Friday, 30 October 2009
[Timeline] mengejar pelangi
- lia aprilia [aptx7486] on Plurk
my plurk... baru buat sih..
akan saya update setiap saat saya sempat hehe :-D
tapi ini cuma sarana buat belajar aja. gak akan jadi prioritas ^_^
Aku tidak akan mengikutimu (tentang Halloween)
Tadi malem miss Ret nanyaain lagi ke kita semua (sy dan tmn2 sekelas), mau ikutan atau gak. Tapi sebagian besar dari mereka sepertinya gak tertarik untuk ikutan, karena sereem,katanya.. tapi kalo di kelas anak2 smp dan sma, mereka semangat banget buat ikutan. malah pake briefing dan latihan segala. trus nyiapin kostum segala macem (namanya juga halloween, jadi kostumnya kudu yang serem2..) makanya lagi malem tuh tempat jadi rame banget walau dah lepas dari jam kursus. memang rencananya akan ada pertunjukan drama. trus ada games juga untuk mencari 7 buah "bola naga". jadi tiap kelompok harus berjalan menyusuri kelas2 di lantai 2, 3, dan 4. tiap kelas itu di dedekorasi dengan tema berbeda, kayak rumah tua berhantu, rumah sakit berhantu, dll tentunya plus hantu2nya, semacam pocong, kuntilanak, suster ngesot dll.. yah hantu2 indonesia lha.. oya, di tiap ruangan juga dipasang sound yang mendukung tema ruangan tsb. keren juga. jadi kayak beneran.. dan tentunya gelap2an, jadi makin mencekam suasananya..
Ada beberapa aturan juga yang bisa membuat kelompok tersebut didiskualifikasi. diantaranya menyakiti hantu tsb (hehe,, maklumlah yang jadi "hantu2-an" nya kan guru2 dan staff sono juga. walaupun waktu tahun kemaren katanya ada yang nambah lho jumlah hantunya... hiiyyy!!). Kalo tahun kemaren sih hadiah bagi kelompok yang menang dapet tiket makan dan nonton gratis di mal puri indah.
Saya sendiri gak mengerti apa makna dibalik perayaan Halloween, pas tanya om Google;
Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan di Amerika Serikat.Halloween berasal dari tradisi masyarakat Celtic—yang dulu mendiami Irlandia, Skotlandia, dan daerah sekitarnya—yang percaya kalau pada hari terakhir bulan Oktober, para arwah gentayangan di bumi. Tapi tradisi ini sebenarnya sudah lama. Sekitar abad pertama Masehi, masyarakat Celtic ditaklukkan oleh warga Romawi, yang kemudian menambahkan kebudayaan mereka ke dalam tradisi Halloween. Mereka menambahkan dua festival bernama Feralia, diperuntukkan untuk menghormati mereka yang telah meninggal, dan Pomona, yaitu festival untuk merayakan musim panen, diambil dari nama seorang dewi. Sekitar abad ke-8, gereja Katolik mulai merayakan tanggal 1 November sebagai hari untuk menghormati para santo dan santa yang tidak memiliki hari perayaan khusus. Maka mulailah tradisi bahwa misa yang diadakan pada hari itu disebut Allhallowmas, yang berarti misa kaum suci (red: dalam bahasa Inggris disebut hallow). Malam sebelumnya, tanggal 31 Oktober, lalu disebut All Hallows Eve. Inilah cikal-bakal Halloween. Lalu beranjak memasuki abad ke-18, banyak warga asal Eropa yang berimigrasi ke Amerika. Kebudayaan ini tetap mereka pertahankan, dan bentuk perayaannya terus berkembang sampai sekarang. Bagi anak-anak, Halloween berarti kesempatan untuk memakai kostum dan mendapatkan permen. Bagi orang dewasa, Halloween mungkin merupakan kesempatan untuk berpesta kostum. Simbol Halloween biasanya dekat dengan kematian, keajaiban, dan monster-monster dari dunia mitos. Karakter yang sering dikaitkan dengan Halloween, misalnya karakter setan dan iblis dalam kebudayaan Barat, manusia labu, makhluk angkasa luar, tukang sihir, kelelawar, burung hantu, burung gagak, burung bangkai, rumah hantu, kucing hitam, laba-laba, goblin, zombie, mumi, tengkorak, dan manusia serigala. Di Amerika Serikat, simbol Halloween biasanya dekat dengan tokoh dalam film klasik, mulai dari Drakula dan monster Frankenstein. Hitam dan oranye dianggap sebagai warna tradisional Halloween, walaupun sekarang banyak juga barang-barang Halloween yang berwarna ungu, hijau, dan merah.
