Tuesday, 19 November 2013

Di suatu sore yang cerah...

55 from PTM

Kedua kalinya foto bareng berempat...
Maksudnya ntar ada ketiga kalinya, keempat kalinya, kelima kalinya... hehe
Jadi kepikiran kasih nama geng 55 PTM ini :p

Pagi-pagi gini akuh semangat posting foto ini di blog tercintah, karena baru buka whatsapp yang dikirim pa giri :D

Pada posting foto kali ini akuh mau ceritain per personalnya:
yang paling kiri itu akuh, tampak keren sambil menyembunyikan ke-chubby-an
selanjutnya pak dody, tampak cool
lalu mas oka, tampak seperti mahasiswa padahal udah lulus ke-master-annya. Gayanya mengalahkan daku yang masih mahasiswa
daaan terakhir adalah... pak giri yang tampak senang sekali difoto hehe... *peace pak
Thanks to Ika yang udah bersedia motret kita ^^

Btw bajunya pak giri dan pak dody sama kayak difoto sebelumnya yak :D

#Kompak terus

Yo, segitu aja postingan pagi ini ~ udah jam 5:53 pagi!
Bersiap dan selamat bekerja lagi!
yang ngantor.. ke kantor
yang ngelab.. ke lab
yang ngampus... ya ke depok :D

Monday, 11 November 2013

Gak sengaja kompak

akuh, pa giri, mas oka, pa dody
#gaksengaja #kompak

ahahahaha.... inilah group 55 dari PTM.
Maksudnya penumpang jemputan BP*T yang nomor 55 (rute Ciledug-Serpong).

Jadiiii ceritanya... setiap sore kan kita selalu berdiri di depan Depo Bangunan (sebutan sopir 55 buat lab kuh..) buat nunggu diangkut jemputan. Naah, hari ini tanpa sadar kita berdiri berbaris gini. Miriip kayak orang ngantri! Kebetulan mba hen yang lagi duduk di kursi post satpam melihat kita. Akhirnya... ya difoto gini deh '-_-

Hehe emang bener-bener gak sengaja #kompak berpose begini nih :D


Wednesday, 30 October 2013

Percayailah yang terbaik

mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang
akan menarik keluar yang terbaik dari mereka
berbagi senyum kecil dan pujian sederhana
mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa
atau membuat sekeping hati kembali percaya
bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik



Lelaki itu menyipitkan mata di terjang terik. Kakinya tersaruk seok dalam sengatan pasir. Dia datang dari jauh memikul beban hati yang memayahkan. Perjalanannya melelahkan. Tapi biara yang ditujunya tak jauh lagi. Jalan agak mendaki kini, tapi sekuncup harap telah bersemi di hati.
Di pintu biara, Rahib ahli badah itu menyambutnya dengan wajah datar. Lisannya terus berkomat-kamit. Rahib itu masuk sebentar dan keluar dengan dua gelas logam di tangannya. Dia letakkan salah satu di hadapan si lelaki, dan gelas lain dia genggam dengan dua tangan. Dihirupnya dalam-dalam aroma yang menguar bersama asap.
“Rahib yang suci,” kata si lelaki. Dia diam sejenak lalu mengunjal nafasnya panjang-panjang. “Mungkinkah dosaku diampuni?”
Rahib itu tersenyum setengah menyeringai. “Memangnya apa khilafmu?”
Agak tercekat dia menjawab. “Aku telah membunuh,” katanya, “Sebanyak sembilanpuluh sembilan jiwa.”
Hampir saja gelas di tangan sang rahib jatuh. Matanya terbelalak dan mulutnya ternganga.
“Mungkinkah dosaku diampuni?” lanjut si lelaki sambil menatap harap-harap. Tangannya cemas menggaruki permukaan gelas logam. Dia lalu menunduk menanti sabda. Tetapi Rahib itu memalingkan muka. Rautnya tampak tak suka. Lelaki itu menangkap mimik jijik di garis-garis wajah sang Rahib. Sayup dia menggumamkan sebuah ayat dalam Taurot, “Membunuh satu jiwa sama artinya membinasakan seluruh jiwa, memusnahkan segala kehidupan. Sembilanpuluh sembilan… Sungguh dosa yang tak terperikan. Tak terampunkan.”

