"Kan ada Allah...." Kalimat itu terngiang kembali di telingaku. Pikiranku pun kembali mengenang peristiwa seminggu yang lalu... Waktu itu saya diminta mewakili Leader presentasi pada sebuah international Seminar di Unpad Jatinangor.Sebenernya gak pede juga sih, secara international seminar gituh. Pastinya bakalan bercuap-cuap pake bahasa international, alias bahasa Inggris. Meski sebelumnya pernah ikutan seminar international juga, tetep aja gak pede dengan kemampuan bahasa Inggris saya.
Saya memutuskan menerima presentasi tersebut karena saya tidak punya alasan untuk menolaknya. Di satu sisi, seminar itu memang penting untuk Leader saya. Jika tidak, maka targetnya sulit tercapai. Saya teringat sebuah hadist:
Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa melepaskan seorang Mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesulitan dari dirinya di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan (Mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Saya berfikir, masa saya tidak mau menolong saudara sesama muslim yang membutuhkan? padahal Allah saja memberikan banyak keutamaan untuk itu..
Di sisi lain, ini merupakan sebuah kesempatan (lagi) bagi saya untuk belajar, bagaimana menyampaikan pemikiran kita pada audience dengan bahasa inggris. Saya pikir, tidak ada ruginya bagi saya untuk mencoba. Mama dan ibu saya selalu memberikan motivasi, menekankan saya untuk berani mecoba sesuatu yang positive, yang akan berguna untuk meningkatkan aktualisasi dan kemampuan diri.
Yang memberatkan saya adalah, saya tidak mengerti paper yang akan saya presentasikan. maklum, paper itu bukan saya yang buat, tetapi Leader saya bersama mahasiswa bimbingannya. Isinya juga tentang simulasi numerik. Hal yang sangat saya hindari sejak kuliah dulu. Saya tidak pernah mencoba memahami tentang itu, karena rasanya pandangan saya berkunang-kunang saat melihat simbol-simbol yang belibet itu *lebay.com* Pokoknya sumpaaaahh.. gak suka banget! apalagi ini harus mengerti dan mempresentasikannya. Ditambah waktunya hanya 2 hari!
Yang selanjutnya adalah masalah tempat singgah di sana. Karena dananya tidak memungkinkan untuk saya menyewa sebuah kamar hotel, maka saya harus mencari tempat singgah yang nyaris gratis. Hmm... ternyata kampus unpad jatinangor ini jauh juga dari Bandung. Malah sudah memasuki Kota Sumedang. Sayangnya saya tidak punya teman di sana. Worried juga sih... ini pertama kalinya saya ke jatinangor, sebatang kara juga. Gak ada jalan lain selain bawa banyak uang, *biar bisa nyicipin banyak makanan* hehe...
"kan ada Allah....", begitu kata ibuku, saat aku menceritakan kegalauanku. Selain mama, saya juga memang suka sharing dengan ibu, terutama untuk masalah kantor, karena kita satu instansi.
Bismillah, dengan keyakinan bahwa Allah yang maha penolong dan maha pemurah akan menolong saya, saya mulai membaca paper yang bahkan komputer saya tidak mampu mem-print simbol-simbol rumit ini. Dua kali saya baca paper tersebut... alhamdulillah, saya bisa merasakan iramanya, getarannya, dan arah tujuannya. saya baca sekali lagi... alhamdulillah saya bisa mengerti maksud dari deretan simbol-simbol rumit ini. Subhanallah... ternyata otak saya mampu meverna tulisan ini, hal yang sejak kuliah selalu saya jauhi. Subhanallah... ternyata dalam keadaan terdesak otak kita sepertinya bekerja berpuluh-puluh kali lebih optimal dibanding dalam keadaan normal. Alhamdulillah ya Rabb...
Pertolongan selanjutnya pun datang. Tiba-tiba saya teringat sahabat karib saya yang sudah 4 tahun tidak berjumpa. Kabar terakhir yang saya ingat, ia dan keluarganya tinggal di Bandung. Maka tanpa menunggu waktu lama, saya segera menghubunginya.... Ternyata di luar dugaan, ia dan keluarga tinggal di Cileunyi, dekat dengan kampus Unpad Jatinangor. Bahkan ia menawarkan agar saya bermalam di rumahnya saja, agar bisa lebih puas melepas rindu. Maklum udah lama gak ketemu, ditambah saya juga kangen banget dengan dua keponakan saya itu... Alhamdulillah, i love you fuuuuull my sista *mbah surip mode on*.
Dan hal yang saya risaukan lainnya adalah tentang presentasi. Walaupun (misalnya) saya bisa lancar menyampaikan presentasi saya dalam bahasa inggris, tapi saya masih cemas mengenai sesi tanya jawabnya. Takut tidak mengerti apa yang diucapkan si penanya (apalagi kalau orang luar yang logat englishnya gak jelas dan kecepetan), takut tidak bisa menjawab, dsb. Tapi dengan keyakinan seperti sebelumnya... Subhanallah, Allah memberikan satu kemudahan lagi kepada saya. Pada sesi tanya jawab, ada mahasiswi teknik kimia unpad yang tertarik dengan penelitian ini. Sehingga ia melontarkan banyak pertanyaan kepada saya hingga waktu tanya jawab habis. Alhamdulillah semua pertanyaannya bisa saya jawab, dan karena yang bertanya masih orang Indonesia, maka saya tidak kesulitan mengidentifikasi apa yang dia ucapkan.
Memang Allah semata tempat kita bergantung,
Hanya Allah yang bisa kita andalkan,
Allah tidak akan mengecewakan hamba-Nya,
bahkan pada hambanya yang mengecewakan sekalipun.
Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya.
seperti halnya lagu yang dinyanyikan Maher Zein,