Thursday 15 July 2010

Kenikmatan Yang Menipu


*nice digest from Ust. Amir Faishol Fath, i want to share with you all*


Dalam surah Ali Imran : 185 Allah berfirman: ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”  Penegasan seperti ini Allah ulangi lagi dalam surah Al Hadid : 20"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Harta memang bukan segala-galanya. Dunia ternyata bukan tempat mencari kebahagiaan hakiki. Siapapun yang mecari kebahgiaan di balik kemewahan dunia, sungguh ibarat orang yang minum air laut. Semakin di minum semakin haus. Juga ibarat orang mengisi air pada gelas yang bolong. Semakin banyak dunia malah semakin membuatnya menderita. Ia dikejar-kejar oleh keinginan yang tanpa titik akhir. Benar firman Allah swt. di atas, bahwa dunia atau harta hanyalah kenikmatan yang menipu. Tapi sayangnya begitu banyak manusia yang terlena dengan gemerlap dunia. Bagitu banyak yang tertipu oleh kemegahannya. Sedemikian rupa sehingga mereka berani mengambil yang haram bahkan mereka tidak takut sama sekali menempuh cara-cara haram demi mencapai puncak dunia.

Apa sih yang menarik dari dunia? Orang berkata : "Aku senang ketika aku mempunyai banyak pelayan dan aku bisa menyuruh mereka." Yang lain berkata : "Aku senang ketika aku dikawal oleh pasukan dan penjaga yang siapa siaga." Sebagian yang lain berkata : "Aku senang ketika setiap keinginanku terpenuhi. Aku ingin apa saja uang ada dan aku bisa membelinya." Sebagian yang lain lagi berkata : "Aku senang ketika di rekeningku terdapat sekian triliun uang, dan orang-orang menyebutku sebagai seorang konglomerat." Sebagian yang lain berkata : "Aku senang ketika di depan rumahku berderet sejumlah mobil dan orang-orang yang lewat berkata bahwa aku orang kaya." 

Paling tidak inilah contoh-contoh kebanggaan yang membuat banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Setelah semua itu tercapai, apa yang mereka alami? Pada awalnya mereka senang dan bangga. Tetapi setelah itu tingal capeknya. Capek mengurus rumah yang jumlah kamarnya sangat banyak. Cape mengurus mobil dan garasinya. Cape memberikan gaji kepada sejumlah para pelayan dan pembantu. Dan lain sebagainya. Dan memang demikian, bahwa dunia selalu menarik ketika belum punya. Mobil Alphard yang lewat di depan anda nampak menarik karena anda belum punya. Tetapi setelah anda punya tinggal cape mengurusnya. Villa megah di puncak bukit yang sempat anda singgahi nampak menarik karena anda belum punya, tetapi ketika anda punya sendiri, mungkin anda tidak sempat mengunjunginya lagi, bahkan anda cape mengurusnya. Ice cream terasa sangat enak ketika anda baru mencicipi satu gelas, tetapi ketika anda diberi seember ice cream, anda pasti muak untuk menghabiskannya. 

Dunia memang benar-benar kenikmatan yang menipu. Allah swt. tidak pernah berdusta. Karenanya dalam surah 
Fathir : 5 Allah memberikan peringatan : ”Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”. 

Wallahu a’lam bishshawab. 

No comments:

Post a Comment