Entah mengapa si lelaki pembunuh tiba-tiba disergap benci yang bergulung-gulung pada si Rahib. Batinnya yang luka dan tersiksa oleh dosa serasa disiram cuka yang memedihkan mendengar gumam itu. Cara Rahib itu memperlakukannya, bersikap, berkatakata, dan menjawab tanya seolah mereka dibatasi dinding tak tertembus. Si Rahib suci. Tanpa dosa. Dan dia adalah lelaki hina, najis, tak terampuni.
Sekuncup harap yang tadi bersemi, kini gugur disengat api. Maka sekali lagi syaithon mengalahkannya. Dalam detikan saja, pedangnya telah memenggal si Rahib, membelahnya menjadi dua. Dan dia disergap sesal yang jauh lebih menyakitkan. Genap sudah seratus nyawa. Darah sang Rahib yang mengalir merah terlihat bagai neraka menyala, siap membakarnya. Dia tergidik. Dia beringsut mundur. Nafasnya tersengal, jangganya terasa tercekik hebat, keringat dinginnya merembesi baju. Dengan tenaga yang dihimpun sepicak-sepicak, dia berlari. Terus berlari. Untuk beberapa waktu, dia bersembunyi. Tapi dia tahu, yang dia takuti bukan apa yang ada di luar sana. Yang paling menakutkannya ada di dalam dada. Tak tampak. Tak pernah membiarkannya nyenyak. Tak pernah mengizinkannya hening. Satu hari dia tak tahan lagi. Diberanikannya menemui orang yang dianggapnya mampu memberi jawab gelisah hatinya. Kali ini bukan Rahib yang dipilihnya. 

Kali ini seorang ‘alim yang didatanginya. Dan lelaki berilmu itu menerimanya dengan senyum tulus.
“Alloh itu Maha Pengampun, Saudaraku,” ujar sang ‘alim ramah. “Taubatmu pasti diterima. Hanya saja, selain menyesali segala yang telah berlalu dan menebusnya dengan kebaikankebaikan, engkau juga harus meninggalkan negeri yang selama ini kau tinggali. Pergilah ke negeri lain untuk memulai hidupmu yang baru. Engkau harus berhijrah.”
Lelaki pembunuh itu, kita tahu, benar-benar berhijrah. Tapi dia mati di perjalanan. Dan malaikat rohmat pun memenangi perdebatannya dengan malaikat adzab. Sebab ketika diukur jaraknya, lelaki itu sejengkal lebih dekat ke arah negeri pertaubatannya. Dia benar-benar telah meninggalkan kejahatan, meski baru sejengkal. Maka Alloh memerintahkan agar dia dibawa ke surga.

Kebaikan itu hanya menyembul sedikit, mengintip di balik terbunuhnya seratus nyawa. Seorang Rahib memang ahli ibadah. Tetapi dia bukan ahli ilmu. Dia tak kuasa mengenali kebaikan yang tersembunyi. Begitulah kita hari-hari ini, banyak terpesona dan dengan mudah menyebut seseorang sebagai “Ustadz!” Padahal boleh jadi dia bukan ahli ilmu. Dia bisa saja ‘Abid, ahli ibadah. Atau juga Khothib, seorang yang fasih bicara. Atau bisa juga Katib, seorang yang pandai menulis. Adapun ulama, adalah mereka yang benar-benar mengenal Alloh dan takut pada-Nya. Seperti ‘alim yang menuntun sang pembunuh untuk bertaubat. Dia lelaki jernih yang penuh prasangka baik. Jika si Rahib lebih tertekan oleh kata “membunuh”, sang ahli ilmu lebih terkesan oleh kata “taubat”. Kebaikan itu memang belum wujud, tapi dia memperlakukan sang pembunuh dengan penuh cinta, mempercayai yang terbaik dalam dirinya, dan menjadikan lelaki itu mampu menyongsong jalan surga. Itulah ulama. 

Dalam dekapan ukhuwah kita belajar dari mereka untuk takut kepada Allah dan tak mudah memvonis pada sesama hamba. 
Dalam dekapan ukhuwah kita belajar untuk mengenali kebaikan yang mengintip, mempercayainya, dan memberinya kesempatan untuk tampil mengemuka.


rewrite from "Dalam dekapan ukhuwah" by Salim A Fillah.

Sunday, 13 October 2013

Belajar bikin komik

Sabtu ini saya dan asti ikutan workshop komik. Kerjasama antara WALHI dengan Masyarakat Komik Indonesia (MKI), diadakan pada tanggal 12 Oktober 2013 di Galeri WALHI Jakarta.

