Thursday 29 October 2009

Momentum Kepahlawanan

Seseorang tidak menjadi pahlawan karena ia melakukan pekerjaan-pekerjaan kepahlawanan sepanjang hidupnya. Kepahlawanan seseorang biasanya mempunyai momentumnya. Ada potongan waktu tertentu dalam hidup seseorang dimana anasir kepahlawanan menyatu padu. Saat itulah ia tersejarahkan.

Akan tetapi, kita tidak mengetahui kapan datangnya momentum itu. Yaitu, kematangan pribadi dan peluang sejarah. Simaklah firman Allah SWT, “Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan....” (Al-Qashash: 14)

Usaha manusiawi yang dapat kita lakukan adalah mempercepat saat-saat kematangan pribadi kita. Ini jenis kerja kapitalisasi asset kesejarahan personal kita. Yang kita lakukan di sini adalah mengumpulkan sebanyak mungkin potensi dalam diri kita, mengolahnya, dan kemudian mengkristalisasikannya. Dengan cara ini, kita memperluas “ruangan keserbamungkinan” dan sedikitnya membantu kita menciptakan peluang sejarah. Atau, setidaknya mengantar kita untuk berdiri dipintu gerbang sejarah.

Para pahlawan mukmin sejati tidak pernah mempersoalkan secara berlebihan masalah peluang sejarah. Kematangan pribadi seperti modal dalam infestasi. Seperti apapun baiknya peluang anda, hal itu tidak berguna jika pada dasarnya Anda memang tidak punya modal. Peluang sejarah hanyalah ledakan keharmonisan dari kematangan yang terabaikan. Seperti keharmonisan antara pedang dan keberanian dalan medan perang, antara kecerdasan dan pendidikan formal dalam dunia ilmu pengetahuan. Akan tetapi, anda harus memilih salah satunya, maka pilihlah keberanian tanpa pedang dalam perang, atau kecerdasan tanpa pendidikan formal dalam ilmu. Selebihnya, biarlah itu menjadi wilayah takdir dimana anda mengharap datangnya sentuhan keberuntungan.

Kesadaran semacam ini mempunyai dampak karakter yang sangat mendasar. Para pahlawan mukmin sejati bukanlah pemimpi di siang bolong, atau orang-orang yang berdoa dalam kekosongan dan ketidakberdayaan. Mereka adalah para petani yang berdoa ditengah sawah, para pedagang yang berdoa ditengah kecamuk perang. Mereka mempunyai mimpi besar, tetapi pikiran mereka tercurahkan sepenuhnya pada kerja. Sekali-kali mereka menatap langit untuk menyegarkan ingatan pada misi mereka. Namun, setelah itu mereka menyeka keringat dan kembali bekerja kembali.

Wilayah kerja adalah lingkungan realitas, sedangkan wilayah peluang adalah ruang keserbamungkinan. Semakin luas pijakan kaki kita dalam lingkaran kenyataan, semakin besar kemungkinan menjadi kepastian, mengubah peluang menjadi pekerjaan, mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Berjalanlah dengan mantap menuju rumah sejarah. Jika engkau sudah sampai di depan pintu gerbangnya, ketuklah pintunya dan bacakan pada penjaganya puisi Khairil Anwar:

Aku
kalau sampai waktuku
ku mau tak seorang kan merayu
tidak juga kau ….

Anis Matta

12 comments:

  1. Aku juga pahlawan mbk(konon) pahlawan devisa...^^

    ReplyDelete
  2. kok pahlawan devisa? emang kerjanya berhubungan dg devisa ya mba??

    ReplyDelete
  3. TKW khan identik dngn devisa, bener gak seh mbk? ^^

    ReplyDelete
  4. hmm.. *agak2 gak ngudeng seeh..* tp katanya seeh iya..

    ReplyDelete
  5. Kak Ali> aku kak. TKW di HongKong yg hobi nulis hehe...mbk Lia> aku bca di koran2 katanya begtu..penyumbng devisa negara bnyk dr para Tkw gt makanya di juluki pahlawan devisa...tp kok bgku aneh y mbk..aku seh pahlawan bt keluargaku hehe

    ReplyDelete
  6. bener juga sih, emang TKW menyumbangkan devisa yg besar bagi negara..
    subhanallah,, salut aku sama mba alya yang semangat untuk menulis... tetep semangat ya mba nulis nya, dan tetaplah menjadi pahlawan buat keluarga&orang2 tercinta... ^_^

    ReplyDelete
  7. Amin..Insya Alloh, berusaha membngun semangat menulis mbk. Aku juga pengen blajar dr tulisan2 mbk termasuk puisi(lg nunggu bukunya bkin penasaran ajah) hehe..krn di sini aku memanfaatkn sisa wkt luang di sela2 pekerjaan dr majikan. Pengalaman dan cerita selm di hk bnyk menjd inspirasi menulisku...:)

    ReplyDelete
  8. subhanallah.. kita sharing2 tulisan ya mba, saling berbagi hikmah dan pengalaman. mudah2an bisa menjadi perekam sejarah perjuangan hidup kita ^_^ Ganbatte!!

    ReplyDelete
  9. Semangat2 ^_^
    mengumpulkan modal sehingga ketika kita siap menangkap momentum kepahlawanan itu ketika tiba.

    ReplyDelete
  10. siip. mengumpulkan sebanyak mungkin potensi dalam diri kita, mengolahnya, dan kemudian mengkristalisasikannya...

    ReplyDelete