Monday 2 August 2010

Bercita-cita menjadi Ahlul Qur'an


Alhamdulillah akhir Juli ini berkesempatan menghadiri mabit dan kajian Al-Qur'an di LTQ Al-Hikmah. Taujih kali ini dibawakan oleh Ustadz Abdul Azis Abdul Rauf Al Hafidz, masih berbicara seputar Mencintai al Quran. Saya memang sangat menikmati taujih-taujih dari beliau. Seperti taujih-taujih beliau yang sangat menyentuh, kali ini tentang menjadi seorang Ahlul Quran.. Subhanallah, sangat menginspirasi buat saya dan peserta lainnya untuk menjadi seorang ahlul Quran. Metodenya dimulai dengan pengisian kuesioner, dan beliau menjelaskannya per-point. Sungguh memberikan motivasi luar biasa untuk terus mengakrabkan diri dengan Al Quran... berikut saya tuliskan beberapa ringkasannya. Semoga bermanfaat.


"Allah punya keluarga, yaitu Ahlul Quran."

Siapakah Ahlul Quran?
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min , laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Yang dimaksud dengan "muslim" di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mu'min di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya." (QS. Al-Ahzab:35)
"Mereka adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji, yang melawat (Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu pengetahuan atau berjihad. Ada pula yang menafsirkan dengan orang yang berpuasa), yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat munkar, dan yang memelihara had-had (hukum-hukum) Allah.  Dan gembirakanlah orang-orang Mukmin itu" (QS At-Taubah: 112)

Tipe jiwa manusia terhadap Al-Quran:
1. Jiwa yang kosong dari Al-Quran
Beliau mengibaratkan seperti gelas AMDK yang kosong, mudah sekali jatuh tertiup angin. Jiwa yang kosong seperti ini mudah terguncang. Tidak berarti apa2. Tidak bisa memberi, manfaat untuk orang lain karena untuk dirinya sendiri saja ia tidak punya. Gelas kosong seperti ini biasanya tempatnya di tong sampah.
2. Jiwa yang sudah beriman tapi sedikit membaca Qur'annya.
Beliau mengibaratkan seperti gelas AMDK yang terisi sedikit air. Jiwa yang seperti ini tidak bisa memberi banyak manfaat kepada orang lain, karena untuk dirinya sendiri saja ia kekurangan, masih mengalami kekosongan setengah jiwanya.
3. Jiwa yang terus berusaha untuk lebih dekat dengan Al-Quran 
Dengan banyak berdzikir kepada Allah. Beliau mengibaratkan seperti gelas AMDK yang isinya selalu ditambahkan air ke dalamnya. Orang seperti ini selalu berusaha untuk mencari tausiyah, menghadiri kajian Qur'an, berusaha untuk lebih dekat dengan Al-Qur'an. Semangatnya bertambah dan bertambah lagi sehingga jiwanya dipenuhi dengan Al-Quran. Jiwa yang seperti ini sangat berpotensi 'membasahi' sekelilingnya dengan Al-Quran. Jiwa yang kokoh, tak mampu tergoda.
Termasuk tipe yang manakah anda?

Berikut review per-point dari pertanyaan di atas. Ada beberapa yang saya tambahkan untuk melengkapi point-point tersebut. Insya Allah tidak menyimpang dengan yang dijelaskan Ust. Abdul Azis Abdul Rauf. Kolom realisasi yang telah terisi merupakan target yang harus dicapai untuk menjadi seorang ahlul Quran.

1) Berapa kali khatam Al-Quran dalam satu tahun ini?
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
Tilawatul qur’an; itulah kunci utama kesuksesan ulama-ulama terdahulu dan para sahabat yang hebat. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Usahakan agar Anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.”

Keutamaan mengkhatamkan al-Qur’an
a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah 
Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)

b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah saw. mengatakan, “Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (HR. Addarimi)

c. Mendapatkan doa/shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan, “Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore hari.” (HR. Addarimi.)

d. Mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (HR. Tirmidzi)

2) Melaksanakan Qiyamullail
Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Qiyamullail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta. Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepadanya. Kalau Allah swt. mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba, baik aktivitas di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Sang hamba akan dekat dengan Rabbnya, diampuni dosanya, dihormati oleh sesama, dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.
Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
So, sesibuk-sibuknya kita, jangan tinggalkan qiyamul lail. Di questioner targetnya tiap malam lho kalau mau jadi ahlul qur’an ^_^

3) Qiyamul lail 1 juz, minimal 1 bulan 1 kali. 
Nah ini keren banget. Bisa jadi sarana kita dalam menjaga hafalan kita. Suatu pembelajaran yang akan bikin kita makin cinta dan makin lengket dengan Al-quran. 
 
