Thursday 3 June 2010

[AKSI] Freedom Flotilla For Palestine


Akhirnya bisa ikut juga aksi hari ini. tadinya sempet pesimis juga gak akan bisa ikut karena hari ini harus nge-Lab di serpong. Temen2 kantor menyarankan agar saya tidak usah nge-Lab hari ini, ke kantor saja. karena akan lebih efektif, karena kantor terletak di Jl. MH. Thamrin sedangkan aksi bertempat di monas, jadi lebih dekat dibanding harus ke monas dari serpong. Awalnya saya sempat menyetujui usul teman2 namun rasanya hati tak tenang karena walau bagaimanapun saya juga punya kewajiban yang harus saya jalankan, konsekuensi atas gaji yang saya terima dan komitmen yang telah saya ucapkan, juga pekerjaan yang saya senangi. Berusaha untuk menerapkan profesionalisme dalam bekerja...

Sayapun memutuskan untuk pergi ke lab dulu pagi-pagi sehingga bisa selesai sebelum jam12, karena kereta dari serpong ke jakarta untuk siang ini paling akhir jam12, ada lagi jam 3 atau jam 4 sore. Di Lab saya bertemu rekan saya, Liana, yang juga mau ikut aksi ke Jakarta. Subhanallah... Sempat deg-degan juga sih, takut kerjaan di lab belum selesai, karena power supply yang saya gunakan sempat mengeluarkan bau gosog sehingga harus diperbaiki dulu. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.20 membuat saya harus segera memutuskan untuk cabut dari Lab, " Pak, maaf kerjaannya saya teruskan esok saja ya, karena power supply-nya kan harus diperbaiki... dan saya mau ngejar kereta jm12 ke Jakarta..." pintaku memberanikan diri pada Leader ku. Alhamdulillah Leaderku mengizinkanku untuk ke Jakarta. malah beliau mengantarkan kami (aku dan liana) hingga ke stasiun karena beliau khawatir kami ketinggalan kereta. Alhamdulillah Allah selalu menolong hamba-Nya yang berniat baik... akhirnya kami tidak ketinggalan kereta. sesaat setelah kami masuk, kereta pun mulai bergerak. Jazakallah khair Pak Ratno atas bantuannya...

Aksi ini merupakan aksi kemanusiaan untuk Palestina. Bukan hanya PKS, Tapi ada partai politik lain (spt; PDI-P, Rachel Maryam/Gerindra, Demokrat, PPP, dll), Ormas (Buruh, FBR, dll), DKM, seluruh fraksi di DPRD DKI Jakarta, FBR dan Mer-C. Gabungan elemen bangsa tersebut mengutuk keras aksi kebrutalan tentara Israel yang menyerang relawan kemanusiaan “Freedom Flotilla” di atas kapal Mavi Marmara.

Setelah selesai acara, diadakan juga pembakaran bendera dan simbol orang Israel, kemudian acara dilanjutkan dengan Longmarch ke HI.

Di aksi inipun saya bertemu dengan teman-teman dari Bogor... 
Sampai saat ini setiap aksi PKS di Jakarta saya past bertemu dengan rombongan dari Bogor, dari manapun saya berangkat, ikut rombongan ataupun sendiri, pada akhirnya saya bertemu dengan orang-orang Bogor... Kalo kata Liana sih, "artinya kader Bogor tuh banyak." yup saya setuju dengan pernyataannya, Bogor Banyak dan Semangat :--) jadi kangen Bogor.....

Seruunya lagi, nih aksi melewati depan kantor... hehe... tapi enak kok jadi pulangnya kita bisa naek 55 (jemputan kantor).

