Saturday, 26 February 2011

what a LUCKY me

today i'm fallin in love with Jason mraz.
After we had lunch together, one of our turned on a song from her laptop. did you know what song she turn on? a song is very simply but the best. rhythmic movement makes relax. i think the song is suitable in any situation.
the song is... lucky. i fall in love in first hearing with this song. you must be hearing this song. coz this song is from 2009. unfortunatelly i hear it today.. that's too late :(

beside Lucky, Jason mraz songs that i like are Geek in the pink, i'm yours, life is wonderful, Kickin' With You (OST Film When In Rome), make it mine, a beautiful mess, and rainbow connection. He have a good vocal.
let's check lyric of Lucky v(^_^)

Do you hear me,
I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky oh my, baby I'm trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Oooohhhhoohhhhohhooohhooohhooohoooh

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music, feel the air
I'll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh
Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh


the song's very suitable for us now. when we eat Pizza together.
i, amel, rio, mr.inda, gita, afni, mia, robert, greeny, and grey girl enjoy our pizza with the relax song.
I wanna thank you for them, for being my friend... really i glad to see you today. i hope we can meet again in other time :)

Lucky i'm in friendship with you all

Wednesday, 23 February 2011

Download buku di google book

Bukannya gak mencintai produk dalam negeri, tapi sumpah, pada kenyataannya buku-buku literatur luar lebih berbobot, apa lagi handbook. dan kebanyakan buku-buku tersebut sebagian (kecil) udah diterjemahin ke dalam bahasa Indonesia. Ingat, itu cuma sebagian kecil lho... masih banyak buku2 keren yang masih dalam bahasa aslinya, dan masih dijual di luar Indonesia. Harganya memang cukup mahal, apalagi ditambah biaya shipping... aduhai, musti rela merogoh kocek dalam-dalam tuh.

Untuk nyari literatur atau buku hobi, dan buku-buku lainnya, saya lebih suka cari di google books, banyak banget koleksinya, terutama untuk buku-buku luar. kan lumayan kalo bisa dibaca di tempat, apalagi kalo bisa didownload. Hari ini nemuain handbook keren. karena tebel banget sekitar 740 halaman berbahasa Inggris, jadi pengen didownload aja tuh buku, biar ntar bisa dibaca saat offline *sok rajin*

Nyari-nyari literatur di google, ternyata ada beberapa cara tuk download buku di google books:
tapi saya lebih suka menggunakan software portable Google Book Downloader. Tips ini saya dapat dari artikelkomputerkuSoftware ini berukuran kecil dan pemakaiannya sangat mudah, cukup copy url buku yang akan di download kemudian paste di addres bar software Google Book Download.

Untuk mencobanya bisa download softwarenya disini Google Book Downloader. Jika link di atas gagal bisa gunakan link ini. Karena file Google Book Download masih dalam format terkompress, maka harus dieksktrak filenya dulu agar bisa digunakan.

Untuk mendownload buku di google book menggunakan Google Book Download, caranya:
1. Buka halaman buku google book yang akan di download. Copy url buku (lihat di address bar browser)


2. Buka software Googe Book Download. Pilih tombol Download Manually.
Kalo saya sih lenih suka pilih yang Download Automatically, biar bisa ditinggal, gak usah disave satu2. kecuali kalo mau mendownload beberapa halaman aja. untuk yang pilih download manually, lanjutkan langkah berikut:


3. Akan terbuka tampilan seperti di bawah ini
Paste url buku di addres bar  Google Book Download , kemudian klik tombol Go Setelah halaman buku terbuka geser vertikal scroll bar ke bawah (lihat gambar 3). Secara otomatis Page No dan Page Downloaded akan terisi. Setelah semua halaman terbuka, Klik tombol Save Book untuk menyimpan buku dalam bentuk PDF.

Hasil download ebooknya akan tersimpan menjadi satu file dalam format pdf.
Oya, kalo mau pake cara ini, internetnya kudu lancar enaknya, jangan putus nyambung.


Selesai deh...
akhirnya dapet juga nih handbook yang keren.. senangnya....
selamat mencoba, buat yang tertarik.