Menarik. Karena saya jadi tahu bahwa komik itu bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga jadi sarana penyampa pesan yang bisa sampai pada banyak kalangan. Selain itu, komik bisa jadi alat penyebaran budaya negara tertentu, sebut saja Jepang. Dalam semua komik buatan Jepang pasti terkandung budaya atau kebiasaan yang memang harus dilakukan. Misalnya, dalam cerita samurai, sekejam dan sebengis apapun seorang samurai pasti kalau masuk rumah akan melepas sendalnya.

Selain itu, karakter dalam komik juga bisa menjadi duta dari negaranya. Pemerintah Jepang menetapkan tokoh komik dan kartun Doraemon sebagai Duta Besar Budaya Animasi. Kucing berkepala bulat dengan kantong ajaib itu dianggap melambangkan persahabatan dan budaya Jepang. Doraemon juga banyak memperlihatkan kehidupan sehari-hari orang Jepang lewat tokoh-tokoh seperti Nobita, Giant, dan Suneo. Dan tahukah kamu bahwa Doraemon ini berada di bawah kementerian luar negeri Jepang! bukan kementerian yang berhubungan dengan kesenian. Kementerian berharap Doraemon bisa memperkenalkan Jepang keliling dunia. Selain diperkenalkan sebagai Duta Besar Budaya Animasi, tokoh kartun ciptaan Fujiko Fujio ini hadir di Indonesia sekaligus sebagai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang. Waaa.... 
Ayo semangat belajar buat komik ^^
Doraemon as duta budaya Jepang
Tentang ide, menurut mas Wahyu (Trainer komikus), tidak akan ada habisnya. Karena ide itu bersumber dari Tuhan, jadi ide itu tidak terbatas. Yang kita perlukan hanyalah mencatatnya ketika ide itu terlintas di kepala kita (agar tidak lupa). Dan memang bener sih, waktu dateng kesini, saya dan Asti tidak terpikir mau buat komik apa. Tetapi setelah dibimbing mas Wahyu, kita semua jadi punya gambaran komik bertema lingkungan apa yang akan kita buat...
Saya memilih untuk membuat komik berjudul: Mandi limbah toilet, sedangkan Asti: Akibat mandi air kotor :D

Ini... komik pertama kami (lia dan asti). Silakan di-klik untuk membacanya.
Mandi limbah toilet by Lia

Akibat mandi air kotor by Asti
Meski kami tidak pinter gambar, tapi dapet komentar Keren dari mas wahyu :)

Thursday, 3 October 2013

Ya Sudahlah...

Bulan-bulan ini memang penuh dengan lowongan CPNS. Semarak! Bahkan di kampus-kampus tersebar brosur-brosur dari Menpan yang berisi ajakan tuk masuk dalam kompetisi ajang ini.
Saya yang masih menjabat sebagai staf honorer di unit kerja inipun selalu dapat pertanyaan dari orang-orang terdekat, maupun orang-orang terjauh, "Li, udah daftar CPNS belum?" atau "Li, instansi ini udah buka lowongan CPNS tuh... daftar gih sana!" atau "Li, daftar CPNS di mana aja?" atau bahkan ada yang bilang begini, "Lo masih mau daftar CPNS?" Ffuuuhhhh..... ternyata banyak banget orang yang peduli sama saya ya, alhamdulillah...

Menanggapi info ini, saya sebenarnya biasa aja. Toh, setiap tahun saya melamar tuk jadi CPNS di lembaga tempat saya kerja ini, meski belum pernah sekalipun dipanggil ujian hehe... ya, belum rejeki kali, pikir saya. Dan saya menanggapinya juga dengan biasa, meski sebenernya selalu tidak tega tuk menyampaikan kabar ini kepada ortu. Melihat paras muka mereka yang "sedikit" kecewa, rasanya sediiih banget... Mungkin rasa sedih ini yang membuat saya tidak terlalu suka dengan lowongan CPNS ini, engapa momen ini selalu berulang tiap tahun...

Tahun ini saya putuskan untuk melamar di instansi tempat saya bekerja. Melihat teman-teman honorer lainnya tidak mau medaftar lowongan tahun ini, rasanya tidak semangat. Ditambah, saya memang belum punya alasan yang kuat untuk menjadi PNS disini, atau dimanapun... mungkin alasannya cuma karena orang tua. Selain melamar di instansi ini, saya juga melamar di LIPI. Saya pikir tupoksinya lumayan cocok dengan saya.