Ada yang membuat saya kecewa dalam aksi ini. bukan tindakan panitianya, tapi tindakan beberapa peserta aksi. Tidak sadarkah mereka bahwa aksi ini aksi untuk mengecam Israel, tapi ironisnya mereka membelanjakan uangnya untuk membeli produk-produk yang akan menyumbangkan dana bagi Israel... membeli es krim Walls, minum dengan membeli Aqua, makan di KFC setelah aksi, dll... sungguh miris sekali... apakah mereka tidak mengerti yang mereka perjuangkan? *sayang saya tidak sempat take photos about it.... semoga mereka sadar...

anyway, jangan lupa untuk menyiapkan dana terbaik yang akan kita sumbangkan untuk Palestina... ngomong-ngomong tentang infak, ada cerita bagus nih. Sumbernya dari sini. ceritanya begini;

Di sela-sela acara munasharah kemarin, panitia mengumumkan hasil sementara infaq keliling peserta: sekian puluh juta rupiah dan beberapa barang, diantaranya 1 kotak sambal pecel. Sambal pecel? Ya, sambal pecel.

Barangkali bagi orang yang hanya memahami dari perspektif sempit, buat apa sambal pecel dan apa manfaatnya untuk Palestina? Namun Allah memandang niat dari setiap amal hamba-Nya dan dari sana Allah menilai amal-amal itu, di samping tingkat kesulitan seorang hamba. Panitia dan peserta lain juga memahami kesungguhan niat peserta munasharah itu untuk berinfaq. Saat datang kotak kepadanya, barangkali hanya sambal pecel itu yang ada; itupun –mungkin- barang dagangannya.

Infaq di jalan Allah, betapapun kecilnya, sepanjang ia ikhlas akan tetap dinilai Allah SWT. Nilainya juga tidak semata ditentukan oleh besarnya nominal. Dengan demikian infaq sepuluh ribu rupiah bagi orang kaya dan orang yang susah dalam keadaan sama-sama ikhlas akan berbeda nilainya di sisi Allah. Sebab uang sebesar itu sangat ringan bagi orang kaya, dan sangat berarti bagi orang yang sedang terbatas ekonominya.

Kecilnya nominal infaq bagi orang yang hanya memiliki itu untuk dinfakkan tetap dipuji Allah dan Rasul-Nya. Seperti yang terjadi menjelang perang Tabuk. Kaum muslimin berlomba-lomba untuk berinfaq membiayai jihad besar itu. Selain Abu Bakar berinfaq dengan seluruh hartanya, Umar dengan separuh hartanya, Utsman 900 ekor onta dan 100 ekor kuda serta uang tunai, ada juga sahabat-sahabat miskin yang berinfaq satu atau dua mud kurma; memang itulah yang dipunya mereka.

Infaq yang kecil itu dihina oleh orang-orang munafik. “Allah maha kaya, tidak membutuhkan shadaqah yang hanya satu mud kurma” ejek mereka. Allah kemudian menyindir mereka bersamaan dengan pemuliaan-Nya kepada orang yang berinfaq, betapapun kecilnya:

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ [التوبة/79]

(Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi shadaqah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk dishadaqahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. (QS. At-Taubah : 79)

Sambal pecel untuk Palestina itu dalam sekejap menemukan keberkahannya; sebelum ia sampai ke Palestina. Panitiamunasharah mempunyai ide kreatif untuk melelangnya. “Dua puluh ribu rupiah” tawaran pertama dari seorang Bapak membuka lelang itu.
“Seratus ribu rupiah”
“Lima ratus ribu rupiah”
“Satu juta rupiah”
“Satu juta dua ratus ribu rupiah”
“Dua juta lima ratus ribu rupiah”
“Lima juta rupiah”
“Tujuh juta lima ratus ribu rupiah”

Subhaanallah, ternyata sambal pecel itu mendatangkan infaq tambahan sebesar 7,5 juta rupiah. Sungguh, kesungguhan berinfak itu telah menunjukkan keberkahannya, bahkan sebelum ia sampai ke tujuannya; di Palestina.

Semoga Allah menetapkan hati kita agar tetap semangat membela Palestina. Tidak kalah dengan pengorbanan Rachel Corrie yang non muslim tapi rela berkorban untuk membela satu keluarga Palestina dari tentara Israel.


2 comments:

  1. Itu kekny bapaknya tau kl mau pada aksi :p

    ReplyDelete
  2. hehe... emang ka, bapaknya dah tau kl kita mau aksi. makanya beliau nganterin kita sampe stasiun. katanya walau gak ikut berjihad, minimal membantu orang yang ingin berjihad supaya dapet pahala juga ^_^

    ReplyDelete