Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
Dr. Warsito adalah salah satu dari “50 Tokoh” Revolusi Kaum Muda (Gatra, Edisi Khusus 2003), “10 yang Mengubah Indonesia” versi majalah Tempo (Edisi Khusus Akhir Tahun 2006) dan juga terpilih menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” Versi Majalah Gatra (Mei 2008).
Di dunia akademisi Internasional, Dr. Warsito dikenal sebagai pioneer dalam teknologi tomografi, yaitu teknologi untuk memindai berbagai macam objek dari tubuh manusia, proses kimia, industri perminyakan, reactor nuklir hinga perut bumi.
Penemuannya yang paling spektakuler adalah tomografi volumetric 4D yang dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Teknologi temuannya telah digunakan oleh NASA (Lembaga Antarikas Amerika Serikat) untuk memindai obyek dielektrika pada pesawat ulang-alik selama misi ke antariksa.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh American Chemistry Society, teknologi temuan Dr. Warsito diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi berbagai bidang dari energi, proses kimia , kedokteran hingga nano teknologi.
Saat ini Dr. Warsito telah membangun pusat riset dan produksi system tomografi 4D yang pertama didunia yang berpusat di Tangerang, banten. Produk institusinya 100% diproduksi didalam negeri dengan melibatkan ilmuwan lokal dan telah mulai di pasarkan di Amerika Serikat (Baca “Produk Tangerang di Ohio, Koran Tempo, Oktober 2008)
Di bidang keorganisasian, Warsito adalah salah satu pendiri dan ketua umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI). Selama menjabat sebagai ketua umum MITI sejak tahun 2005, Dr. Warsito telah membangun jaringan MITI diseluruh Indonesia dan luar negeri terutama MITI-Mahasiswa di kurang lebih 50 kampus di 26 Propinsi di seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan MITI adalah meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa Indonesia, serta membantu pengembangan SDM mahasiswa Indonesia.
Dr. Warsito juga aktif sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Keadilan Sejahtera di Komisi Kebijakan Publik yang salah satunya bertanggung jawab langsung dalam merancang dan menyusun Platform Pembangunan PKS Bidang Perekonomian. Ekonomi adalah bidang kedua yang digelutinya sejak tahun 1994 secara otodidak.
Biodata singkat Dr. Warsito:
lahir: 15 Mei, 1967
Pendidikan
1. SMAN 1 Karanganyar, Solo 1986
2. Tokyo International Japanese School, Tokyo 1988
3. Shizouka University, B. Eng, Chemical Engineering, 1992
4. Shizouka University, M.Eng, 1994
5. Shizouka University, Ph.D Electronic Science and Technology
Pengalaman Kerja
1. Researcher, Satellite Venture Businee Laboratory Shizouka University, (1997-1999)
2. Lecturer, Graduate School of Engineering, Shizouka University, Japan (1997-1999)
3. Research Associate, Dept of Chemical Engineering, Ohio State University, USA (1999-2006)
4. Dosen Pascasarjana, MIPA-FISIKA UI, Jakarta (2005-Sekarang)
5. Visiting Lecturer, Dept of Chemical Engineering (2005-Sekarang)
6. Visiting Lecturer, Dept of Chemical Engineering Shizouka University, Japan (2005)
7. Director, CTECH Centre for Tomography Research, PT. EDWAR Tech , Tangerang (2008-Sekarang)
8. Visitor Senior Scientist, National Laboratory of Physics and Chemistry (RIKEN), Japan (2008-Sekarang)
9. Visiting Professor, Dept Of Chemical Engineering, University Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia (2008-Sekarang)
10. Visiting Professor, Dept Of Chemical and Biomolecular Rngineering, Nanyang Technological University, Singapore (2009)