Beberapa hari berlalu *karena saya masukin lamaran deket deadline time*

Akhirnya hari yang dinanti tiba juga... Seorang teman (D-k) mengingatkan saya akan pengumuman ini.
D: Mba li, pengumuman LIPI udah ada tuh. Udah lihat belum?
L: Heh? emang sekarang ya? bukannya BP*T dulu?
D: Iya sekarang... emang BP*T kapan?
L: Harusnya hari ini... tapi belum ada nih sampe malem gini... yo wiss ak cek lah.
*browsing ke situsnya LIPI*

D: Gimana mba? udah lihat?
L: *Saya kirim foto hasil pengumuman peserta yang dipanggil ujian tulis*  
D: Belum rejeki ya.. mungkin rejekinya di BP*T..
L: Hehe.. Doakan yang terbaik yaa..

Paginya... --> Cek situs BP*T ...and sms sent to Japan
L: Ohayou mba anaa... Hari ini ak resmi 5 tahun berturut-turut ditolak jadi CPNS LIPI dan BP*T. Doakan yang terbaik yaa :D
A: Lia.. kamu gak capek coba cpns selama 5 tahun?
L: Haha.. gak lah. Maunya ortu kan gitu :D
A: Kamu sendiri maunya apa?
L: Maunya bisa belajar dengan tenang dan riset dengan baik.
A: Alhamdulillah... berarti yang di-mau-in udah didapetin. Nanti pasti kejawab kok Allah ngerencanain apa buat kamu. Tinggal sabar apa gak ngejalaninnya (nasehat buat diri sendiri). Karna sekarang aq juga lagi bertanya-tanya apa rencana Allah buatku... Saling mendokan ya..
L: Iya, Insya Allah selalu aku doakan...

Lima tahun selalu ditolak itu sesuatu banget... *Syahrini mode on*
Anyway, ya sudahlah... jalani aja. Semua ketentuan Allah tuk kita kan sudah tertulis dalam lauhul mahfuz..
Sebaik-baik rencana kita, jauh lebih indah rencana Allah untuk kita.
Dan yang pasti Allah maha tau yang terbaik untuk saya.

Allah pasti sedang mengabulkan doa-doa saya selama ini :)


Tuesday, 24 September 2013

Haruka


Kalau udah nyentuh keyboard ini, rasanya ada yang kurang kalau gak ada suara merdu yang bisa dinikmati. Akhirnya nyari-nyari di youtube, nemu lagunya Greeeen yang judulnya Haruka.
Sebenernya gak sengaja nemu lagu ini. Cuma berawal lagi suka Greeeen aja... jadi coba dengerin lagunya Greeeen apa aja (random) dan di youtube juga cuma asal klik. Soalnya tulisannya pakai huruf kanji yang bahkan menebaknyapun saya nyerah hehe...

Sekali dengerin... hmm..
Dua kali dengerin... hmmm.. *melamun jauuuh*
Tiga kali dengerin... rasanya kok gimana yaa... pas!
Empat kali dengerin... サイコーこの曲好き!! Saikō kono kyoku-suki! !

dan akhirnya saya pake google translate apa sih judul lagu ini.

遥か = Haruka = Jauh

Hmm.. dan ternyata lirik lagunya emang pas! jadi makin sukaaaa sama Greeeen :D


ROMAJI:
Mado kara nagareru keshiki kawaranai
Kono machi tabidatsu
Harukaze maichiru sakura
Akogare bakari tsuyoku natteku

Dore dake sabishikutte mo jibun de
Kimeta michi shinjite
Tegami no saigo no gyou ga
Aitsu rashikute waraeru

Dareka ni uso o tsuku you na hito ni
Natte kureru na chichi no negai to
Kizutsuitatte warai tobashite
Kizutsukeru yori zenzen ii ne
(Haha no ai)

Ano sora nagareru kumo omoidasu
Ano koro no boku wa
Hito no itami ni kizuka zu
Nasakenai yowa sa o kakushiteita

Kizukeba itsumo dareka ni sasaerare
Koko made aruita
Dakara kondo wa jibun ga
Dareka o sasaerareruyou ni

Massugu miage yosomi wa suru na
Hetakuso de ii chichi no egao to
Shinjiru koto wa kantan na koto
Utagau yori mo kimochi ga ii ne
(Haha no namida)