Monday, 21 February 2011

mengejar paspor

Tahun ini saya harus udah punya paspor. Meski rencana bikinnya sekitar akhir maret, ternyata udah harus punya akhir februari ini. So, buru-burulah saya kudu berkunjung ke kantor imigrasi, yang udah terbayang di benak saya bakalan crowded banget. karena ini udah tanggal 21 Februari, kudu cepet-cepet nih. setelah nyari literatur di internet (ciye.. literatur), ternyata ada juga yang bikin paspor dalam 4 hari jadi di kantor imigrasi Jaksel, gak pake calo.
Yup, dengan dana yang terbatas, saya memutuskan tuk pake jalur biasa aja. kalo pake jalur khusus (1 hari) bisa 1 juta lebih. kalo 2 hari sekitar 600 ribu.

Hari 1: 21 Februari 2011

Pagi-pagi dari rumah, berangkat ke arah kantor tapi gak ke kantor. langsung puter arah ke mampang. meski awalnya keterusan naik bis, karena gak tau kantor imigrasi Jakarta selatan tuh dimana letaknya, akhirnya puter balik lagi naik busway dan turun di halte imigrasi. Pas nyampe disana, tengok-tengok kiri kanan... gak ada penampakan gedung imigrasinya ya?? cuma adapenampakan kayak gini:

akhirnya nanya-nanya sama satpam yang ada disekitar sana, "pak maaf, kantor imigrasinya dimana ya?" eh, mereka malah ketawa. "udah pindah neng, di lebak bulus sekarang. yang disini mah baru mau dibangun. paling jadinya nanti idul adha.." gubraakkk.... ternyata tuh kantor lagi dibangun ulang. ffuhhh.... gue gak tau sama sekali!!!! malah kantor yang baru adanya di lebak bulus, jauh juga dari sini, udah jam 9 pula... mau nyampe sana jam berapa? kebayang deh antrian yang amat sangat padat :(

kasian juga kali ya bapak2 satpam ini melihat wajahku yang memelas, akhirnya mereka berkata, "adik naim kopaja 20 aja dari sini, turun di lampu merah cilandak trus naik mobil 05 yang warna kuning." yah, akhirnya saya mengangguk dan bergegas ngejar kopaja 20. mau gimana lagi... demi mengejar paspor 4 hari kerja :(

Udah tiba di lampu merah cilandak, nyari mobil 05 yang dibilang bapak tadi.. kok gak ada ya. nunggu lagi.. gak ada juga. akhirnya nanya ke ibu yang lagi nunggu mobil juga. "bu, maaf angkot 05 lewat sini kan ya?" ibu itu mengernyitkan alis, "05? adik mau kemana?" jawab saya "mau ke imigrasi." trus si ibu berseru, "oh bukan 95 kali, tapi 509, bisnya yang kuning itu (sambil menunjuk bis yang lagi ngetem)." dudul banget gue! gimana sih pak satpam, kok bilangnya 05 seeeh... (doh). tanpa saya minta, si ibu menambahkan, "letaknya setelah RS. Fatmawati, nanti ada lorena, tidak jauh dari situ kantor imigrasinya." siip.. "oke bu. terima kasih banyak." kataku sambil segera bergegas mengejar bis 509 yang udah mau berangkat.

Setelah mengikuti petunjuk si ibu nan baik hati, sampailah saya di kantor imigrasi Jakarta selatan. dari depan aja pemandangannya udah gak enak. banyak mobil yang berjejalan sampe ke luar gerbang. doh, pasti di dalem bakalan crowded deh...

Bener aja, pas udah nyampe dalam gedung, banyak orang yang pada berdiri, karena gak kebagian tempat duduk. Bingung juga sih harus pake nomor antrian atau gak, soalnya Ksebelum datang kesini saya sudah mengisi formulir online nya di situs imigrasi. jadi harusnya tinggal menyerahkan dokumen-dokumen asli saja untuk pemeriksaaan dan verifikasi. Akhirnya bertannya pada petugas yang berada di dalam loket, Pembuatan Paspor baru "pak kalau sudah daftar online harus bagaimana?" pak petugas menjawab, "ambil dulu nomor antrian, nanti dipanggil di loket ini." oh... okelah, saya langsung mengambil nomor antrian dari mesin antrian otomatis. Hmm... dapet nomor 346. berarti sekitar 200 nomor lagi giliran saya... banyak betul! sabar...