Halloween juga sebuah perayaan untuk menandai awal musim dingin dan hari pertama Tahun Baru bagi orang kafir kuno dari Kepulauan Inggris. Pada kesempatan ini, mereka meyakini bahwa roh-roh dari dunia lain (seperti jiwa-jiwa orang mati) dapat mengunjungi bumi selama waktu ini dan berkeliaran. Pada saat ini, mereka mengadakan perayaan untuk dewa matahari dan penguasa yang mati. Matahari mengucapkan terima kasih atas hasil panen, dan memberikan dukungan moral untuk menghadapi "pertempuran" dengan musim dingin. Pada zaman kuno, orang-orang kafir membuat pengorbanan hewan dan tanaman untuk menyenangkan para dewa. Mereka juga percaya bahwa pada 31 Oktober penguasa (Tuhan) yang mati mengumpulkan semua jiwa-jiwa orang-orang yang telah meninggal pada tahun itu. Jiwa-jiwa setelah kematian, akan tinggal di dalam tubuh binatang, maka pada hari ini tuhan akan mengumumkan bentuk yang seharusnya diterima oleh mereka selama tahun berikutnya.
Keyakinan saya tidak mempercayai itu. Agama saya tidak megajarkan itu. itulah yang membuat saya ogah untuk ikutan Halloween. Hampir semua tradisi Halloween didasarkan dalam budaya pagan kuno, atau dalam budaya kekristenan. Dari sudut pandang Islam, kepercayaan ini sama dengan bentuk penyembahan berhala alias syirik. Sebagai Muslim, kita seharusnya menghormati dan menjunjung tinggi iman dan keyakinan kita. Bagaimanapun Tuhan kita adalah Allah SWT, selain itu tidak ada. Adalah kesalahan besar ketika kita, anak-anak, atau keluarga kita merayakan sesuatu tanpa tahu latar-belakang dan tujuannya, hanya karena di antara teman-teman kita sudah biasa melakukan. “Ah, kan sudah tradisi!” begitu sering kita dengar. Atau ada lagi yang melakukan karena ketidakmengertian mereka yang sangat parah. “Just for fun aja.” (untuk bersenang-senang).
Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a, dia berkata, “Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.”
Memang saya sedang belajar bahasa Inggris, tapi bukan berarti saya harus ikutan budayanya jugakan?? betul gak??
Thursday, 29 October 2009
Mengapa aku harus menulis??
Mungkin banyak di antara kita sepanjang kehidupan kita hingga saat ini tidak atau belum pernah menulis. Maksudnya menulis di sini adalah menuliskan pendapat-pendapat pribadi kita dalam sebuah tulisan bebas berbentuk esai, puisi, dalam bentuk cerita fiksi, atau dalam bentuk karya ilmiah.
Bagi kita yang di kampus atau pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, menulis adalah sebuah keterpaksaan yang harus diselesaikan. Karena jika kita tidak menyelesaikan sebuah karya tulis akhir (tugas akhir/ skripsi) maka kita tidak akan pernah menyelesaikan pendidikan kita di perguruan tinggi. Walau sekarang banyak biro jasa untuk pembuatan skripsi. Anda tinggal memberikan topic, tanpa penelitian tiba-tiba keluar hasil berupa buku skripsi.
Kebanyakan kita menganggap menulis adalah sebuah pekerjaan yang sangat sulit. Mengapa, salah satunya karena kita jarang mengemukakan pendapat, baik secara ilmiah atau tanpa memenuhi kaidah ilmiah. Terlepas dari menulis itu sulit dan sebagainya, saya ingin memberikan beberapa pendapat tentang menulis. Mengapa kita harus menulis di dalam hidup ini.
Ali Bin Abi Thalib mengatakan, ikatlah ilmu pengetahuan itu dengan cara menuliskannya. Alas an pertama kita harus menulis adalah cara yang paling ampuh untuk mengikat ilmu yang kita pelajari. Coba anda bayangkan ketika kita sekolah tapi kita tidak pernah mencatat penjelasan guru di kelas atau tidak pernah melatih kemampuan kita dengan mengerjakan latihan di buku pelajaran? Apakah anda mampu mempertahankan apa yang anda pelajari di kelas? Saya yakin tidak mungkin.