Sayounara...
Mata aeru hi made fuan to
Kitai o seotte
Kanarazu yume o kanaete
Egao de kaeru tame ni

Hontou no tsuyo sa
Hontou no jiyuu
Hontou no ai to
Hontou no yasashi sa

Wakaranai mama susumenai kara
Jibun sagasu to kokoro ni kimeta

Harukaze omoi todokete namida o
Yasashiku tsutsun de
Kanarazu yume o kanaete
Egao de kaeru tame ni

Sayounara...
Shikarareru koto mo sukunaku
Natte yuku keredo
Itsudemo soba ni iru kara
Egao de kaereru kara

Dore dake sabishikutte mo bokura wa
Aruki tsuzukeru
Kanarazu kaereru kara

Omoi ga kaze ni mau
Anata no hokori ni naru

Saaikou
INDONESIA:
Pemandangan yang terlihat di jendala takkan berubah
Aku pun memulai perjalanan dari kota ini
Angin musim semi menghembus bunga sakura
Dan kecintaanku pada tempat ini akan semakin kuat
 
"Meski pun aku merasa kesepian
Aku akan percayakan jalan yang telah kamu pilih itu"
Kata-kata terakhir dari surat itu
Terasa hangat dan membuatku tersenyum
 
"Jangan menjadi seseorang yang pembohong"
Itulah permintaan ayahku
"Jika kamu terluka maka tersenyumlah
Daripada akan semakin terluka"
(Cinta dari ibuku)
 
Selamat tinggal
Hingga kita dapat bertemu kembali
Aku akan membawa segala harapannmu
Aku berjanji akan mewujudkannya
Sehingga aku dapat kembali dengan senyuman
 
Aku mengingat awan yang bergerak di langit itu
Diriku yang ada di saat itu
Tidak peduli terhadap rasa sakit orang lain
Dan menyembunyikan kelemahanku yang menyedihkan
 
Aku menyadari karena seseorang yang selalu mendukungku lah
Aku dapat melangkah sejauh ini
Maka untuk saat ini juga
Aku ingin mendukung orang lain
 
"Terus maju dan jangan menoleh ke belakang"
Kata ayahku dengan senyumannya
"Percaya itu adalah hal yang mudah
Dan terasa lebih nyaman dibanding ragu-ragu"
(Air mata ibuku)
 
Selamat tinggal
Hingga kita dapat bertemu kembali
Aku akan membawa segala harapanmu
Aku berjanji akan mewujudkannya
Sehingga aku dapat kembali dengan senyuman
 
Kekuatan yang sesungguhnya
Kebebasan yang sesungguhnya
Cinta yang sesungguhnya
Dan kebaikan yang sesungguhnya
 
Meski tanpa mengetahuinya, aku akan terus maju
Namun aku bertekad untuk menemukannya dengan hati ini
 
Angin musim semi membawa perasaan ini
Dan menjaga air mata yang tersimpan
Aku berjanji akan mewujudkannya
Sehingga aku dapat kembali dengan senyuman
 
Selamat tinggal
Engkau pun tak dapat menasehatiku lagi
Namun aku akan selalu di sisimu
Dan aku akan kembali dengan senyuman
 
Meski pun aku akan merasa kesepian
Aku akan terus melangkah
Karena aku berjanji pasti akan kembali
 
Perasaanku pun menyatu bersama angin
Aku pasti akan membuatmu bangga
 
Aku pergi!
 
Lirik lagu di-copas dari sini.

Friday, 13 September 2013

Perempuan Hebat

 x: untuk apa sih kamu sibuk menjelajahi dunia? untuk apa kamu cerdas-cerdas? untuk apa kamu hebat-hebat? untuk apa baca buku terus?untuk apa kamu sibuk-sibuk? untuk apa susah-susah cari pengalaman yg aneh dr desa hingga ujung benua? utk apa title kamu susah2?eh nnti kamu mau ujung2nya balik ke keluarga. 
y: ehm..sederhana kok.. saya melakukannya.. untuk suami dan anak saya. 
x: hah? maksudnya. 
y: iya donk.. Insya Allah karena kelak saya akan jadi istri saya ingin jd istri yg sholehah plus plus.. 
x: heh? plusplus? 
y: iya..saya ingin jd istri yg jg menajdi partner cerdas untuk menemani dia mencapai asanya. ingin jadi istri yg tahu banyak hal untuk mnjdi supporter dan evaluator yg mmbuat dia makin hebat, ingin jaid istri yg bisa diandalkan disetiap fase hidupnya. ingin jd istri yg bs bertahan di situasi apapun untuk trs menyenangkannya. 
x: ( terdiam) trus kenapa harus untuk anak?
y: iyaa kelak jika diridhoi saya akan jadi ibu. saya melakukan banyak hal karna saya ingin jadi ibu yang tidak hanya merawat dan mendidik tetapi mencerdaskan, ibu yang tahu banyak hal untuk diajarkan ke anaknya. ibu yg punya banyak cerita untuk diceritakan ke anaknya. ibu yang daapt membanggakan anaknya untuk bilang, demi dirinya ibu mencapai banyak hal dan dirinya mensempurnakan semua.
Jadi, gerakku saat ini untuk membantu gerak anak dan keluargaku kelak. gerak yg semoga bermanfaat untuk masyarakat, agama dan bangsa.
aamiin ya rabb   
  Pada akhirnya, setiap gerak-gerik wanita menjadi bekal untuk keluarganya kelak :