Melirik ke koperasi, baru inget kalau harus ambil map dan form yang harus diisi. akhrnya dengan 5000 perak saya dapet form tersebut. padahal di form tersebut tertulis gratis, kenapa harus bayar ya? ya... sudahlah.

Dokumen-dokumen yang diperlukan adalah: Akte kelahiran/ ijazah (boleh akte kelahiran atau ijazah aja), kartu keluarga, KTP, Surat rekomendasi dari kantor. semuanya difotokopi sekali dalam kertas A4. untuk KTP jangan dipotong. sebenernya awalnya mau ngaku jobless aja  biar gak susah2 minta rekomendasi dari kantor. tapi gak jadi, karena dosa, hehe... trus selain itu juga emang gak boleh ternyata, karena data saya di KTP kan masih mahasiswa (buatnya tahun 2007) trus sekarangkan udah bukan mahasiswa lagi...

setelah nunggu lama, sambil baca-baca buku TOEFL (mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat nih ceritanya) akhirnya nomor saya dioanggil juga. lama juga nunggunya, baru sekita jam 14 baru dipanggil. setelah menyerahkan dokumen asli di loket "pembuatan paspor baru", dokumen2 tersebut diperiksa, cuma sebentar kok karena saya udah daftar online, jadi datanya udah masuk. Kemudian disuruh datang lagi esok pagi untuk pemotretan, wawancara dan sidik jari.

S
ebelum pulang harus bayar dulu. Paspor 24 hall biayanya 105rb, untuk 48 hal biayanya 255rb. Kalau yg elektronik (e-passport) lebbih mahal, yaitu 655rb buat yang 48hal dan 405rb buat yang 24hal. Meski awalnya saya berniat untuk membuat yang 24 halaman, karena tidak berniat mondar-mandir ke luar negeri, tapi sepertinya sudah otomatis tercatat 48 halaman. katanya, kalau yang 24 halaman itu untuk TKI. ada-ada aja....

Oya, sebenernya kalau udah daftar online bisa hari ini juga pemeriksaan berkas, pemotretan, wawancara, dan sidik jari. Tapi karena hari ini banyak yang ngajuin paspor dan saya datangnya siang, jadinya proses tersebut gak bisa dalam satu hari deh :(

Hari 2: 22 Februari 2011

Kali ini saya datang pagi-pagi ke kantor imigrasi, meski sampai disana jam9 pagi sih :D
Untuk kali ini tidak perlu ambil antrian lagi, tapi langsung naik ke atas, ke ruangan khusus foto dan wawancara. setelah menyerahkan kwitansi pembayaran, diberikankanlah nomor antrian... hmm, dapet nomor 77. saya pikir gak akan lama. tapi ternyata, harapan itu tinggal harapan... soalnya banyak yang masuk tanpa nomor antrian euy... belakangan saya baru mengerti. itu adalah orang2 yang memakai jasa calo. hiks... tega! padahal di setiap sudut terpasang himbauan untuk tidak menggunakan jasa calo, himbauan untuk mengurus paspor langsung. tapi kenapa mereka masih mendukung penuh praktik calo-calo tersebut. bener-bener aneh (doh). akhirnya saya harus menunggu lagi, entah sampai kapan, sambil memperhatikan petugas-petugas imigrasi yang bekerja supersibuk dibawah. Keren!

(Saat ini) para petugas imigrasi ini bekerja berdasarkan jumlah nomor antrian. bukan berdasarkan jam kerja. Nomor antrian dibuka dari jam8-11. biasanya sih bisa sekitar 400 permohonan. hiks... crowded banget deh kalau melihat kerjaan mereka. Ngomong-ngomong tentang no antrian, kita harus tetap stay tune mendengarkan petugas memanggil nomor antrian. karena nomor antrian yang terlewat akan hangus. dan berarti kita harus balik lagi esok hari untuk mengantri (doh)... jangan sampe deh kayak gitu.

