Dapatkah kita mengatakan hal yang sama untuk dolar AS atau uang kertas lainnya dalam 25 tahun terakhir? Dalam jangka panjang, mata uang dwilogam telah terbukti menjadi mata uang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Mata uang tersebut telah dapat bertahan meskipun terdapat berbagai upaya untuk mentransformasi dinar dan dirham menjadi mata uang simbolik dengan cara menetapkan suatu nilai nominal yang berbeda dengan beratnya.
Bahkan lebih dari itu, dinar dan dirham berpeluang menjadi mata uang dunia. Sebab, dolar AS bukan lagi mata uang yang kuat seperti sebelumnya. Fakta-fakta belakangan ini mengenai nilainya dalam pertukaran internasional secara dramatis telah menunjukkan kelemahan inheren dari mata uang ini. Lihatlah, Amerika Serikat, yang dulu merupakan negara kreditor utama, sekarang telah menjadi negara debitor utama, disamping Brazil, Mexico, Argentina dan Venezuela.
Umar Ibrahim Vadillo (1998) bahkan membuktikan,dolar AS sebenarnya tak bernilai. Mengapa? Karena dunia kini dibanjiri terlalu banyak dolar. Dalam pasar-pasar uang saja terdapat gelembung-gelembung dolar AS yang berjumlah 80 trilyun dolar AS pertahun. Jumlah ini 20 kali lipat melebihi perdagangan dunia yang jumlahnya sekitar 4 trilyun dolar AS pertahun. Gelembung ini akan terus membesar dan membesar hingga suatu saat akan meledak dan pecah dan terjadilah keruntuhan ekonomi global yang luar biasa.
Sebagai perbandingan yang kontras, emas adalah logam yang berharga. Nilainya tak bergantung pada negara manapun, bahkan tak bergantung pada sistem ekonomi manapun. Maka dari itu, tak heran bila Vadillo (1998) menyatakan bahwa emas adalah satu-satunya mata uang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia.
Emas dan perak merupakan satuan mata uang standar yang telah ditetapkan berdasarkan taqrir (pengakuan atau persetujuan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam untuk menilai berbagai uang dan jasa.
Dirham pertama kali distandarkan pada masa Khalifah Umar Bin Khathab melalui percetakan Dirham pertama dalam khilafah Islam. Kemudian menyusul standardisasi Dinar dilakukan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan, khalifah ke-lima dari Bani Umayyah. sejak itu Dinar-dirham Islam diberlakukan secara resmi dan luas dalam khilafah (pemerintahan Islam) sampai kurun yang panjang. selama 14 abad dan berakhir pada masa Khilafah Utsmaniyah di Turki, Abdul Hamid II pada tahun 1924.
Standar tersebut mengikuti ketetapan Rasulullah SAW melalui sebuah hadits : Timbangan adalah penduduk Mekkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah. (HR. Abu Dawud)
Satuan yang digunakan adalah 1 Dinar adalah 1 Mitsqal atau sama dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong ujungnya sehingga 1 dinar = 4,25 gram emas.
Sementara untuk dinar digunakan perbandingan 7 dinar sama dengan 10 dirham, sehingga 1 Dirham setara dengan 7/10 x 4.25 gram atau 2.975 gram perak. Standar kemurnian (karat) yang digunakan adalah 22 karat. [Sumber: Dinar The Real Money, Muhaimin Iqbal]
Kisah ini begitu masyhur. Kisah sekelompok pemuda yang berlindung di dalam gua karena dikejar-kejar oleh tentara kerajaan yang dzholim. Allah melindungi mereka dengan menidurkan mereka selama 309 tahun. Dan selama itu pula tubuh mereka tetap dalam keadaan baik-baik saja.
Allah berfirman :
وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ
“Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi: 18)
Yang demikian itu agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah, atas kehendak Allah tentunya.
Tentu saja hikmah dari kisah ini adalah "Ketika seseorang beriman dengan sungguh-sungguhmaka Allah pasti akan menolongnya".
Tapi ada pelajaran lain yang bisa kita ambil.
Ketika mereka terbangun dari tidur panjang, salah seorang dari mereka menyuruh kepada temannya yang lain untuk membeli makanan.
فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِيْنَة
“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” (Al-Kahfi: 19)
Ketika seorang pemuda ini membayar, pedagang merasa ta'jub melihat uang perak yang ia terima.
"Wahai pemuda, tahukah kau bahwa gambar di koin ini adalah gambar raja beberapa ratus tahun yang lalu..?!" Komentar si pedagang, sambil tetap menerima bayaran itu.
Yang perlu digaris bawahi adalah, koin perak yang dibawa pemuda itu sekitar 3 dirham untuk membeli makan bagi dirinya dan 4 orang temannya. Kalau dilihat sekarang 3 dirham itu sekitar Rp.120.000,-. Dan ternyata uang sebesar Rp.120.000,- saat ini pun cukup untuk membeli makan bagi 5 orang.
Ini menunjukkan bahwa Dinar atau dirham itu tidak terkena inflasi.
Ini hanya salah satu contohnya saja. Masih banyak contoh lain, seperti :
Pada masa Rasulullah, harga 1 ekor kambing adalah 1 dinar, sampai saat ini pun harga kambing berkisar 1 dinar pula (05/11/2009 adalah sebesar Rp. 1.433.250,-)
sumber: www.dinarku.com (dengan beberapa perubahan)
Tertari ni untuk nabung dirham atau dinar.. gimana caranya ya???
ReplyDeletesebagai tanda akan melaksanakan, bagaimana kalao saia dipinjemin dulu uang buat nabung Dinar sama Dirham, ntar bayarnya saia cicil..
ReplyDeleteada tuh layanannya di www.dinarku.com, tapi saya juga baru mau nyoba he..
ReplyDeletelebih enak nabung rupiah dulu, kalo dah sesuai jumlahnya baru dikonvert ke dinar, atau ga beli dirham dulu yang mudah terjangkau (sekitar 33rb) kalo dirhamnya dah banyak kan bisa dituker ke dinar juga.. :-D
ReplyDeletehuahua.. mesti diet ketat nii, biar bisa nabung trus di convert ke dinar :(
ReplyDeletekalo belum cukup konvert ke dirham dulu aja bu.. trus ntar dirhamnya baru dikonvert ke dinar ^_^
ReplyDeletepas kita login ke koperasi dinarku..ntar dikovert lgsg ya uang ditabungan kita dari rekening??
ReplyDeletesaya belum mencobanya, afwan. mungkin bisa menghubungi call center yang tertera disana..
ReplyDeleteSalam. nimbrung ya.. ada juga di geraidinar, dengan nama m-dinar. jadi nabungnya rupiah, tapi salngusng dikonvert ke satuan dinar. -pemilik http://dinaremasku.com
ReplyDeleteow.. iya. saya perlu banget tuh. makasih banyak ya atas infonya ^^
ReplyDelete