Umar bin Khattab menasihati para orang tua, Ajarkanlah sastra kepada anak-anakmu; agar anak pengecut menjadi pemberani. Sastra adalah salah satu bentuk karya tulis. Ia ada karena ada penulis yang menuliskannya. Mempelajari sastra secara tidak langsung, kita belajar menulis. Agar apa? Agar kita menjadi seorang pemberani. Minimal berani mengemukakan pendapat.
Tulisan yang buram itu lebih baik dari pada ingatan yang cemerlang. Dalam waktu yang lama, tulisan yang kita buat akan berkurang kualitasnya atau menjadi buram, namun hal itu lebih baik dari pada ingatan yang cemerlang. Kita membaca siroh bahwa banyak penghafal al Qur’an yang syahid dalam perang. Jika Umar tidak berijtihad menuliskan al qur’an waktu itu, mungkin kita hanya mendengar cerita tentang al qur’an dari mulut ke mulut.
Jika engkau tahu bahwa umurmu pendek, panjangkan ia dengan menulis. Kita tentu mengenal Ibnul Qayyim Al Jauziah, Imam Bukhari, Imam Muslim dan ulama-ulama lainnya. Begitu juga kita mengenal para ilmuan yang berjasa bagi perkembangan ilmu pengetahuan di jagad ini. Umur mereka seakan sangat panjang. Itu semua karena tulisan mereka masih kita baca hingga sekarang. Kita mengenal mereka, padahal kita tidak pernah bertemu dengan mereka.
Pramudya Ananta Toer berpesan, Menulislah. Selama engkau tidak menulis, engkau akan hilang dari dalam masyarakat dan dari pusaran sejarah. (Rumah Kaca; hal 325). Kita tidak akan pernah dikenal umat manusia jika kita tidak menulis. Kita akan hilang di pusaran sejarah umat manusia. Itu pesan seorang sastrawan legendaris Indonesia. Salah seorang calon penerima nobel sastra.
Scripta Manent Verba Volant – yang tertulis akan tetap mengabdi, yang terucap akan berlalu bersama angin. Seorang ulama besar dulu pernah mengatakan, jika aku berceramah, maka dakwahku hanya akan terbatas pada lingkaran orang yang hadir di depanku (di zamanku). Namun dengan menuliskan ilmu-ilmuku, muridku tidak terbatas hanya yang hadir. Dan ia tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Inilah sedikit alasan mengapa kita harus menulis. Paling tidak kita pernah menulis di dalam hidup kita. Budaya literasi (membaca dan menulis) adalah salah satu bukti ketinggian budaya suatu bangsa. Suatu bangsa akan dikatakan maju jika budaya literasi sudah menjadi kebiasaan di dalam masyarakat. Kita perhatikan Negara-negara maju, jumlah penduduknya yang menuliskan tentang hidup dan kehidupannya itu pasti jauh lebih banyak daripada penulis yang ada di Indonesia. Dan kita tidak diminta untuk menjadi professional, yang paling penting adalah kita tetap membaca, tetap menulis dan tetap bekerja.
Semoga bermanfaat.
Momentum Kepahlawanan
Akan tetapi, kita tidak mengetahui kapan datangnya momentum itu. Yaitu, kematangan pribadi dan peluang sejarah. Simaklah firman Allah SWT, “Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan....” (Al-Qashash: 14)
Usaha manusiawi yang dapat kita lakukan adalah mempercepat saat-saat kematangan pribadi kita. Ini jenis kerja kapitalisasi asset kesejarahan personal kita. Yang kita lakukan di sini adalah mengumpulkan sebanyak mungkin potensi dalam diri kita, mengolahnya, dan kemudian mengkristalisasikannya. Dengan cara ini, kita memperluas “ruangan keserbamungkinan” dan sedikitnya membantu kita menciptakan peluang sejarah. Atau, setidaknya mengantar kita untuk berdiri dipintu gerbang sejarah.