source: http://www.facebook.com/annisa.a.ratri/posts/395091567243646?notif_t=comment_mention 

Tuesday, 27 August 2013

For a reason

Allah puts people in your life for a reason, 
and removes them from your life for a better reason :)

Thursday, 15 August 2013

Belajar Bikin Rangkaian Elekronika

Kali ini daku melanjutkan lagi tugas yang diberikan sejak setahun lalu *setahun lalu gituuuu!!!* bikin rangkaian power supply plus minus... Ini adalah THR (Tugas hari raya) dari leader yang baik hati dan keren buat daku yang waktu itu baru diterima menjadi mahasiswa teknik elektro. Karena faktor lokasi kantor yang masih di thamrin sedangkan lab nya di serpong jadinya rada-rada ribet juga buat fokus nyelesain ini rangkaian *alesan haha*...

Sekarang, karena kantor dan lab udah pindah ke gedung 224 serpong jadinya bisa leluasa tuk ngerjain ini rangkaian. Bahkan bisa nyambi di sela-sela rapat :p

Rangkaian sensor kapasitif dan power supply ini adalah tugas perdana daku dalam rangka utak-atik kaki resistor, kapasitor, dioda dan kawan2nya... hehe, padahal daku juga baru kali ini ngeh yang namanya kapasitor, dioda, transistor dan sejenisnya. Waktu SMA dulu cuma ngeh yang namanya resistor beserta cara ngitungnya, sedangkan waktu kuliah S1 daku kan ambilnya jurusan kimia, jadinya gak ada tuh alasan buat nengok-nengok benda-benda elektro yang berukuran kecil begini. 


Atas arahan dan penjelasan dari leader, bikin rangkaian ini rasanya gampang. Memang sederhana sih... tapi, pada prosesnya ternyata gak mudah. Apalagi buat daku yang nyolder aja masih belepotan. Sampai adik yang jurusan teknik elektro bilang, "kalo dari segi nilai estetika kayaknya jeblok nih hehe..." tega betul dia, hiks "-_- yah, namanya juga belajar masih belajar... sabar aja deh melihat ini rangkaian yang gak karuan :D
 

Yang seru itu pas ngetes rangkaian yang udah jadi. Misalnya waktu ngecek rangkaian sensor kapasitif, waktu masih di bread board (uji coba), rangkaian ini normal. Berarti gak ada masalah dengan desain sirkuit. Tapi... pas daku buat di atas papan pcb, eh hasilnya malah aneh gak karuan! Sampe puyeng-puyeng leader ngecek rangkaian ini. Dan daku juga sampe puyeng perhatiin leader ngecek plus mikir kenapa itu rangkaian abnormal... Beberapa hari kemudian setelah cek ulang lagi ternyata ada solderan yang copot yang bikin rangkaian gak berfungsi normal. Doh, jadi malu rasanya sama leader... *mohon maklum pak, baru belajar jadinya belum bisa rapih nyoldernya :(

Nah, kali ini (cek rangkaian power supply plus minus) yang aneh adalah tegangan keluaran di -12 V, +15 V, dan -15 V. Hmm... akhirnya leader ngecek lagi dari awal. Setelah diperkirakan ada kerusakan pada voltage regulator akhirnya saya menggantinya masing-masing dengan voltage regulator yang baru.  Awalnya daku fikir sudah tidak ada masalah, jadi dengan PD-nya langsung deh daku masukin ke dalam kotak rangkaian yang telah di desain. Pas di cek lagi oleh leader ternyata masih ada trouble di -12 V dan -18 V! Hoho... apapula ini masalahnya? padahal voltage regulator -12V (LM 7912) kan baru diganti, dan LM 7918 untuk -18 V kan gak diapa-apain. Bisa rusak juga ya?? Bingung juga... mungkin harus beli lagi ya voltage regulatornya...