11. Visiting Professor for Advance Studies, King Saud University, Saudi Arabia.
Aktivitas lain
1. Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (2005-Sekarang)
2. Editor tamu/Reviewer jurnal Internasional IEEE Sonsor Journals (US), Measurement Scuence and technology (UK)
3. Anggota International Committee for Industrial Process Tomography
4. Pembimbing Tesis/tugas akhir FMIPA Fisika-UI
website
http://www.edwartechnology.comhttp://www.tech4imaging.comhttp://myview-indonesia.blogspot.com(sumber:
http://www.facebook.com/group.php?gid=60505632443n(utama); miti.or.id; eng.shizuoka.ac.jp;thestar.com.my)
====================
artikel yang berkaitan
====================
Dunia industri energi, perminyakan dan kimia di Amerika digemparkan dengan rilis teknologi terapan anyar yang dikeluarkan oleh Ohio State University. Adalah ECVT, atau electrical capacitance volume tomography, sebuah teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 3 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi ini mengadopsi cara scanning atau fotokopi yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak gas dan partikel di dalam boiler maupun reaktor industri. ECVT ini memiliki akurasi yang tinggi, dan menjadi cikal bakal teknologi berbasis clean energy.
Teknologi yang lahir di “research center” yang tidak lebih dari sebuah ruangan kecil di sebuah warnet di Tangerang ini telah dipatenkan oleh Dr. Warsito, yang menjadi penemunya. Para industriawan dan ilmuwan teknologi terapan bisa menggunakan ECVT ini untuk observasi komposisi bahan di dalam reaktor kimia di industri, kelakuan minyak di pengilangan, kepekatan gas di reaktor untuk instalasi tenaga listrik, kelakuan gas di dalam reaktor nuklir, dan masih banyak reaktor terapan lainnya yang bertekanan tinggi dan suhu tinggi. Teknologi yang sama bisa diterapkan pula ke dalam berbagai bidang dari kedokteran, pertambangan, proses kimia hingga body scan untuk keperluan security.
Sebagaimana rumah sakit yang memakai USG maupun MRI untuk mengetahui gejala penyakit di dalam tubuh, maka kalangan industri pun memerlukan teknologi yang sama. Yaitu menggunakan tomography untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam boiler, tangki reaktor maupun reaktor tekanan tinggi secara akurat dan real time. Demikian ditekankan oleh Dr. Warsito, yang menjadi penemu sekaligus pemilik paten teknologi ECVT ini.
Sistem ECVT diperlihatkan seperti di Gambar 1. Sistem ini bisa melihat tembus secara 4 dimensi: 3 dimensi hasil rekonstruksi dan online/realtime. Sistem ECVT ini terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display. Gambar 2 memperlihatkan hasil deteksi kelakuan “Boiling Sand”: Ini dihasilkan dari snapshot imaging dengan kecepatan 1/100 detik menggunakan ECVT terhadap pasir yang sedang “mendidih” di dalam reaktor pemrosesan partikel katalis. Teknologi yang sama bisa digunakan untuk melakukan pencitraan terhadap aktifitas di dalam gunung berapi atau semburan lumpur dari kebocoran sumur gas miliki Lapindo seperti yang terjadi di Sidoarjo.
Gambar 1: Skema sistem ECVT – Melihat tembus secara 4 dimensi: Terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display
Gambar 2 “Boiling Sand”: Hasil snapshot imaging dengan kecepatan 1/100 detik menggunakan ECVT terhadap pasir yang sedang “mendidih” di dalam reaktor pemrosesan partikel katalis
Dr. Warsito meraih gelar doktor dari Universitas Shizuoka Jepang tahun 1997. Dia memulai research tomography ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1. Ketika itu Dr. Warsito mengembangkan Ultrasound Tomography untuk tujuan yang sama yaitu mendeteksi kepekatan gas dan partikel di dalam reaktor multi fase.
Teknologi tomography ini kemudian dibawa ke Amerika bekerja sama dengan Profesor L. S. Fan dari OSU dengan merintis teknologi tomography baru berbasis medan listrik statis. Profesor Fan sendiri semula tidak percaya dan bahkan tidak memahami temuan canggih ini. Tetapi setelah Dr. Warsito mendapat pengakuan dari asosiasi teknik kimia di Amerika dan juga asosiasi industri minyak di sana, baru Profesor Fan tertarik. Profesor Fan kini menjadi terkenal karena ECVT, meskipun telah dipatenkan oleh Dr. Warsito yang beralamat di Tangerang. Paten ECVT tersebut bernomor 60/664,026 tahun 2005 dan 60/760,529 tahun 2006 yang terdaftar dalam dokumen paten AS.