Para pahlawan mukmin sejati tidak pernah mempersoalkan secara berlebihan masalah peluang sejarah. Kematangan pribadi seperti modal dalam infestasi. Seperti apapun baiknya peluang anda, hal itu tidak berguna jika pada dasarnya Anda memang tidak punya modal. Peluang sejarah hanyalah ledakan keharmonisan dari kematangan yang terabaikan. Seperti keharmonisan antara pedang dan keberanian dalan medan perang, antara kecerdasan dan pendidikan formal dalam dunia ilmu pengetahuan. Akan tetapi, anda harus memilih salah satunya, maka pilihlah keberanian tanpa pedang dalam perang, atau kecerdasan tanpa pendidikan formal dalam ilmu. Selebihnya, biarlah itu menjadi wilayah takdir dimana anda mengharap datangnya sentuhan keberuntungan.
Kesadaran semacam ini mempunyai dampak karakter yang sangat mendasar. Para pahlawan mukmin sejati bukanlah pemimpi di siang bolong, atau orang-orang yang berdoa dalam kekosongan dan ketidakberdayaan. Mereka adalah para petani yang berdoa ditengah sawah, para pedagang yang berdoa ditengah kecamuk perang. Mereka mempunyai mimpi besar, tetapi pikiran mereka tercurahkan sepenuhnya pada kerja. Sekali-kali mereka menatap langit untuk menyegarkan ingatan pada misi mereka. Namun, setelah itu mereka menyeka keringat dan kembali bekerja kembali.
Wilayah kerja adalah lingkungan realitas, sedangkan wilayah peluang adalah ruang keserbamungkinan. Semakin luas pijakan kaki kita dalam lingkaran kenyataan, semakin besar kemungkinan menjadi kepastian, mengubah peluang menjadi pekerjaan, mengubah mimpi menjadi kenyataan.
Berjalanlah dengan mantap menuju rumah sejarah. Jika engkau sudah sampai di depan pintu gerbangnya, ketuklah pintunya dan bacakan pada penjaganya puisi Khairil Anwar:
Aku
kalau sampai waktuku
ku mau tak seorang kan merayu
tidak juga kau ….
Anis Matta
Wednesday, 28 October 2009
sumpah pemuda harapan bangsa
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
81 tahun yang lalu kata-kata itu terucap, namun terasa tak mudah mempertahankan makna Sumpah Pemuda. Kondisi yang kontradiktif yang menimpa bangsa Indonesia mendorong generasi muda saat ini untuk lebih berjuang mempertahankan Sumpah Pemuda. Pemuda saat ini sudah banyak yang tidak memahami lagi arti pentingnya Sumpah Pemuda, lunturnya nasionalisme diakibatkan oleh dininabobokan oleh materi dan ghazwul fikr. Berbeda dengan ketika perjuangan merebut kemerdekaan, adanya musuh bersama menyatukan suara bangsa Indonesia khususnya pemuda.
Padahal Pemuda, sebagai iron stock memiliki potensi yang tidak dimiliki para pendahulu mereka. pemuda juga memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan, agent of change. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka lakukan? Persaingan global yang semakin panas ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang pantas ditonton.
Pepatah arab mengatakan “Subbanul Yaum Arrizalul Ghoddan” Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Pemuda yang baik bukan mengatakan inilah aku bukan inilah Bapakku. Kemandirian pada diri pemuda harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan yang baik. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah saja akan tetapi tanggungjawab orang tua, masyarakat, dan setiap pribadi tentunya, untuk terus meningkatkan potensi diri...
Indonesia membutuhkan peran kita saat ini. Para mahasiswa misalnya, menjadi profesional di bidangnya adalah salah satu cara yang paling efektif. Berkumpul bersama dengan pemuda lain yang memiliki visi searah lalu membentuk sebuah gerakan nonanarkis yang tersusun secara rapih, dan berusaha menuju ke sektor-sektor penting yang menjadi pusat pengambil keputusan atau sektor yang menguasai hayat hidup bangsa ini. Kita bergerak bersama dengan tujuan untuk memperbaiki bangsa ini dibawah arahan yang jelas. Karena itu kita butuh pemimpin yang mampu menjalankan fungsi pembangkit kekompakan agar pergerakan kita tidak mengalami perpecahan intern. Selain itu, kita butuh integritas akhlak dan kepribadian. Sikap-sikap ini dapat dilatih dengan cara aktif di organisasi seputar kampus atau lingkungan masyarakat. Banyak ilmu yang dapat ditimba di sana. Pendewasaan pikiran, peningkatan daya analisis, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim dapat kita peroleh. Bersyukurlah bagi yang pernah mengenyam pendidikan organisasi semasa hidup di dunia kampus.