Ya, ternyata bikin rangkaian itu tidak semudah perkiraan awalnya. Masih banyak yang abnormal. Mungkin ini adalah cara Allah mengajarkan pada saya arti kesungguhan, juga Allah memberikan kesempatan saya untuk belajar lebih banyak lagi dalam membuat rangkaian elektronik. Mungkin kalau rangkaian-rangkaian tersebut tidak ada trouble, saya tidak akan tahu bagaimana cara mengecek rangkaian dan komponen satu per satu...

Alhamdulillah, terima kasih Allah atas kesempatan yang diberikan kepada saya sehingga saya bisa banyak belajar tentang membuat rangkaian elektronik :)


Tuesday, 13 August 2013

Fitrah, Peneliti, Publikasi

“Fitrah manusia adalah mengkaji. Dijelaskan secara jelas dalam surat Al-Alaq. Iqro’. Bacalah,” 

“Fitrah Peneliti adalah Publikasi."

"Salah satu cara peneliti menyambung tali silaturahmi adalah dengan publikasi hasil penelitian." 

“Penelitian tanpa dipublikasikan seperti nikah yang tanpa walimah. Selalu dicurigai.”  

"Kondisi spiritual yang prima akan menghasilkan kinerja optimal meski dalam sumber daya yang terbatas."  


---- quotes by Dr. Atif Latiful Hayat (Guru Besar Universitas Padjadjaran) dalam acara Halal Bi Halal Keluarga Besar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 1434 H yang diselenggarakan pada Selasa (13/8/2013) di Auditorium LIPI, Kampus LIPI Gatot Subroto, Jakarta. 

Thursday, 8 August 2013

I'tikafku tahun ini (1434 H) dan tahun depan (1435 H)

Ini adalah itikaf saya yang ke enam, sejak tahun 2008. Alhamdulillah Allah selalu memberikan kesempatan saya untuk beritikaf pada tiap bulan Ramadhan-Nya. Setiap tahun saya selalu beritikaf di masjid agung At-Tin, sehingga dapat saya katakan bahwa ini adalah itikaf yang ke enam di masjid At-aTin TMII.
Bagi saya, tiap itikaf selalu memberikan pelajaran dan kesan tersendiri. Allah selalu mempertemukan saya dengan sosok-sosok luar biasa yang menginspirasi saya untuk mendalami makna itikaf dan syahruttarbiyah ini. Misalnya, pada itikaf pertama saya, Allah mempertemukan saya dengan mba Ade yang juga ternyata satu kompi dengan saya di Santika kota Bogor. Dari beliau saya belajar bagaimana menuntaskan target-target Ramadhan saat itikaf. Saya juga bertemu dengan ibu yang selalu menyemangati dan menginspirasi saya lewat wejangan dan kisah hidupnya (baca disini), juga temen-temen lain yang tidak kalah kerennya :)
 
Itikaf kali ini, qadarullah, saya bertemu lagi dengan bu husni (panggilan saya dan teman-teman) yang dengan kerendahan hatinya mau berbagi semangat kepada saya lewat kisah hidupnya. Pelajaran yang saya dapat adalah bahwa Allah akan selalu mendengar doa-doa kita dan mengabulkannya pada waktu yang tepat. Bu husni yang (tadinya) bekerja dengan berjualan makanan di stasiun pernah berdoa, "saya sudah lelah dengan pekerjaan seperti ini. saya ingin pekerjaan yang lebih baik dari segi waktu dan tidak mengabaikan amanah saya di masyarakat.." begitu kira-kira isinya. Ya, saya fikir memang pekerjaan yang lebih berat dibanding pekerjaan saya, bahkan katanya terkadang untuk berbuka puasa saja nyaris tidak sempat.