Bangsa Indonesia harus bangga dengan temuan yang bisa diaplikasikan langsung secara luas di dunia industri ini. Temuan atas teknologi pencitraan secara 3 dimensi sempat menjadi headlines di media electronik maupun cetak yang menyangkut sains dan teknologi di seluruh dunia belum lama ini. Berita yang pertama kali dirilis oleh Ohio State Research News pada tanggal 27 Maret 2006 itu kemudian dikutip oleh ScienceDaily (AS), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek di segala bidang dari energi, kedokteran, fisika, biologi, kimia, industri, elektronika hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh dunia. Akankah Dr. Warsito menjadi penerima Nobel di bidang ini? Semoga. (mbu)
Ringkasan:
- Teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau fotokopi yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak bahan di dalam boiler, reaktor industri, pipa, dsb. meskipun bertekanan dan bersuhu tinggi.
- Dr. Warsito adalah penemu dan pengembang teknologi ECVT ini dan pemilik paten yang didaftarkan di dokumen paten AS
- Teknologi ECVT bisa diterapkan di berbagai bidang dari industri, kedokteran, pertambangan, proses kimia, body scan untuk keperluan security, pencitraan aktifitas di dalam gunung berapi atau semburan lumpur panas, dll.
ditulis oleh :D r. Marsudi Budi Utomo, Senior Staf Shindengen Electric Japan, Peneliti ISTECS Jepang, dan Ketua PIP PKS Jepang
Subhanallah… Allah Akbar..
Dunia Islam menunggu karya bapak…
------------------------------------------------------------------------------
Dr Warsito, Ahli “Tembus Pandang” yang Bukan Klenik
JAKARTA – Melihat tembus pandang di zaman dulu hanya sebatas wacana. Bahkan, dihubungkan dengan ilmu klenik. Tapi di masa kini, dengan keandalan teknologi, hal itu bukan suatu yang mustahil. Berkat teknologi tomografi, kita bisa melihat suatu objek tanpa harus membuka penampangnya.
Inilah yang ditekuni Dr Warsito, ilmuwan senior bidang kimia dan biomolekuler Ohio State University, Amerika Serikat (AS). Lelaki kelahiran Solo, 15 Mei 1967 ini telah mengembangkan tomografi volumetrik. Apa pula ini?
“Ini merupakan prototip tomografi terkini yang mampu melakukan rekonstruksi objek secara real time dan tiga dimensi dengan kecepatan hingga milidetik per volume,” papar Warsito dalam presentasinya di acara “Meeting of Indonesian Scientist in the 21st Century” di Jakarta baru-baru ini.
Walau sudah melanglang buana belajar di negeri orang, Warsito masih tercatat sebagai warga negara Indonesia. Ilmu kimia memang sudah diminati Warsito sejak belia. Tak heran ia menuntut ilmu tersebut sampai ke Negeri Sakura, tepatnya Universitas Shizouka.
Setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang S2 di kampus serupa. Pada 1997 Warsito berhasil menuntaskan PhD-nya di kampus itu juga dengan disertasi tentang yomografi ultrasonik. Kini ia tercatat sebagai ilmuwan senior di Department of Chemical and Biomolecular Engineering di Ohio State University. Di sinilah ia bersama timnya mengembangkan tomografi bolumeytrik.
Walau lama di negeri orang, Warsito masih menjadi dosen tamu di jurusan fisika Universitas Indonesia hingga saat ini. Ia juga sempat menjadi dosen tamu di kampus yang membesarkannya, Universitas Shizouka.
