Saturday 24 December 2011

Caving to Goa Surowono


Pagi ini sangat indah
Ditambah lagi karena semua kursus hari ini libur, makin menambah indah hari ini
Karena itu saya dan Wulan memutuskan untuk sarapan di saung pinggir sawah, sambil menikmati ketan susu dan secangkir nutrisari dingin. Saung ini tempat favorit teman-teman sekelas saya di kelas speaking Daffodils. Selain tempatnya dekat dengan Daffodils, pemandangan dari sini sangat indah dan teduh, karena adanya pohon-pohon yang menaungi dan angin semilir yang selalu menghampiri. Pokoknya great banget deh berada di sini

Setelah puas menikmati ketan dan ngobrol-ngobrol, kami tertarik untuk menyusuri jalan sawah ini. Sayang banget soalnya kalau pagi yang indah dan tidak begitu panas ini hanya dihabiskan di dalam camp. Akhirnya kami mengendarai sepeda kami tuk menikmati keindahan sawah, kebun tebu, kebun jagung, juga bayangan gunung nan jauh di sana... and take pictures tentunya *dasar deh orang Jakarta norak banget yak*

After that, tanpa direncanakan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Goa Surowono (caving = menyusuri gua). Ini sebenernya perjalanan yang nekat banget *bukan Lia kalo gak nekat*. Pertama kita gak tau tempat itu dimana, kedua kita gak ada persiapan dan perbekalan, bahkan kami tidak bawa air minum dan perlengkapan gowes, ketiga tempat itu jauh (kata teman yang pernah kesana). Yah.. bayangin aja gimana rasanya mengayuh sepeda selama 35 menit dengan hari yang makin siang dan mentari makin terik, pastinya seru banget

Setelah nanya-nanya pada beberapa orang yang kami temui di jalan, akhirnya kami sampai pada Goa Surowono. Sempet kaget juga awalnya, karena yang ada di pikiran kami, Goa Surowono ini seperti goa yang ada di bukit-bukit... saya gak percaya juga waktu seorang ibu penjaga warung dekat sana bilang, "itu goanya udah deket kok. Itu di belakang rumah itu." katanya sambil menunjuk sebuah rumah yang tidak jauh. Saya spontan bergumam, "masa goa di belakang rumah yak..."

Kami akhirnya tetap mengayuh sepeda hingga ke tempat yang ditunjukkan ibu tersebut, meski sebenernya gak percaya juga sih, hehe...
Tapi ternyata yang dibilang ibu itu benar. Goanya ada di belakang rumah! Untuk masuk, kami hanya bayar 500 rupiah seorang, penitipan sepeda hanya 1000 per orang. Hmm... murah juga ya... ditambah tadi kesini cuma pake sepeda, murah betul deh...

Setelah melihat goa yang dimaksud, saya dan wulan tercengang! Karena ini goa air bawah tanah (dari mata air). So, untuk masuk dan menyusuri goa pasti kami bakal basah-basahan. Padahal kami gak bawa baju ganti... ditambah lagi kami tidak membawa senter di track yang sempit dan gelap *namanya gak niat*. Tapi sayang juga kalau udah jauh-jauh kesini tapi gak masuk ke goa... Tapi melihat seorang bapak dan anak kecil turun untuk menyusuri goa, kami jadi semakin mantap untuk mengikuti ekspedisi ini *ciyee... gaya banget dah*.

Dengan didampingi 2 guide, saya, wulan, dan tiga orang lainnya berjalan menyusuri goa. Saya sudah merelakan semua pakaian saya basah. Padahal saat itu saya mengenakan jaket jeans yang jarang sekali saya pakai (males nyucinya). Tapi yang paling penting adalah mengamankan HP dan dompet kami yang tidak mungkin kami titipkan. Saya memasukkannya ke dalam kantong plastik dan menjaganya agar tetap kering. Oiya, tip untuk guide ini sebesar 1000 rupiah untuk setiap pengunjung.