Bagi para Profesional, tetaplah berjuang demi Indonesia yang lebih baik. Tanpa terpengaruh hasrat untuk mengeruk keuntungan dengan kepentingan pribadi/golongan. karena tidak hanya akan menjerumuskan bangsa ini dalam jurang kehancuran tetapi juga akhlak dan kepribadian kita.
Singsingkan lengan baju pancangkan asa
Ukirlah hari esok pertiwi jaya
Bergandengan tangan tuk meraih ridho Allah
Buatlah negri ini selalu tersenyum
Bahagia dan Sejahtera dalam cinta-Nya
Tiada lagi resah tiada lagi duka lara
Negeri indah Indonesia
Memanggil namamu
Menyapa nuranimu
Negeri Indah Indonesia
Menanti hadirmu
Rindukan karyamu
Ba'da Upacara Hari Sumpah Pemuda with Menristek baru: Pak Suharna Surapranata
Bangkitlah negeriku, harapan itu masih ada
Monday, 26 October 2009
undangan pernikahan
yap, apalagi kalo bukan undangan walimahan?
sejak ba'da ied satu persatu sahabat dekatku (dan jauh juga) menggenapkan diennya. mulai dari yang masih di Bogor, Jakarta, Tangerang, Tegal, sampai yang di pulau seberang. seneeeng banget denger beritanya.. akhirnya mereka menemukan orang yang telah dijanjikan-Nya.
walau ada juga beberapa yang mengejutkan. mulai dari yang selama ini masih kuanggap "adek kecil" yang baru aja diwisuda yang akan menikah dengan seorang yang masih mahasiswi (subhanallah.. berani ya.. bravo buat adikku ini). trus ada juga teman dekatku yang sudah lama tak jumpa, akan menikah dengan rekannya yang sama-sama di BEM KM.. surprise aja buatku, hmm cocok deh.. sampai yang terakhir (pas tadi buka email), yang paling surprise buatku adalah sahabat perjuanganku di BEM FMIPA akan menikah dengan rekan satu BEM FMIPA. lucunya waktu di BEM mereka gak pernah akur, walaupun sama2 BPH (Sekretaris dan Bendahara) haha.. gak nyangka banget! tapi kalo jodoh mah, semua jadi masuk akal ya
Subhanallah, aku kagum sekali pada mereka yang memilih jalan yang telah disyariatkan-Nya untuk menikah. jalan yang dapat memperkecil masuknya dzon2 syetan. jalan yang bukan tumbuhnya cinta yang belum saatnya, cinta yang belum halal.. jalan yang insya Allah diridhoi Allah untuk keberkahan sebuah pernikahan..
Bagiku, melihat kehidupan para sahabat yang menikah di jalan dakwah, dapat memberikan kekuatan. melihat mereka, selalu memberiku semangat bahwa harapanku dapat terwujud. mereka menunjukkanku bahwa masih ada orang-orang yang tetap teguh dan eksis berjuang di jalan-Nya walau sudah berkeluarga. bahkan mereka masih bisa mempertahankan idealisme mereka yang terbangun di kampus, walau mereka telah keluar dari zona aman dunia kampus, memasuki real dakwah, masyarakat. mereka tetap istiqomah, tetap berjuang membelah jalan menuju ridho-Nya.
Jazakumullah saudara-saudariku..
ukhuwah indah kala wujud dalam pengorbanan dan kasih sayang...
tetaplah disini saudaraku...
dijalan keimanan dan keislaman...
tetaplah bersama-sama meniti jalan ini...
hingga usai dalam ukhuwah islamiyah..
Thursday, 22 October 2009
Memecahkan Rekor Pribadi
Dalam era hiper kompetisi dewasa ini, bagaimana kita memahami kalimat yang demikian itu? Bukankah kita harus bersaing dengan orang lain, dengan siapa saja yang berusaha mengalahkan kita? Jika demikian cara berpikir kita, maka cerita yang dikirim seorang kawan berikut ini mungkin menarik untuk menjadi bahan renungan.
LOMPATAN SI BELALANG….
Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi di antara sesama belalang yang lainnya. Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi ke sana.
Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang itu bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan sombongnya.Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia lalu berkata lagi, “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita.”
“Baik,” jawab si anjing. “Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”
Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.
Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata, “Nah, belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.” “Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua?” “Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing. Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, tapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.”
Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum. “Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing. “Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.” “Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri. Iya nggak sih?”