Ada serangkaian penghargaan yang pernah diraih lelaki murah senyum ini. Tahun 2002 ia dianugerahi American Institute of Chemist Foundation Outstanding Post-doctoral Award. Ia juga menjadi lulusan terbaik bidang kimia di Universitas Shizouka. Bahkan di awal kariernya pada 1985 Warsito sempat meraih Baiquni Award bidang sains dan matematika dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Berkat segudang prestasinya itu, lelaki ini termasuk dalam 16 ilmuwan Indonesia yang diberi kesempatan unjuk gigi di depan Douglas D Osheroff, peraih Nobel Fisika 1996 yang berkunjung ke Indonesia, akhir pekan silam. (mer)
Copyright © Sinar Harapan 2003
-----------------------------------------------------------------
[Koran Tempo] Produk Tangerang di Universitas Ohio
Koran Tempo, Senin, 10 November 2008.
Sistem pemindai empat dimensi ciptaan Warsito dipasarkan di Amerika
Serikat. Laboratoriumnya cuma sebuah ruko di tangerang.
Jakarta– Hasil perjuangan di sebuah ruko di Tangerang, Provinsi
Banten, akhirnya sampai ke kampus Ohio State University di Amerika
Serikat. Kamis pekan lalu, Dr. Warsito, yang mengepalai grup riset
Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs), menyerahkan
prototipe sistem scanner 4D untuk reaktor kimia pertama di dunia
kepada Professor Liang-Shih Fan.
Acara serah terima itu berlangsung di Koffolt Laboratories milik
Departement of Chemical and Bio-molecular Engineering, Ohio State
University. Di kampus itu, Professor Fan menjadi guru besar dan
mengepalai kelompok riset.
“Wow menakjubkan. Bagaimana anda dapat melakukan ini? ” kata William
Wong, salah seorang peneliti. Tamu lain dari Tsinghua University,
Beijing, mengakui temuan itu sangat hebat.
Waktu itu, Warsito memperagakan model reaktor kecil yang dipasangi
sensor disekelilingnya. Didalamnya diisi cairan kimia dan
dikocok-kocok. Kemudian dengan sensor yang dipasang diluar reaktor,
data sinyal diambil dengan sistem data akuisisi dan dikirim ke
komputer. Komputer lantas memproses sinyal dan membentuk citra tiga
dimensi secara real time. Jadi, seolah olah seluruh isi reaktor di
kopi secara digital serta direkonstruksi lagi dan bisa dilihat secara
langsung di layar monitor laptop.
Teknologi ini mengadopsi tehnik scanning atau fotokopi yang bisa
melihat gerak gas dan partikel di dalam boiler maupun reaktor industri
secara real time dan tiga dimensi. Sistem pemindai atau scanner ini
berbasis teknologi tomografi medan listrik tiga dimensi atau
electrical capacitance volume tomography (ECVT).
Pemindai ini mirip denganCT Scan dan MRI untuk melihat apa yang
terjadi di dalam tubuh manusia. Tapi, perangkat ini lebih canggih
karena pasien tak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang
cuma menampilkan gambar dua dimensi. Pasien cukup melewati pintu
detektor dan pada saat itu juga bakal terlihat apa yang terjadi di
dalamnya. Gambar yang dihasilkan juga tiga dimensi.
Selain untuk bidang kesehatan, teknologi yang sudah dipatenkan oleh
Warsito itu mampu memindai gas di dalam tabung, reaktor nuklir, perut
gunung api serta semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur. Tapi Warsito
dan teman temannya di CTECH Labs belum merancang peralatan itu untuk mengganti CT Scan ata MRI.
Menurut Warsito, Teknologi tomografi itu akan menjadi tools utama
untuk riset di bidang aliran fluida di seluruh dunia. “Selama ini
penelitian hanya bisa dilakukan dengan simulasi komputer” ujar Warsito yang tengah berada di Colombus kepada Tempo melalui surat elektronik.
Maklum, sistem ECVT itu bisa melihat tembus dengan empat dimensi,
yaitu tiga dimensi hasil rekonstruksi dan satu dimensi waktu yg online
atau real time.