4) Tahfidzul Quran.
Tahfidz: kegiatan ibadah setiap orang beriman. seorang tahfidzul Quran adalah orang yang menjaga Al-Quran karena arti kata Tahfidz sendiri bisa berarti menjaga. Siapa yang menjaga Al-Quran dalam dirinya, maka Allah juga akan menjaganya ^_^
Hakikat menghafal: membaca Al-Quran sebanyak-banyaknya. Menghafal suatu surat hakikatnya membaca surat itu sebanyak-banyaknya, seperti membaca surat Al-Fatihah. Jadi kalo mau hafal, baca/ulangi sebanyak-banyaknya. Programkan hafalan bagi diri kita (meskipun sangat minim) agar di otak kita ada file Al-Qurannya, bukan hanya file nasyid atau lagu-lagu gak jelas, hehe...

5) Membaca tafsir al-Quran dalam 1 bulan
Tidaklah Allah menurunkan Al-Qur'an Al-Karim kepada manusia melainkan agar mereka memahaminya, memikirkan dan mengamalkannya. Allah Ta'ala berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”(QS. Shod: 29) 
Jadi tidak cukup jika kita hanya bisa membaca Al-Quran saja. Kita juga harus tahu maknanya agar bisa mengamalkannya. Sering-seringlah ikut kajian tafsir Quran...

6) Programkan untuk mencari dan menghafalkan doa-doa yang ada di dalam Al-Quran. 
Doa-doa yang disebut di dalam Al-Quran adalah yang direkomendasikan Allah. Contoh: 
Salah satu doa orang beriman yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim ayat 8)
Doa ini dipanjatkan kepada Allah ta’aala oleh orang-orang beriman pada saat mereka melintasi jembatan di atas neraka. Suatu jembatan yang digambarkan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang.” Setiap orang yang pernah mengucapkan kalimat tauhid akan melintasi jembatan yang membentang di atas neraka.

7) Tadarus Al-Quran bersama keluarga dalam 1 bulan --> membentuk keluarga islami
Merupakan dambaan bagi setiap mukmin sejati memiliki sebuah keluarga Qur’ani. Keluarga yang didalamnya selalu ramai dengan suara quran. Didalamnya tidak pernah sepi dari aktifitas Qur’ani. Membacanya, menghafalnya, mentadabburinya, mengamalkannya. Ibu, bapak, anak-anak, mertua, orang tua, bahkan khodimatpun (pembantu) ikut terlibat meramaikan suasana rumah dengan Al Quran. Indah. Sangat indah. Keindahannya digambarkan oleh sebuah ungkapan indah dari seorang sastrawan sekaligus mujahid dakwah syekh Sayyid Quthb r.a : 
Alhayyah fi zilalil quran ni'mah, ni'matun laa ya'rifuha illa man dzaaqoohaa.
"Hidup dibawah naungan Al Qur’an begitu nikmat, kenikmatannya tidak pernah dirasakan kecuali oleh orang-orang yang pernah merasakannya" 

8) Mengulang hafalan bersama keluarga.
Ini juga harus jadi agenda rutin agar semua anggota keluarga termotivasi untuk selalu berusaha menghafal Al-Quran.
Contoh: bisa belajar pada keluarga Hasan Al-Bana dan Ust. Mutammimul Ula
Kegiatan terbaik mendengarkan Al-Quran adalah saat menjadi makmum.

9) Mengajar Al-Quran
Mengajar Al-Quran --> ada janji kebaikan yang amat besar yang tidak tergantikan oleh yang lain. Jika kita tidak berkesempatan untuk mengajarkan Al-Quran, kita bia membiayai saudara atau teman kita untuk belajar Al-Quran. Karena siapa yang membiayai pengajaran Al-Quran maka ia telah mengajarkan Al-Quran.

10) Membiasakan untuk mendengar ayat-ayat Al-Quran --> harus lebih  lebih disukai daripada mendengrakan nasyid. Banyak mendengar Al-Quran bisa melembutkan hati. Bahkan banyak para sahabat Rasul yang masuk islam karena hatinya tersentuh oleh bacaan Al-Quran.

11) Tadabbur Al-quran
Tadabbur = menghayati Al-Quran, tidak hanya di lidah tapi merasuk ke dalam hati. Dimaksudkan agar diri kita tidak mudah digerogoti syetan yang selalu menggoda. Sebaik-baik tadabbur adalah saat kita membacanya dalam shalat.