Cerita sederhana di atas pernah membuat saya malu pada diri sendiri. Ketika masih berumur awal 35-an tahun, betapa sering saya membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Membandingkan antara profesi saya dengan profesi si Anu, antara pendapatan saya dan pendapatan si Banu, antara mobil saya dengan mobil si Canu, antara kesuksesan saya dengan kesuksesan si Danu, dan seterusnya. Hasilnya? Ada kalanya muncul perasaan-perasaan negatif, seperti iri hati atau kecewa pada diri sendiri, yang menganiaya rasa syukur atas kehidupan. Namun kala yang lain muncul juga semacam motivasi untuk bisa lebih maju dan berusaha lebih tekun agar bisa melampaui orang lain (pesaing?). Belakangan, saya menemukan cara bersaing yang lebih cocok untuk diri sendiri. Saya mulai mengukur kemajuan saya tahun ini berdasarkan prestasi saya tahun kemarin. Saya tetapkan bahwa tahun ini saya harus lebih sehat dari tahun kemarin; pendapatan dan sumbangan tahun ini diupayakan lebih tinggi dari tahun lalu; pengetahuan yang disebarkan tahun ini ditingkatkan dari tahun silam; relasi dan tali silahturahmi juga direntangkan lebih lebar; kualitas ibadah diperdalam; perbuatan baik dipersering; dan seterusnya. Dengan cara ini, saya ternyata lebih mampu mengatasi penyakit-penyakit seperti iri hati, dengki, dan rasa kecewa pada diri. Berlomba untuk memecahkan rekor pribadi yang baru, melampaui rekor yang tercapai di masa lalu, ternyata menimbulkan keasyikan dan rasa syukur yang membahagiakan.
Mungkin benar kata orang bijak dulu: kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, melainkan kemenangan atas hawa nafsu diri sendiri. Setujukah?
Sahabatku, Ujian dan Azab itu memang beda tipis. Tingkat kesulitannya kadang sama. Ujian itu biasanya hadir di depan (didahulukan), sedangkan azab biasanya hadir dibelakang. Azab diberikan kepada orang-orang yang bertingkah berlebih-lebihan, sedangkan ujian diberikan kepada orang-orang yang akan "dilebihkan-Nya".
Sunday, 18 October 2009
Saturday, 17 October 2009
Tahsin.. i miss u...
Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin AffanRadhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Tuesday, 13 October 2009
Tidak peduli apapun sukumu
siapakah aku?
Siapa aku…?!
Terkadang kata-kata itu muncul meraba maknanya..
Aku sebagai seorang anak
Aku sebagai seorang kakak
Aku sebagai seorang teman
Aku sebagai seorang engineering staff
Aku sebagai korwat divisi
Aku sebagai bagian dari sebuah jamaah
Aku sebagai seorang Muslim
Aku ingin bahwa orang memandang dan menilai aku sebagai absolute entity tanpa menghubung-hubungkan aku dari suku atau kelompok mana aku termasuk serta dari aliran apa aku berangkat.
Inilah yang disebut memahami manusia sebagai manusia
Aku mencoba menyadari bahwa aku sebagai diriku tidak mampu dijelaskan oleh namaku, tidak juga oleh identitas suku dan kewarganegaraanku, tidak oleh pilihan agamaku, tidak oleh kemampuan dan keterampilanku, tidak oleh pakaianku, tidak oleh makananku, tidak oleh kendaraanku, tidak oleh apapun juga kecuali bahwa aku adalah manusia yang berproses menjadi diriku sendiri, mengaktualisasaikan segenap potensi dengan mana aku diciptakan, menjadi otentik dalam arti unik dan tak terbandingkan dengan apapun atau siapapun yang "bukan" diriku.
Dalam hidup aku memainkan peran-peranku sebagai seorang anak, kakak, teman, engneering staff, dsb. Namun pertanyaan "Siapa aku?" akan terus berproses mencari jawabannya sendiri.
Mungkin, aku adalah aku ketika maut menjemput..
Yang pasti setiap orang itu otentik, orisinal, unik dan bukan tiruan
Tuhan terlalu kreatif untuk menciptakan dua insan yang sama persis seratus persen!
Setiap diri memiliki beragam cara untuk mengenal dirinya.
Setiap pribadi akan mengetahui bilik-bilik kepribadiannya.