Bersama Professor Fan, Warsito mengaplikasikannya untuk memindai atau menfotokopi proses yang terjadi di reaktor kimia. “Kelompok riset
Professor Fan adalah pengguna pertama di dunia sistem ini.” kata pria
kelahiran solo, 1967, itu. Keduanya membentuk Tech4Imaging, perusahaan
yang memasarkan teknologi ini di Amerika Serikat. Sementara itu, di
luar Amerika Serikat, pemasarannya dilakukan oleh PT Edwar Technology yang berkantor di kawasan Tangerang.
Di Ohio State University, teknologi ini digunakan untuk melakukan
studi terhadap tingkah laku partikel dan gas di dalam reaktor kimia.
“Tujuannya untuk mengembangkan energi baru pengganti minyak bumi,” ujarnya. Professor Fan adalah ketua konsorsium penelitian teknologi pemrosesan minyak yang beranggotakan pakar terkemuka dari hampir seluruh perusahaan minyak raksasa seperti Exxon Mobil, Shell, British Petroleum (BP), Air Product dan Dow Chemical.
Warsito mendalami tomografi sejak 1991, ketika kuliah S-1 di
Universitas Shizuoka, Jepang. Dari perguruan tinggi itu, dia meraih
gelar doktor bidang electronic science and technology pada 1997.
Setelah itu dia berangkat ke Amerika Serikat dan bertemu dengan
Professor Fan. Keduanya bekerja sama di laboratorium milik Ohio State
University.
Pada 16 November ini, Professor Fan akan memaparkan hasil pencitraan
4D dengan ECVT pada sesi utama pertemuan 100 tokoh dunia dalam teknik kimia di Philadelphia, Amerika Serikat. American Institute of Chemical Engineers (AIChE) yang menyelenggarakan hajatan pertama kali itu memang memilih Professor Fan sebagai salah satu dari 100 tokoh.
Sistem ECVT generasi kedua ini terdiri atas sistem sensor, sistem data
akuisisi, serta perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi, data
dan display. Semuanya mengontrol dan memproses data untuk diolah
menjadi citra volumetrik tiga dimensi (3D) secara real time. Temuan
ini merupakan pengembangan dari generasi pertama yang tidak bisa
melihat obyek secara online. “Jadi, data diproses dulu secara offline
dan kemudian baru diputar kembali (playback),” ujar Warsito.
Generasi kedua ECVT ini mampu melakukan pemindaian dengan kecepatan tinggi sehingga bisa melihat secara langsung proses yang terjadi di dalam reaktor kimia tertutup secara 3D dan real time. Jadi fitur utama sistem baru ini mampu melihat obyek yang sedang bergerak di reaktor tertutup secara langsung (online) dan 3D.
Tak hanya itu, generasi kedua ini juga jauh lebih kompak. Jumlah
channelnya bisa diatur hingga tak terbatas dan kemampuannya dalam
melakukan scanning terhadap obyek di dalam ruang sendor (gantry) jauh lebih besar. Kalau gengerai pertama hanya mampu melakukan scanning terhadap sebagian kecil dari reaktor, generasi kedua bisa melakukannya secara keseluruhan sekaligus.
Pada dasarnya, peralatannya pun masih sama dengan ECVT generasi
pertama. Antara lain, sistem sensornya masih sama, hanya desain
hardwarenya yang jauh lebih kompak dan portable. Selain itu
pemindainya memakai sistem yang disebut programmable multi-stage
scanning, sehingga bisa melakukan scanning terhadap reaktor yang besar dan panjang dengan bentuk bermacam macam sekaligus.
Pada sisi perangkat lunak, generasi kedua mempunyai fitur baru yang
disebut velocity mapping. Perangkat ini semacam tracking terhadap
gerakan sebuah obyek, misalnya partikel di dalam reaktor lengkap
dengan distribusi kecepatannya.
Selama ini, semua proses hanya bisa diperoleh dengan simulasi
komputer.Kini partikel ukuran nano, fluida, zat kimia, hingga jaringan
tubuh manusia dan lapisan tanah bisa dipindai dengan teknologi yang
diproses dari sebuah ruko di Tangerang, Provinsi Banten.