Tibalah giliran saya tuk masuk ke dalam ruangan khusus itu, sekitar jm 14.00. Sampai dalam ternyata, "mba, fotonya gak bisa pakai kerudung putih karena backgroundnya putih. takutnya nanti gak jelas mukanya." heh? baru tau saya. padahal udah rapih-rapih pake kerudung putih... gimana ya? masa harus balik pulang lagi?! tapi kemudian si ibu bilang, "ada sih kerudung hitam kalau mau pake." akhirnya saya menyetujui tuk pinjem kerudung dari petugas tersebut, daripada harus pulang ke rumah :D

Ternyata eh tenyata, kerudungnya tuh kerudung jadi, alias bergo! baru kali ini saya pake bergo hitam, untuk foto resmi seperti ini pula! tapi whatever lah... the show must go on! Pemotretan, scan 10 sidik jari... dan terakhir wawancara. Wawancara ini cuma ditanya alasan bikin paspor, dan selebihnya ngobrol-ngobrol santai.

Setelah selesai semua, ternyata paspor baru bisa diambil 10 hri kemudian (10 hari kerja). alasannya karena kantor imigrasi jakarta selatan sedang kebanjiran pemohon paspor. ffuuuuhhh.... pupuslah satu tujuanku :(
oke lah, there's another chance.

..... to be continue....

Saturday, 19 February 2011

britzone: first time

Dear my dy, i wanna share my story today :)

At 5.30 AM i must go to mampang for oral test of tahsin. you know? i was late to entrace the class. and i get before the last queue. in the axam, the first i'm very nervous. so are my friends. coz my teacher is strongly strictly :(
somehow, in this exam i feel better. i did talaqi slowly so that i didn't have many correction. i hope in this term, i will pass the exam.

At 11.00 PM i went to diknas library for joining britzone. this is my first time i go there. thanks to liana who count me in. although it's not easy for me to understand what they say (because their pronouncation is very good), i will endeavor to understand that. i need to strongly efforts for that, coz beside it, they speak fastly. hmm... dy, what i need to stay at abroad for a long time so that i can speak english fluently like them??

Thursday, 17 February 2011

i'll pass up petronas :(

i have been getting scholarship from malaysia (petronas university). because of my GPA under 3.0, the scholarship is not covering all fund there. only tuition fee. for monthly allowance, it will be given after 6 months course, if our GPA and performance are good.

i just discussed it with my parents, about possibility to take it. coz i think i need fund from my parents, unfortunatelly my saving money is not enough to cover monthly allowance. i have corresponded with indonesian student in there, for monthly allowance we need about 4 millions rupiah every month. it's very hard to me :(

unfortunatelly, my dad preperably likes if i am a PNS. i have to be a PNS before i get scholarship. hiks.. i'm very sad.. for me, PNS is not all the things. my dream is to be a good scientist, although a PNS is not bad. but i want reach chances that are in front of my eyes. now is about scholarship. PNS job test will be held in october until last year.

i'd like to say thank you very much to my leader Mr. Ratno who have recommending me to Dr. Suriati in Petronas, also Dr. Suriaty for her cooperation and Ms. Triana for sharing. i really want to study in petronas but for this time it's enable for me... it's very hard and i'm very sad to say "sorry, i'll pass up that one". i hope, this is the best decision that i have made. Allah, i wanna continue my study in master and doctoral... please guide me to reach my dreams...

Monday, 7 February 2011

Gila Gelar


Kemarin seorang teman mengeluh, "masa orang tuanya gak mau anaknya diajari les bahasa inggris sama saya. cuma karena saya bilang kalau saya cuma tamatan SMA... huh! padahal kalau dari segi kemampuan, bahasa inggris saya kan gak jelek. saya mampu kok berbahasa inggris dengan baik. tidak kalah dengan bahasa inggris-nya anak-anak kuliahan. saya bener-bener sakit hati li..." saya cuma bisa terbelalak, "heh, beneran. masa sih cuma karena belum sarjana kamu ditolak jadi pengajar bahasa inggris anak smp?" dia mengangguk sedih, "iya, orang tuanya bilang gituh..." saya jadi ikutan sedih, padahal bahasa inggrisnya keren, malah bisa nglahin anak-anak kuliahan. karena dia selalu belajar otodidak.

