Tuesday, 6 May 2014

Mahabarata: Open your mind

Beberapa hari ini ga sengaja nonton film Mahabarata di ANTV. Gak niat sih, cuma asal ikut nimbrung aja sama orang-orang yang nonton TV. Sebenernya waktu SD dahulu, saya pernah nonton film Mahabarata ini, tapi entah kenapa sekarang bener-bener lupa ceritanya :Da

Episode kali ini ada yang bagus nih tentang menuntut ilmu...

Review sedikit, Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa) dan Kurawa (Duryudana cs.) belajar di perguruan yang sama di Hastinapura, dengan seorang guru yang bernama Drona. Kita tau kan yah watak Pandawa dan Kurawa sangat bertolak belakang. Pandawa berwatak baik dan setia kawan, sedangkan kurawa bersifat iri, dengki, suka menghasut, pokoknya yang buruk-buruk deh...
Nah, Guru Drona ini punya anak. Namanya Aswatama, sifatnya sebenernya baik, cuma karena dekatnya dengan Duryudana cs maka dia suka termakan hasutan anak-anak kurawa juga.

Dalam pelajran memanah, Arjuna merupakan murid yang paling pandai dan berbakat. Guru drona bahkan bersumpah untuk menjadikan Arjuna sebagai pemanah terhebat. Sikap Drona kepada Arjuna ini selalu membuat kurawa (terutama Duryudana) menjadi semakin iri dan dengki. Dengan liciknya, Duryudana menghasut Aswatama agar menyingkirkan Arjuna karena kelak Arjuna akan mengambil kasih sayang dari ayahnya (Drona) dan apa yang seharusnya menjadi milik Aswatama. Tentu saja Aswatama terpengaruh.

Aswatama bertemu Drona dan meminta pedang Brahma. Dia berkata tidak akan membiarkan Arjuna yang memilikinya. Dari sikap anaknya tersebut, Drona sangat faham ada yang mempengaruhi Aswatama. Akhirnya ia bersumpah pada Aswatama tidak akan pilih kasih kepada murid-muridnya termasuk pada Arjuna. Ia pun akan mandi dan berdoa di sungai Gangga, dengan syarat semua murid harus menyaksikannya.

Hari yang ditentukan tiba, Drona turun ke sungai dan berdoa sambil memejamkan matanya. Semua murid berdiri di pinggir sungai dan menyaksikannya. Tiba-tiba dari semak-semak muncul buaya yang besar dan bergerak dengan cepat ke arah Drona yang tidak menyadarinya. Segera saja mulut buaya tersebut menjepit pinggang Drona. Drona memberontak. Semua murid dan Aswatama sangat shock dan berteriak ngeri. Tiba-tiba arjuna melompat ke dalam sungai, bertarung dengan buaya dan berusaha menyelamatkan Drona. Melihat hal tersebut, Aswatama perlahan-lahan ikut turun ke sungai juga untuk menyelamatkan ayahnya. Tetapi buaya sudah dikalahkan Arjuna dan menghilang. Ternyata ini hanya ujian dari Drona untuk mengetahui siapa yang paling peduli dengan dirinya.

Kita tahu betapa Arjuna tanpa pikir panjang langsung melompat ke sungai sedangkan Aswatama, anaknya sendiri, masih berfikir panjang untuk menyelamatkan ayahnya sendiri. Seharusnya ini menjadi jawaban bagi Aswatama mengapa ayahnya terlihat lebih menyayangi Arjuna di bandingkan murid lainnya (terutama Duryudana).

Di tepi sungai, Drona menatap Duryudana dan berkata, yang initinya seperti ini: "Untuk menampung air yang lebih luas dari sungai Gangga, dibutuhkan wadah yang besar. Kalian akan bisa menerima pengetahuan yang banyak jika kalian membuka pikiran kalian. Karena ilmu yang luas itu membutuhkan wadah yang luas." selanjutnya khusus untuk Duryudana, "Jika kau mau meninggalkan padepokan ini silakan, tapi mungkin kau tidak akan mendapatkan  pengetahuan apa-apa. Tapi jika kau tetap disini, kau mungkin akan dapatkan ilmu pengetahuan meski sedikit."

Kereeeen nasihatnya.
Intinya untuk belajar kita harus membuka pikiran kita. Jauhkan persaingan, rasa iri, dengki, dan merasa diri paling hebat. Ya, ilmu itu cahaya. Jika hati adalah cermin, makan cermin yang bersihlah yang akan memantulkan cahaya, bukan cermin yang kotor dan berkerak karena dengki.

Ok, open our mind, stay cool and study :)


No comments:

Post a Comment