DR. Warsito, M.Eng adalah salah satu dari “ 50 Tokoh” Revolusi Kaum
Muda (Gatra, Edisi Khusus 2003), “10 yang Mengubah Indonesia” versi
majalah Tempo (Edisi Khusus AKhir Tahun 2006) dan juga terpilih
menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” versi
Majalah Gatra (Mei, 2008).
Di dunia akademisi internasional, beliau dikenal sebagai pioneer dalam
teknologi tomografi, yaitu teknologi untuk memindai (scanning)
berbagai macam obyek dari tubuh manusia, proses kimia, industri
perminyakan, reactor nuklir hingga perut bumi. Penemuannya yang paling spektakuler adalah tomografi volumetric 4D yang dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Teknologi ini diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi diberbagai bidang dari energi, proses kimia, kedokteran hingga nano-teknologi.
Saat ini Warsito sedang membangun sebuah institusi riset swasta
pertama di Indonesia untuk mengembangkan teknologi tomografi
volumetric untuk berbagai aplikasi. Meskipun masih berskala kecil,
institusi yang dibangunnya mempunyai reputasi tinggi di dunia dan
telah mampu menjalin kerja sama riset dengan lembga riset dan
universitas kelas dunia seperti Ohio State University (OH, AS),
National Natural Scince Laboratory of Japan (RIKEN, Japan), Nanyang
Technology University (Singapore) dan Universiti Kebangsaan Malaysia
(Malaysia). Produk dari institusinya telah dipakai di berbagai
institusi dunia termasuk Ohio State University (AS), Cambrige
University (UK), B&W Company (OH, AS) dan Morgantown National
Laboratory (Dept. of Energy, WA, AS). Institusi yang dibangunnya juga
telah menjadi standar bagi teknologi tomografi volumetric dan yang
berkaitan yang dikembangkan di seluruh dunia dan dipublikasikan di dua jurnal internasional terkemuka yaitu Measurement Science and
Technology (UK) dan IEE Sensors Journal (AS). Lembaga penelitian yang
juga memberikan beasiswa dan bimbingan penelitian bagi mahasiswa
Indonesia dari seluruh tanah air untuk menyelesaikan tugas akhir
dengan pembinaan riset kelas dunia bekerja sama dengan lembaga-lembaga riset dunia yang terikat dalam kerjasama penelitian.
Di bidang keorganisasian, Warsito adalah salah satu pendiri dan saat
ini ketua umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI).
Selama menjabat sebagai ketua umum MITI sejak tahun 2005, Warsito
telah membangun jaringan MITI di seluruh Indonesia dan luar negeri
terutama MITI-Mahasiswa di kurang lebih 50 kampus di 26 Propinsi di
seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan MITI adalah
meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa
Indonesia, serta membantu pengembangan SDM mahasiswa Indonesia melalui program pengiriman mahasiswa Indonesia untuk belajar ke luar negeri.
Tahun 2007 MITI telah bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan
Kebudayaan KBRI di Riyadh berhasil mengirim mahasiswa untuk program belajar S2 dan S3 sebanyak 51 orang atas beasiswa dari pemerintah Saudi Arabia. Saat ini MITI juga sedang membangun kelompok-kelompok belajar dan riset bagi pelajar dan mahasiswa di seluruh pelosok tanah air untuk membudayakan riset ilmiah dan mendorong segera terwujudnya universitas riset di universitas-universitas seluruh Indonesia. Selain di MITI, Warsito juga aktif sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Komisi Kebijakan Publik yang salah satunya bertanggung jawab langsung dalam merancang dan menyusun Platform Pembangunan PKS Bidang Perekonomian. Ekonomi adalah bidang
kedua yang digeluti Warsito sejak tahun 1994 secara otodidak.
Di sela-sela kunjungannya pekan lalu ke Riyadh dalam rangka merintis
sebuah kerjasama riset dengan King Saud University, pks-arabsaudi.org
berhasil mewawancarai beliau. Berikut hasil wawancara tersebut:
Bisa diceritakan latar belakang kehidupan Bapak? Di antaranya kota
asal, kelahiran, keluarga, dan pengalaman kecil lainnya?
Saya lahir di Solo, Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 16 Mei 1967.
