Tadi pagi mendadak ada undangan acara peluncuran peringatan Hakteknas (hari kebangkitan teknologi nasional) RI ke 16. Acaranya salah satunya berupa diskusi panel dengan pembicara Menristek RI (Suharna Surapranata), Ka. BPPT (Marzan A. Iskandar), Direktur KADIN (lupa namanya), dan PT. Kalbe Farma + Pendiri Stem Cell Institute (Boenjamin Setiawan).
Makna dari launching ini bukan sekedar momentum ataupun ceremonial, tapi banyak info, diskusi, dan statement menarik sebagai komitmen dr komunitas IPTEK dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan. Diharapkan akan ada input/ masukan dari acara hari ini. Yang menarik juga ada peluncuran 3 buah roket juga


Menurut Menristek, Selama sektor industri kita belum memanfaatkan inovasi teknologi secara intensif untuk mengembangkan produk-produk nasional yang kompetitif di pasar global, maka daya saing kita sulit diharapkan untuk naik. Untuk itu kita perlu meningkatkan interaksi antara lembaga penelitian dan perguruan tinggi –sebagai penyedia teknologi–dengan industri–sebagai pengguna teknologi.
Inilah yang menjadi fokus kebijakan Pembangunan IPTEK kita untuk menciptakan ruang agar terjadi kolaborasi yang baik antar aktor-aktor inovasi nasional dengan melakukan koordinasi dan intermediasi antara penyedia dan pengguna teknologi, memberikan insentif, mendorong pemanfaatan hasil litbang guna menyelesaikan permasalahan pembangunan, meningkatkan daya saing, memberikan layanan kepada masyarakat serta mencapai kemandirian bangsa. Oleh karena itu kita perlu mengoptimalkan lembaga intermediasi ,untuk menjadi pusat-pusat kolaborasi dan inovasi, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Hasil iptek memang tersebut harus bermanfaat bagi pengembangan potensi / masyarakat dan memberikan nilai tambah, bukan hanya berupa laporan yang menumpuk di laci. Artinya, iptek yang disediakan memang benar-benar dibutuhkan daerah tersebut, bukan pesanan dari pusat atau proyek yang wajib dilaksanakan, terlebih tidak memberikan nilai keuntungan bagi masyarakat. Selain itu, hasil litbang yang akan diimplementasikan pun harus sudah teruji, bukan dalam skala teori. Itu yang sering kali ditemui di lapangan, yakni hasil litbang kadang tidak memuaskan suatu daerah karena masih dalam skala teori dan asumsi.
Dana adalah salah satu kendala untuk berinovasi. Alokasi penelitian di Indonesia cuma 0,5% dari APBN (sekitar Rp 5 triliun). Hal ini sangat jauh berbeda dengan Amerika Serikat yang rela menggelontorkan anggaran Rp 400 triliun hanya untuk penelitian. Mereka meyakini, besarnya biaya penelitian suatu negara akan memengaruhi majunya negara tersebut.
Israel yang dana penelitiannya paling tinggi, Amerika sudah Rp 400 triliun, sekarang mereka mulai worried karena China mau meningkatkan anggaran penelitiannya dan Jepang, China mau menyusul Amerika. Negara keempat Jerman, kelima Korea. India juga mulai mengeluarkan dana penelitian yang besar. Indonesia gimana?
Kalau korea berambisi untuk mengalahkan Jepang, Indonesia berambisi mengalahkan siapa?
*Jangan bilang kalo Indonesia berambisi mengalahkan orang Indonesia juga* (doh)
Padahal dengan adanya penelitian-penelitian maka akan menciptakan inovasi baru yang dapat menyelamatkan masyarakat. Seperti statementnya Robert Solow: "Innovation is key to prosperity and progress" (Robert Solow won a Nobel Prize for his work showing that increases in productivity were due to technology development).
Final Remarks
Direktur Kadin:
1. Apa yang dihasilkan bisa diterapkan di dunia industri.
2. Inventarisasi apa yang seharusnya dikembangkan di Indonesia (potensial dan kebutuhan).
Menristek:
Pemerintah harus mampu membangun iklim yang mendukung untuk terciptanya koalisi yang baik antara penliti dan pengusaha.
Ketua BPPT:
Program-program MP3EI (Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia), RPJPN, dll merupakan kesempatan yang diberikan kepada kita untuk meningkatkan daya saing untuk kesejahteraan masyarakat.
PT. Kalbe Farma:
1. Lihat peluang yang ada, dan kembangkan
2. "Money create money", supaya menghilangkan kemiskinan kerjasama yang baik antara ABG (Academition, Bussinessman, and Government).

Seharusnya gejolak Hakteknas ini dirasakan juga oleh seluruh rakyat Indonesia, seperti hal nya hari kemerdekaan Indonesia. Agar masyarakat bisa memberi masukan dan memantau lebih dekat sudah sejauh mana perkembangan teknologi ini. Somehow, saya pribadi merasa saat ini hanya sebagian kecil masyarakat yang aware dengan perkembangan teknologi Indonesia. Atau jangan-jangan masih banyak yang belum tau apakah Hakteknas itu

Tidak sengaja, waktu ke perpustakaan, saya menemukan buku yang keren. Yang bikin saya meringis bacanya. Buku itu memuat dokumentasi tentang Indonesia Air Show 1986 (IAS 86). Disitu ada berita-berita dari berbagai koran, pakar bicara, sampai karikaturnya! Ternyata kereeeen bangeeeeet!!!! sama kerennya dengan Hakteknas I (N250 first flight). Let's check below!

NB:
Tulisan saya tentang Hakteknas ke-15 (tahun lalu) ada disini
Tentang rangkaian acara Hakteknas ke-16 bisa dilihat disini
Naskah pidato menristek lihat disini dan beritanya disini
*mohon maaf kalo banyak kekurangan. lagi males nulis huhu....*
No comments:
Post a Comment