Tuesday, 13 July 2010

Mengintip Rahasia Jodoh

Ini adalah kesekian kalinya saya ditanya tentang masalah jodoh. Kali ini pertanyaan itu datang dari adik kelas saya. Ketika pulang, sambil berjalan tiba-tiba dia menyinggung masalah itu. Hmm, rupanya VMJ (virus merah jambu) sudah mulai menjamur di Damaskus. Atau jangan-jangan sudah parah sejak lama? Tapi, menurut saya hal itu wajar selama masih berada dalam batas-batas yang ditolerir oleh syariat.

Saya sangat tidak meragukan kesholehan adik kelas saya yang bertanya tentang masalah ini. Saya juga tidak menaruh prasangka apa-apa terhadap pertanyaan itu. Sebaliknya, saya yakin dia bertanya seperti itu adalah atas dasar keseriusan dia untuk menjaga kesucian mata dan hati. Dan menurut saya, inilah saat yang tepat untuk memberikan jawaban itu.

Mendengar pertanyaan itu saya langsung menjawab dengan mantap, "Tidak usah khawatir akh, jodoh itu sudah ada yang mengatur. Antum cuma tinggal persiapan aja." Memang jawaban itu terkesan klasik dan klise. Tapi selanjutnya saya tambahkan penjelasan dari hal-hal yang mungkin belum pernah ia ketahui.

Permasalahan jodoh memang selalu menjadi perbicangan yang takkan pernah ada habisnya. Hal itu sangat manusiawi, mengingat fitrah manusia memang diciptakan berpasang-pasangan. Apalagi bagi seorang remaja lajang yang masih meraba-raba masa depannya. Tapi, tetap harus ada prinsip yang selalu dijadikan pegangan oleh siapa saja yang ingin memasuki dunia baru itu. Sebagai muslim, panduan itu tentu saja berasal dari agama kita yang berbasiskan Al-Quran dan As-Sunnah.

Singkatnya, dalam obrolan itu saya mengutip ayat 26 surat An-Nur yang berbunyi:

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula). Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)."

Sebelum kita melanjutkan pembahasan mengenai jodoh, ada baiknya kita mengingat-ingat para nabi dan orang-orang sholeh terdahulu, bukankah istri-istri mereka juga wanita-wanita yang sesuai dengan mereka? Begitu juga dengan orang-orang jahat, pasangan mereka pun tak jauh dari mereka. Hal itu menjadi bukti kuat bahwa jodoh kita adalah cermin yang sesuai dengan diri kita sendiri.

Mungkin seseorang bertanya, "Tapi bukankah istri nabi Luth adalah seorang wanita pembangkang? Begitu juga istri Firaun adalah seorang wanita beriman? Lalu di mana sesuainya?" Jawabnya, itu adalah pengecualian dan salah satu bukti bahwa Allah mampu berbuat apa saja yang Dia kehendaki. Itulah yang dinamakan dengan qudrah (kekuasaan). Adapun secara umum, maka kaidah "wanita baik untuk lelaki baik dan lelaki baik untuk wanita baik" masih tetap berlaku. Itulah yang dinamakan sunnatullah. Jadi, kita semua berjalan di atas sunnatullah tanpa melupakan keyakinan terhadap qudratullah.

Dalam perbincangan itu, saya juga menambahkan bahwa ketika seseorang turun kualitasnya, baik dikarenakan dosa kemaksiatan yang ia lakukan, maka sangat besar kemungkinan, di saat yang sama kualitas jodoh yang dipersiapkan untuknya juga turun. Begitu juga sebaliknya, ketika keimanannya meningkat, ibadahnya semakin kuat, sangat boleh jadi kualitas jodoh yang dipersiapkan untuknya dinaikkan pula oleh Allah SWT. Jadi, kita mesti berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan kita, karena semua itu bisa mempengaruhi kualitas jodoh kita nantinya.

Memang jodoh adalah misteri dan hak prerogatif Allah semata. Tapi kita juga yakin bahwa Allah tidak akan merugikan hamba-Nya yang beriman dan taat kepada-Nya. Allah juga tidak membiarkan kita hidup di dunia ini seperti hidup di belantara hutan rimba tanpa peta dan panduan. Sebaliknya, semua petunjuk dan panduan itu telah disediakan oleh Allah dan jalan menuju kebahagiaan itu sudah diterangkan semuanya secara detail. Tinggal manusia mau atau tidak menapakinya. Kita hanya dituntut untuk selalu berusaha sekuat tenaga dan sebaik mungkin sambil berprasangka baik kepada Allah. Bukankah Allah SWT berfirman, "Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku." (Hadis Qudsi Muttafaq 'Alaih)

Oleh karena itu, sudah saatnya kita beristropeksi kembali kemudian memperbaiki apa yang selama ini kurang dalam diri kita. Jika kita menginginkan jodoh yang baik, maka kita juga harus menjadi orang yang baik terlebih dahulu. Karena tak ada yang gratis di dunia ini. Semuanya perlu usaha dan pengorbanan. Bahkan surga pun harus dibeli.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (QS. At-Taubah: 111)

Dan sesuatu yang mahal selalu tersimpan di tempat yang sangat aman, rapat dan tidak dapat dijangkau sembarang orang.

Bukankah bintang-gemintang berada nun jauh di langit?
Bukankah mutiara indah tersimpan di dasar samudera yang dalam?
Bukankah istri sholehah selalu tersembunyi dan tertutup jilbabnya?

Akhirnya, perbincangan itu kami tutup setelah kami sampai di persimpangan karena harus berpisah. Wallahu a'lam bis showab.

Damaskus, 3 July 2010.

sumber: here


Dahulu seorang sahabat pernah berkata:

"Tahukah engkau salah satu hikmah Allah menciptakan celah diantara jemari tanganmu?"
"Karena kelak Allah akan memberikan kepadamu seseorang yang akan menjadi pengisi celah jemari itu berupa genggaman yang kokoh, penuh semangat dan cinta, serta kasih sayang, kemudian menjadikannya sebagai pelengkap perjalanan dan penguat perjuangan dakwah dalam kehidupan dengan ridho-Nya, Insya Allah, maka bersabarlah saudaraku..." (Danang A. Prabowo)

3 comments:

  1. bahasan yang menarik juga...semoga cepat dipertemukan dengan jodohnya ya li....amiiin

    ReplyDelete
  2. amiin... sama-sama wi ^_^
    iya emang arikel yg menarik makanya aku copas ke mp ku ^_-

    ReplyDelete
  3. *menit ke-68
    Masih mikir -_-"

    ReplyDelete