Daerah saya dekat dengan Mantan Bapak Presiden Soeharto dan Ibu Tien. Saya lahir dari keluarga petani, anak keenam dari 8 bersaudara. Saya menempuh pendidikan dari SD Sampai SMA di Karanganyar Solo. Setelah selesai dari SMAN 1 Karanganyar, Solo pada tahun 1986, saya
melanjutkan ke UGM selama satu bulan. Saya berhenti dari UGM karena
mendapatkan beasiswa ke Jepang. S-1 saya tempuh di Tokyo international Japanese School, Tokyo tamat tahun 1988. Kemudian lanjut ke S-2 di Shizouka University, B. Eng, Chemical Engineering, Lulus tahun 1992.
Masih di Universitas yang sama, Shizouka University, M.Eng, lulus
tahun 1994. Dan S-3 di Shizouka University, Ph.D Electronic Science
and Technology, Lulus tahun 1997. Saya menjadi staf peneliti (riset) 2
tahun dan asisten dosen 2 tahun di universitas bersangkutan. Setelah
menyelesaikan S-3, saya menghadiri suatu comfrence di Belanda dan
bertemu dengan seorang proffesor dari Amerika dan kemudian diajak
untuk melakukan riset di Amerika. Penelitian juga tentang tomografi
volumetrik. 2003, penelitian selesai di Indonesia dan merupakan bidang
yang pertama di dunia karena kemampuan memperoleh objek yang 4
dimensi. Saya pulang ke Indonesia dan menjadi ketua MITI (Masyarakat
Ilmuwan dan Teknologi Indonesia).
Bagaimana tentang keluarga Bapak saat ini?
Saya memiliki 4 orang anak, semuanya laki-laki. Anak yang pertama
lahir di Jepang, umurnya sekarang 16 tahun. Yang kedua lahir di
Indonesia, yang ketiga di Jepang dan yang terakhir lahir di Indonesia.
Bagaimana karir pekerjaan Bapak selepas menyelesaikan pendidikan?
Pemilihan karier sebagai peneliti ditempuh dengan pemikiran yang cukup mendalam. Hal ini terjadi setelah lulus studi S3 karena butuh waktu untuk menentukan posisi yang tersedia (berkarir di akademis atau peneliti yang tidak terikat). Alasannya adalah riset ini merupakan
yang pertama atau pionir di dunia sehingga tidak ada tempat yang
sesuai untuk menampung.
Setelah pulang ke Indonesia, saya menjadi ketua MITI (Masyarakat dan
Ilmuwan Teknologi Indonesia) pada tahun 2005. MITI Berdiri tahun 2004
dan dipercaya menjadi ketua MITI tahun 2005. Tujuannya untuk
meningkatkan daya mampu kemampuan riset mahasiswa Indonesia dengan membangun jejaring (Networking). Mengembalikan mahasiswa pada core competence-nya. Disamping itu, di tahun 2007 saya mendirikan institusi riset dalam ilmu tomografi yang diberi nama Edwar Technology. Sebenarnya, saya mulai riset tentang tomografi sudah mulai 1991. Pada waktu itu teknologinya tidak disebut dengan tomografi, namun suatu riset yang digunakan untuk menembus pandang sebuah objek. Target pertama dari penelitian tomografi ini diharapkan dapat dikembangkan pada dunia kedokteran. Teknologi untuk diagnosa yang murah dan aman (scanner 4 dimensi untuk ibu hamil yang merupakan update dari USG). Scanner ini adalah proyek yang dimulai tahun ini dan diharapkan sampai 3 tahun kedepan sudah bisa dipergunakan hingga puskesmas. Target kedua dari research tomografi adalah dapat mendiagnosa penyakit seperti kanker, teknologi ini diharapkan dapat menggantikan PET. Sedangkan target pengembangan ke 3 adalah untuk penggunaan sekuriti scanning
(Body scanning). Di Saudi Arabia sendiri, kami dipercaya untuk
mengembangkan riset center KSU (PSATRI) yang diharapkan dapat
memperoleh pengakuan dunia. Salah satu upaya dari MITI sendiri adalah dengan mengirim mahasiswa Indonesia untuk belajar ke KSU. Di MITI juga dapat membuka peluang mahasiswa untuk belajar ke luar negeri dengan beasiswa untuk top 20%. Program lainnya dari MITI adalah program aplikasi tepat guna pada para mahasiswa Indonesia dengan beberapa kegiatan seperti lomba inovasi dan lomba penelitian.