Setiap lintasan hati, kerutan dahi, rangkaian ucapan, lipatan usaha, walaupun pribadi itu sendiri sudah benar-benar mengenalnya, namun Allah Maha Mengetahui atas segalanya.
Terung Pedas ala Szechuan
Description:
Sajian terung yang satu ini memang sangat populer. Tekstur lembut renyah terung dipadu dengan saus daging cincang yang pedas-pedas gurih. Lauk yang enak dimakan panas-panas ini rasanya bakal bikin ketagihan! Mau coba?
Ingredients:
Bahan:
400 g terung ungu
2 sdm minyak sayur
2 siung bawang putih, cincang halus
75 g daging sapi cincang
50 g paprika hijau, iris kasar
50 g wortel, iris tipis
2 sdm saus tiram
1 sdt cabai giling
1 sdm kecap manis
1 sdm kecap asin
1/2 sdt gula pasir
1/2 sdt merica hitam bubuk
1 sdt garam
150 ml air
1 sdt tepung maizena, larutkan dengan sedikit air
Directions:
Cara membuat:
* Belah-belah terung lalu goreng dalam minyak panas hingga layu. Angkat dan tiriskan.
* Tumis bawang putih hingga kuning.
* Masukkan daging sapi, aduk hingga kaku.
* Masukkan paprika, wortel dan bumbu. Didihkan hingga layu.
* Tambahkan terung dan air, masak hingga bumbu meresap.
* Tuangi larutan maizena, aduk hingga mendidih dan kental.
* Angkat, sajikan hangat.
Terung Goreng Gaya Italia
Description:
Terung yang sarat serat, vitamin dan mineral ternyata sangat mudah diolah. Coba saja tumisan terung gaya Italia ini. Aroma harum minyak zaitun dan rempah membuat terung lebih enak dan sehat. Yang jelas mudah dibuat!
Ingredients:
Bahan:
4 buah terung ungu
4 sdm minyak olive
2 siung bawang putih, cincang
50 g bawang Bombay, cincang
1 buah cabai merah, iris kasar, jika suka
½ sdt merica hitam, memarkan agak halus
½ sdt oregano kering
1 sdt garam
1 sdm daun seledri cincang
Directions:
Cara membuat:
* Potong terung ukuran dadu 1,5 cm. Rendam dalam air yang dibubuhi sedikit garam.
* Tumis bawang putih dan bawang Bombay hingga layu.
* Masukkan potongan terung, masak hingga agak layu.
* Bubuhi bumbu, aduk rata.
* Taburi daun seledri cincang, aduk lalu angkat.
Cupcake Keju Buat Si Kecil
Description:
Jika si kecil kurang suka makan nasi, bisa saja digantikan dengan cake yang satu ini. Tambahan keju pada toppingnya bukan hanya membuat rasanya jadi gurih enak tetapi juga menambah pasokan nutrisi. Cocok juga untuk camilan mereka di sore hari.
*sumber: detik.com*
Ingredients:
Bahan:
150 g mentega
150 g gula pasir halus
3 butir telur
Ayak jadi satu:
175 g tepung terigu
1/2 sdt baking powder
1/2 sdt soda kue
1 sdt vanili bubuk
Topping:
150 g mentega
100 g keju krim
2 sdm gula halus
Taburan:
150 g keju cheddar, parut
Directions:
Cara membuat:
* Kocok mentega dan gula hingga lembut.
* Tambahkan telur satu per satu sambil kocok terus hingga tercampur rata.
* Tambahkan campuran terigu, aduk hingga rata
* Tuang ke dalam mangkuk kertas hingga 3/4 tingginya.
* Panggang dalam oven 180 C selama 30 menit hingga matang. Angkat dan dinginkan.
* Topping: Kocok mentega, keju krim dna gula hingga lembut.
* Olesi permukaan cake dengan adonan Topping.
* Taburi keju parut. Sajikan.
Sunday, 11 October 2009
Saturday, 10 October 2009
Alhamdulillah, aku diterima!