Katanya lagi, "padahal waktu saya privat bahasa indonesia sama orang asing, dia gak keberatan diajarin sama saya meski saya cuma tamatan SMA. dia bilang, no problem selama saya punya kemampuan itu..." hmm... jadi gini ya orang-orang Indonesia, gelar itu penting melebihi kemampuannya... makanya banyak orang yang rela ngeluarin duit banyak cuma buat beli gelar (ilegal) yang diterbitkan lembaga pendidikan fiktif. Tangisan dunia pendidikan yang sungguh menyayat

Memang orang akan bangga jika memiliki gelar sarjana, doktor, bahkan profesor untuk menaikkan posisi tawarnya. Namun, kemampuan finansial yang tidak diimbangi dengan kemampuan intelektual mengakibatkan banyak orang yang memotong jalur (ambil jalan ternatif) untuk memudahkannya mendapatkan gelar akademik. Hal itulah yang menjadi penyebab perdagangan gelar kesarjaan dan gelar akademik lainnya. Tanpa kuliah, ujian skripsi, tesis, dan disertasi, orang bisa mendapatkan gelar yang diinginkannya. Itu adalah penipuan besar. Padahal, gelar tersebut tidak akan berguna jika tidak diimbangi dengan kemampuan intelektual dan skill. Apalah berharganya gelar doktor, jika kemampuannya tidak lebih baik dari yang bergelar sarjana S1.

Orang Indonesia itu gila gelar? menjawab ini, rasanya tidak berlebihan jika saya jawab,  ya. Ssaat ini memang tingkat keparahan  sindrom ini di Indonesia sangat tinggi. Meski sindrom ini juga merasuk dan merusak segenap penjuru bumi, termasuk negara adidaya seperti Amerika Serikat, tapi sindrom ini tidak separah di Indonesia (sharing dengan seorang kawan).

Menengok lebih jauh ke belakang, fenomena gila gelar itu tidak terlepas dari budaya kerajaan di Indonesia. Orang Jawa akan dihormati jika mereka memiliki gelar yang diberikan kerajaan. Misalnya, orang akan dihormati dalam kehidupan sosial masyarakat jika menyandang gelar-gelar yang membuatnya disegani. Bahkan, seorang raja merasa perlu menaikkan gelar untuk melegitimasi kekuasaannya. Jadi tidak heran pada masa modern seperti sekarang pun, orang ramai memburu gelar dengan berbagai cara untuk menaikkan prestise diri di hadapan masyarakat. Mulai dari akademisi, profesional hingga birokrat. Bahkan gelar 'haji' pun turut jadi incaran (padahal, Rasulullah saja tidak pernah memamerkan gelar tersebut meskipun beliaulah manusia yang paling sempurna melaksanakannya). Masyarakat masih lebih menghormati seseorang dengan melihat gelarnya dan bukan karyanya.

Jika mau membandingkan dengan ilmuwan Jepang, ceritanya mas ramli, mereka tidak biasa untuk tidak menuliskan gelar. Jika ada seminar atau kuliah umum yang diadakan di kampus, sehebat apapun professor yang akan diundang untuk berbicara, belum pernah beliau melihat ada embel-embel gelar di depan atau di belakang namanya.Tetapi lain halnya jika yang diundang berbicara adalah professor dari luar Jepang, maka biasanya dilengkapi dengan embel-embel.

Kehebatan para peneliti di Jepang bukan dilihat dari banyaknya gelar yang dipunyainya. Banyak professor yang telah mendalami dan mengikuti program pendidikan dari berbagai major yang terkait dengan penelitiannya, tetapi namanya tidak semakin panjang dengan gelar-gelar yang didapatnya.

Di Jepang tidak ada istilah guru besar. Sehingga para dosen tidak perlu disibukkan dengan mengejar target ini itu untuk mendapatkan gelar ini.Oleh karenanya mereka lebih enjoy melakukan penelitian apa saja yang diinginkannya. Seorang asisten professor di kampus, jika melihat hasil penelitian dan tulisan-tulisannya yang tersebar di jurnal Jepang dan internasional, seandainya dia berada di Indonesia, dengan mudahnya dia akan mendapatkan gelar guru besar. Tetapi tidak dengan di Jepang, statusnya tetap sebagai asisten professor sekalipun dia layak sekali disebut professor, dan bukan asisten.