12) Rutin membaca Al-Matsurat.
Membaca Al-Matsurat/ wirid merupakan salah satu sarana dzikir (mengingat Allah) di samping sarana-sarana yang lain. Setiap mukmin harus senantiasa mengingat Allah dalam setiap kesempatan. Yang demikian ini akan menguatkan hatinya dan menjaga kestabilan jiwanya. Dzikir kepada Allah setiap saat juga merupakan karakteristik para ulul albab (orang-orang yang berakal). Allah berfirman,“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring ........ “ (Ali Imran : 191)
wirid Al-Ma’tsurat bisa kita amalkan setiap hari pada pagi dan petang hari. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan nama) Allah dengan berdzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Al-Ahzab : 41-42)
Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman, “Aku itu ada pada persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam sebuah jamaah, Aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka.” (Muttafaq ‘alaih)

13) Surat pilihan pekanan  
pada hari jumat --> surat Al-Kahfi, agar kita erhindar dari dahsyatnya ujian kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa membaca surat Al-Kahfi maka akan terhindar dari fitnah dajjal.
Dari Abi Said Al Khudri ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at akan diterangi cahaya antara dua Jum'at."(Diriwayatkan oleh Hakim dan Baihaqi, Hadis di atas sahih)
Ketika menyeberangi jembatan di atas neraka, keadaan sangat mencekam dan gelap. Sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa orang akan menyeberangi jembatan itu sesuai cahaya yang ia miliki. Cahaya tersebut berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan amal kebaikan yang telah diinvestasikan seseorang sewaktu hidupnya di dunia. Orang yang beriman akan sanggup menyeberanginya hingga selamat sampai ke ujung. Sedangkan orang munafiq akan mengalami gangguan dalam menyeberanginya sehingga mereka bakal jatuh terjungkal ke dalam panasnya api neraka di bawah jembatan tersebut.Bila setiap hari Jum’at kita disiplin membaca surah Al-Kahfi, maka insyaAllah hidup kita sepanjang umur akan senantiasa deterangi cahaya untuk bekal keselamatan di akhirat, khususnya ketika melintasi jembatan di atas neraka. Amin...
Rasulullah saw bersabda:“Maukah aku tunjukkan padamu suatu surat yang diikuti oleh seribu malaikat ketika diturunkan, dan keagungannya memenuhi antara langit dan bumi?” Sahabat menjawab: Mau. Rasulullah saw bersabda: “Surat Ashhabul Kahfi. Barangsiapa yang membacanya pada hari Jum’at, Allah akan mengampuni dosanya sampai Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari, diberi cahaya yang mencapai ke langit, dan akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 243)
Rasulullah saw bersabda:“Barangsiapa yang menjaga sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, ia akan memiliki cahaya pada hari kiamat.” Hadis ini bersumber dari Abu Darda’ dari Nabi saw. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 243). sumber.

14) Membaca surat Al-Mulk sebelum tidur 
Ganjarannya: aman dari azab kubur jika saat tidur kita meninggal.
Dari Ibnu Mas'ud ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Surat Tabarak (Al-Mulk) adalah penjaga dari azab kubur."(Diriwayatkan oleh Hakim dan Abu Na'im, Hadis di atas sahih)

15) Meneteskan air mata karena A-Quran 
Paksakan kalau perlu, Maka tidak akan disentuh api neraka

QS. Al-kahfi ayat 1 --> Al-Quran patut disyukuri. 
Pernahkah kita bersyukur saat kita bisa membaca Al-Quran di hari ini? Ataukah bagi kita tidak ada rasa yang berbeda ketika bisa membaca Al-Quran dan tidak? Padahal itu adalah karunia yang sangat besar. Semestinya kita berbahagia karena Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa membaca ‘surat cinta’-Nya untuk kita.

Kepekaan kita terhadap Al-Quran dipengaruhi oleh:
1. Amal shalih
Semakin banyak amal shalih yang kita lakukan maka hati kita akan semakin peka terhadap Al-Quran.
2. Kefahaman terhadap Al-Quran
Jika kita faham terhadap Al-Quran maka kita akan semakin peka terhadap Al-Quran dan tingkah laku kita akan mengikuti yang kita fahami dari Al-Quran.
3. Keakraban terhadap Al-Quran
Semakin kita akrab dengan Al-Quran maka Al-Quran akan selalu ada dalam jiwa kita hingga kita tak sanggup berpisah dengan Al-Quran.
4. Penerjemahan suatu ayat terhadap kehidupan
Misal: memahami surat At-Taubah, Al-Anfal --> semangat berjihad 

Wallahu'alam bishawab
semoga bisa memotivasi kita untuk senantiasa dekat dekan Al-Quran dan hidup di bwah naungan Al-Quran.


7 comments:

  1. matur nuwun sudah berbagi..ijin copas ukh...

    ReplyDelete
  2. sami-sami...
    tafadhal. semoga bermanfaat...

    ReplyDelete
  3. semoga bisa memotivasi kita untuk senantiasa dekat dekan Al-Quran dan hidup di bwah naungan Al-Quran. Aamiiin...

    terimaksih...
    izin copast ya?!

    ReplyDelete
  4. Jazak Allohu khoir Lia di forward yah :)

    ReplyDelete
  5. semoga kita menjadi Ahlullaah...aamiin

    ReplyDelete