Friday, 9 October 2009
{do'a hari ini} Ya Allah, teduhkanlah hati ini dengan sejuknya ridhoMu, agar banyak amal yang sudi tersentuh tangan ini, agar banyak jalan kebaikan yang sudi ditapaki oleh langkah ini. Agar setiap bait asa tak hanya menjadi buih di lautan,tapi mampu menjadi sebentuk awan yang mgundang hujan rahmatMu. Ya Allah jikapun 'amal ku sedikit, jadkan 'amal itu berkualitas dihadapanMu, jikalau dosaku sebanyak air dilautan, ku yakini Engkau kan mengampuni....dan jangan Engkau jadikan sebab dosa kami sebagai penghalang RahmatMu pada kami... (do'a seorang sahabat)
Thursday, 8 October 2009
Wednesday, 7 October 2009
Pelangi Kehidupan
Dengan menyempurnakan ikhtiar dan memanjangkan do'a
Menatap masa depan dengan langkah sempurna
Memandang masalah dengan ketegaran
Memetik kesempatan dengan kesungguhan
Menyusuri tikungan perjalanan dengan lentera kesabaran..
Sungguh Allah telah menetapkan segala sesuatu untuk hamba-Nya
"i'malu fakullun muyassar"
Bekerjalah terus, maka Allah akan memudahkan
Tuesday, 6 October 2009
Jadilah Apapun juga..
JADILAH BATU KARANG
Sebab ia ‘kan menahan sengat binar mentari yang garang. Sebab ia ‘kan kokoh halangi deru ombak yang kuat menerpa tanpa kenal lelah. Sebab ia ‘kan melawan angin yang keras menghembus dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan. Sebab ia ‘kan menahan hempas badai yang datang menggerus terus-menerus dan coba melemahkan keteguhannya. Sebab ia ‘kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus. Sebab ia ‘kan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan.
JADILAH POHON YANG TINGGI MENJULANG
Sebab ia ‘kan tatap tegar bara mentari yang terus menyala setiap siangnya. Sebab ia ‘kan meliuk halangi angin yang bertiup kasar. Sebab ia ‘kan terus menjejak bumi hadapi gemuruh sang petir. Sebab ia ‘kan hujamkan akar yang kuat untuk menopang. Sebab ia ‘kan menahan gempita hujan yang coba merubuhkan. Sebab ia ‘kan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengenyangkan. Sebab ia ‘kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya. Sebab ia ‘kan berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunnya.
JADILAH PAUS BESAR
Sebab dengan sedikit kecipaknya, ia akan menggetarkan ujung samudera. Sebab besar tubuhnya ‘kan menakutkan musuh yang coba mengganggu. Sebab sikap diamnya akan membuat tenang laut dan seisinya.
JADILAH ELANG
Sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit. Sebab ia harus melanglang buana untuk mengenal medannya. Sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru. Sebab ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh. Sebab ia harus kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya. Sebab ia harus menukik tajam mencengkeram mangsa. Sebab ia harus menjelajah cakrawala dengan kepak sayap yang membentang gagah.
JADILAH MELATI
Sebab ia ‘kan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya.
JADILAH MUTIARA
Sebab ia berada di dasar samudera yang dalam. Sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia. Sebab ia begitu berharga. Sebab ia begitu indah dipandang mata. Sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam.
JADILAH KUPU-KUPU
Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini. Sebab ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan, hingga kemudian tiba saat untuk keluar.
TAPI, Menjadi apapun dirimu, bersyukurlah selalu. Sebab kau yang paling tahu siapa dirimu. Sebab kau yakini kekuatanmu. Sebab kau sadari kelemahanmu. Jadilah karang yang kokoh, elang yang perkasa, paus yang besar, pohon yang menjulang dengan akar menghujam, melati yang senantiasa mewangi, mutiara yang indah, kupu-kupu, atau apapun yang kau mau. Tapi, tetaplah sadari bahwa kita adalah hambaNya.
Itikaf 25 Ramadhan 1430H
diambil waku itikaf kemarin..
Agak2 ga jelas, soalnya diambil pake video HP.
and gak fokus, karena tempat mengambilnya terbatas.. dari lantai atas.
lokasi: Masjid At-Tin
*btw ini ketiga kalinya saya merekam aktivitas ba'da subuh tanggal 25 Ramadhan*
mudah2an bisa berlanjut ke rekaman video itikaf 25 Ramadhan 1431 H ^_^ amiin..
Monday, 5 October 2009
Friday, 2 October 2009
Sreenshoot awal Multiply
Pagi ini pas buka Multiply, kaget juga sih karena tampilan awal MP dah berubah...
mirip facebook kayaknya... tapi lebih keren ini sih.. hehe..
kayaknya Multiply bener2 all out untuk jadi lebih baik lagi..
BRAVO FOR MULTIPLY!!