Bisa diceritakan lebih jauh tentang ECVT (Electrical Capacitance
Volume Tomography) yang menjadi temuan Bapak?
Tomografi adalah teknologi untuk menembus dalam sebuah objek. Pada
waktu di Ohio State University, muncul ide untuk tomografi volumetric.
Saya sering bolak balik Amerika Indonesia untuk menyelesaikan research mengenai tomografi volumetric ini. Maka pada tahun 2003 dan
setelahnya, selesailah teknologi itu di Indonesia, yang disebut tomografi volume.
Kalau tomografi konvensional, yang dilihat adalah penampangnya.
Sedangkan tomografi volumetric, tidak hanya melihat penampang,
melainkan volumenya juga secara keseluruhan. Hal ini diibaratkan,
kalau kita ingin melihat objek manusia, maka akan seperti melihat air
dalam gelas. CD-Scan hanya terbatas kepada 128 penampang yg bisa
dilihat, sedangkan tomografi volumetric bisa tak terhingga, bisa
continuous, bisa didalam kecepatan tinggi, dan real time.
Dalam waktu dekat akan dikembangkan aplikasi di berbagai bidang,
misalnya untuk kesehatan. Adapun sifat yang digunakan adalah radiasi
atau tegangan tinggi. Tantangannya adalah diharapkan ada scanning
untuk tubuh manusia yang murah dan aman. Akan membuat scanner 4
dimensi di Puskesmas-Puskesmas untuk ibu hamil, untuk rumah sakit
menengah ke bawah. Akan memproduksi scanner 4 dimensi, bs melihat bayi didalam kandungan secara keseluruhan. Yg ada sekarang hanya melihat sebagian saja (4 dimensi yg sebagian kecil saja), misalnya bagian kepala saja. Proyek ini sudah dimulai tahun ini, dan semoga 5 tahun ke depan bisa tercapai seluruhnya. Target kami adalah 100 rumah sakit menengah ke bawah. Adapun Untuk rumah sakit menengah ke atas, maka bisa menggunakan resolusi tinggi.
Saya sangat optimis, teknologi tomografi volumetric ini bisa
menggantikan PET (Positron emission tomography). Bisa melihat mana
jaringan yang sakit dan yang tidak sakit dalam tubuh. Dan teknologi
tomografi inilah yang paling dekat, dan paling mungkin untuk menggantikan PET.
Di KSU (King Saud University) akan memulai menerapkan teknologi ini,
yaitu di Riyadh Technology Incubation Center dan Psatri (Prince Sultan
Advance Technology Research Institute). Karena dua lembaga riset ini
ingin mendapatkan reputasi di dunia sesegera mungkin. Untuk tahun
pertama, akan memulai untuk membangun aplikasi dalam bidang industry dan akan memulai dengan membangun lab untuk aplikasi reaktor.
Apakah Bapak tidak khawatir dengan institusi swasta yang bapak bangun, dalam hal ini Edwar Technology?
Swasta itu memang berat, tetapi akan selalu dicari jalannya untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan terutama mengenai dana. Selama inikan kita melihat melihat dunia penelitian itu dunia cost, research center berarti cost center. Nah, di sini kita ubah dengan sebuah
research center yang visinya yang dibangun tidak seperti itu. Karena
bisnis yang paling bersaing ke depan adalah bisnis teknologi. Dengan
pertimbangan yg cukup rasional, insya Allah akan survive di Indonesia.
Bisa membiayai sendiri semua research serta mendapatkan profit.
Investasi yg dilakukan sederhana saja, kita mulai dari apa yang kita
bisa. Kalau berani melakukannya, maka kita akan bisa.