Dan caving pun dimulai... Air yang tingginya sepinggang saya ini sangat jernih, juga banyak ikan-ikan kecil di dalamnya.

First, masuk ke Goa pertama. Bener-bener gelap! hanya ada secercah cahaya yang berasal dari senter kecil sang guide. kami berjalan beriringan, aku berjalan di belakang wulan. Saya lega karena di belakang saya ada seorang guide. Soalnya tempat ini bener-bener sempit, gelap, basah, dan sunyi! Kami berjalan sangat hati-hati karena *katanya* banyak batu/kerikil tajam. Saya sendiri bersyukur karena memakai sendal gunung setiaku, jadi gak masalah dengan batu-batu tersebut.

Second, memasuki Goa kedua, lebih sempit dari Goa yang pertama. Kami berjalan merunduk, bahkan kadang sangat merunduk karena atap langit goa sangat pendek. Saya bahkan beberapa kali kepentok atap goa. Disamping goa ada semacam ceruk/ruangan yang dulu *konon* digunakan untuk bertapa.

Third, memasuki Goa ketiga. Airnya  deras, tingginya sedada. Bener-bener harus hati-hati. Di goa ini kami berjalan sambil jongkok di lorong super sempit berliku. huff...kok kaya latihan tentara yak? Bismillah.. Alhamdulillah bisa…

Di goa ini banyak jalan bercabang, ini yang bisa bikin orang tersesat (inilah fungsinya guide) karena sebagian ada jalan buntu. Mungkin bukan buntu, tapi tertutup dan sengaja tidak dibuka. Berdasarkan berita yang saya baca, dulu pernah ada sesepuh yang membuka lorong yang tertutup di dalam gua, kemudian ia terserang semacam penyakit. Jadi gak ada lagi yang berani membuka pintu lorong gua yang tertutup. Mungkin kalau di film-film piramida mesir, itu kayak semacam kutukan kali, hehe.... Tipsnya sih, kalau banyak jalan bercabang di dalam gua, ikuti kemana air mengalir saja. Itu kuncinya!!

Masuk Goa ke-4??!! Hmm.. rasanya cukup sampai sini saja. Karena memasuki jalur ke-4 kita harus caving sambil merangkak, atau renang karena atap goa sangat rendah sekali. Ketiga orang yang caving bersama kamipun menyerah tuk melintasi goa ke-4 ini... Mungkin next time bisa dicoba

Sedangkan untuk track Goa 4 menuju Goa 5 dilarang dilewati. Untuk yang satu ini saya tidak tahu alasannya. Saya hanya membacanya di poin pengumuman yang ditempel.

Gua Surowono ini berada di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, yang konon merupakan sistem kanal, bagian dari Candi Surowono, yang telah ada sejak jaman Kerajaan Kediri. Ini adalah caving gua air pertama saya. Saya senang sekali bisa melewatinya dengan baik, dan tentunya saya bersyukur kepada Allah karena atas izin-Nya kami bisa kembali dengan selamat... Alhamdulillah..

*next week mudah-mudahan bisa berekspedisi lagi ke tempat-tempat wisata yang unik di sekitar Kediri ini* ---> Sempu Island

3 comments:

  1. ikut deg-degan di dalam gelap. Sayang tidak ada foto inside Surowono nya. Kenapa obyek menarik seperti ini tidak digarap dengan serius oleh pemkab, sih??

    ReplyDelete
  2. Cuma ada kamera HP mba. Gak bawa kamera yg ada flashnya. itu juga takut HP nya basah. Jadi dibungkus plastik :D
    hmm... mungkin karena guanya gak begitu besar kali yaaa... jadinya kurang menjual gituh... :D

    ReplyDelete
  3. gak bawa kamera digital mba, ini cuma pake kamera HP yang gak ada blitz nya... :(
    mungkin karena guanya sempit dan kurang menjual kali ya.. :D

    ReplyDelete