Esensi pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membebaskan diri dari segala bentuk kebodohan. Bukan sekadar selembar ijazah atau embel-embel gelar kesarjanaan. Seharusnya orang tidak butuh gelar untuk menegaskan kemampuan intelektualnya. Seharusnya dengan karya, kemampuannya bisa diakui semua orang. Bahkan, orang tidak akan merasa perlu sekolah formal jika merasa mampu membebaskan diri dari kebodohan. Dengan menyandang gelar tinggi tapi tidak mampu melakukan apa-apa, mereka malah menjadi bahan gunjingan dan tertawaan orang. Apalagi, yang disandang gelar palsu. 

Teringat kata Ippho Santosa (Penulis Qalbu Marketing), "kenapa tidak kita sendiri yang memberikan gelar pada kita (self-titling)?" jangan cuma kampus, agama, pemerintah dan masyarakat yang selalu memberikan gelar kepada diri kita. Bukan ide yang gendeng menurut saya, motivator Andrie Wongso saja punya predikat SDTT TBS alias Sekolah Dasar Tidak Tamat Tetapi Bisa Sukses. Pas dan pantas 'kan? Pengusaha Joger pun ndak mau kalah. Dia punya predikat BAA, BSS. Maksudnya, Bukan Apa-Apa, Bukan Siapa-Siapa. Benar-benar lugas dan cerdas 'kan? tidak perlu susah-susah mendapatkan gelar yang ilegal

Meski banyak yang bilang, "Itu mah bukan gila gelar, tetapi gelar gila!" Ah, biar saja! Tidak melanggar hukum ini. Kalau titel-titel formal itu manfaatnya untuk personal branding, sebenarnya titel non-formal yang terkesan guyonan itu juga tidak jauh berbeda. Malah efeknya bisa lebih greget dan bisa bikin kaget!

How to get book care


Are you a book lover? Me and my friend like hunting books very much. We love books very much. That’s why we have enjoyed to join in Goodreads Indonesia. In my room I have several books, not many, over 150 books. In 2002 I made a small library in my home. The books are comics, teenager and children magazines, kumcer, and other books that I got from my mom and my dad. My parents always bring books to me and my sisters from their office. So, me and my sisters enjoy with books very much. Because we grew up in books around, I think.

Now I have stacks of books in my home. My parents say, it enough to start a library. The good idea, I think. But I don’t have anytime to arrange my books, I preferably a bookworm. But I realize that I must keep my book in great condition. I prepared steps that I have to do. Check this out!

Cleaning, coz books need personal hygiene too!
1. Musty odor on books is actually mold, and it’s caused by storing books in a humid environtment. Rescue the book from the humidity, pronto!
2. For matte book covers, try an easer to wipe away grime by moving the easer out towards the edge of the page. For glossy covers, spray glass cleaner an a soft clean cloth, and wipe the book carefully. Do not spray directly on the cover.
3. Remove dust by dusting lightly around the book. Keep the book tightly closed, so you don’t push dust into he pages.

Storing, let’s organize and well-store for easy access
1. Put larger books, like encyclopedias, dictionaries, and picture books on a lower shelf to keep them from toppling onto someone’s head.
2. Organize the collection: by subject, by title, by genre, or by author for easier access to your favorite books!
3. Place similar sized books next to each other on the shelf vertically, packing them neither too loosely nor too tightly, so that help to prevent warping of a tall book next to a short book.
4. Store books upright (vertically) on the shelves. Do not lay other books on top of them.
5. Keep the books dry by humidifier by using dehumidier pellets. Humidity and dampness prodece mold. Some material of paper attack mold easily.

Handling, make them last longer!
1. Read your books with clean hands. No greasy foods when you are reading :D
2. Use a proper bookmark to keep the pages nice. No paperclips, no pen and no folding down a corner of the book!
3. Use pieces of paper or post-it notes to take notes on pages. If you are required to write in the book, use a pencil and erase the markings.
4. Pulling a book out of the shelf by the top of its spine may damage the book. Grasp the spine to take the book out.
5. Do not use books as coasters. This can make them ugly earlier.
6. Never press down on the spine of books while photocopying, especially with large and heavy books. Remind the photocopy man not to do this!
7. Keep your pets away from books. They may damage the book by leaving a mark or using their claws.


Okay, these are several tips for keeping your book in great condition. If you have anytips for it, you can share with me in this blog. In my dream, I have a comfortable library in my home. The library consist of many books. It must be arranged neatly. I will make a regulation for visitor to protect my books. I hope my children, my grandchild, and my other generation love books very much. I have effort to make the dream come true.