskan hari ini *hari lahir* dan beberapa hari kedepan bersama orang-orang yang baru. 


aku tidak tahu, kapan harus menentukan momentum milad ini...
jika mengacu pada kalender masehi, tentu ini adalah hari lahirku
bagaimana jika mengacu pada kalender hijriah? tentu bukan sekarang hari lahirku...
bagaimana jika mengacu pada kalender china? tentu bukan sekarang hari lahirku...
bagaimana jika mengacu pada kalender jawa, dll? tentu  bukan sekarang hari lahirku...

kapankah hari lahirku yang sebenarnya, mungkin aku bisa mengambil salah satunya untuk menjadikannya sebagai momen muhasabah, momen renungan untuk resolusi yang lebih baik...

Ya Allah, jika aku harus menghadap-Mu di usia ini, matikanlah aku dalam keadaan husnul khotimah, dalam keadaaan iman terbaik, hingga kubisa berada di keridhoan-Mu...

For my sister, semoga Allah segera mengangkat penyakitmu dan menyembuhkanmu... Amiin.

Jakarta, 7 April 2010
Hotel Patra, Lantai 4

kembali pada profesi nyata... setelah 3 hari kemarin berperan di bidang yang belum pernah terbesit :-(