Beberapa bulan kemudian Allah mengabulkan doanya. PT. KAI menggusur pedagang-pedagang di sekitar rel kereta api, termasuk lapak bu husni yang berada di stasiun cawang. Akhirnya bu husni memutuskan untuk berhenti berjualan di stasiun dan memilih usaha rumahan, catering. Kata bu husni, "Kita bisa belajar apapun kalau kita mau. Saya pun belajar otodidak di usaha catering ini... mulai dari me-manage usaha hingga memasak menunya. Bener-bener dari awal. Untungnya saya suka masak." Keren dan penuh semangat menurut saya :)

Alhamdulillah usaha catering beliau berjalan lancar. Meski awalnya sempat sedih karena penggusuran PT. KAI tetapi beliau segera menyadari bahwa inilah petunjuk Allah dalam menjawab doa-doanya. Jika bersabar dan berusaha, insya Allah akan mendapatkan banyak kebaikan. Karena Allah selalu mendengar doa-doa kita, karena Allah akan memeluk mimpi-mimpi kita.

Di itikaf ini, seperti biasa, bu husni lebih banyak persiapan dan lebih banyak harinya dari saya. Meski tahun kemarin bertekad akan beritikaf full 10 hari terakhir di tahun ini tapi saya baru bisa mulai itikaf di malam ke-25 :(

Saya jadi lebih memaknai urgensi itikaf dan berhasil menuntaskan target tilawah yang sempat tersendat dan tertinggal jauh... Alhamdulillah atas inspirasi dari seorang teman bahwa masih ada waktu untuk #kejar target, saya bisa menyelesaikan target-terget itu. Saya juga merasakan bahwa itikaf pada malam genap pun bisa lebih khusyu dan nyaman dibanding malam ganjil. Mungkin karena kebanyakan orang memilih itikaf hanya pada malam ganjil saja... seperti saya dahulu :D

Setelah berdiskusi bersama bu husni, mba lela, dan mba ita akhirnya kami memutuskan untuk meneruskan itikaf tahun depan di Masjid Habiburrahman Bandung, insya Allah. Kami berharap, salah satunya, dengan qiyamullail 3 juz @malam bisa meng-upgrade ruhiyah kami dan menambah kecintaan kami pada Al-Quran. Kami juga berharap bisa beritikaf di 10 malam terakhir.
 So..
Langkah-langkah yang saya lakukan mulai saat ini dan akan saya lakukan adalah:
1. Berdoa dan menguatkan tekad
2. Mengkomunikasikan rencana ini ke ibu mulai saat ini
3. Menabung 50rb @bulan (Bikin celengan I'tikaf 1435 H)
4. Mencari info tentang teknis i'tikaf di Masjid Habiburrahman
5. Mengajukan cuti pada hari kerja yang bersinggungan dengan 10 hari terakhir Ramadhan
6. Dan tentunya mulai dari sekarang mulai Qiyamullail dengan surat-surat panjang serta lebih semangat menghafal Al-Quran.

Semoga Allah memudahkan rencana ini, memberikan kami kesehatan, kecukupan materi, dan dimudahkan semua urusan kebaikan kami...
Semoga tahun depan bisa i'tikaf dengan lebih baik lagi...
 

Note:
Terima kasih kepada Bu Husni, Mba lela, Mba ita, Tia, Herlin, Tami, Bu Mini, Mba iley, dan tentunya si kecil cerdas Zeezee atas kebersamaan beritikaf di masjid indah ini, Masjid Agung At-Tin Jakarta.

Saya Lia Aprilia mengucapkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Semoga semangat Ramadhan senantiasa mengiringi kita hingga bertemu dengan Ramadhan selanjutnya
Taqabbalallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan bathin


Friday, 26 July 2013

June Seminar on Jogja

Sedikit dokumentasi dalam rangka Seminar QiR di Jogja tanggal 23-26 Juni 2013. Tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai holiday hehe... soalnya kan gak ngantor, malah jalan-jalan keliling Jogja. Ya.. sekalian menghadiri seminar :D 

Overall seminarnya oke banget, super keren deh. Pesertanya juga keren-keren. Seneeeng bisa ikutan seminar ini, meski rada deg-degan juga sih kudu presentasi pake bahasa Inggris. Alhamdulillah banyak ilmu dan pelajaran yang saya dapatkan di Jogja kali ini. Berkesan sekali ketika saya dikenalkan dengan Prof. Tabe dari Shizouka University. Ganbatte lia!

Jojga dilihat dari atas gunung kidul (menuju kampung Pak Ratno)


Jangan lupa tuk ambil foto pemandangan bagus
Rumah ortu pak ratno yang asri dan nyamaaan banget

Lia on QiR wallpaper
Salah satu presenter di session electronic engineering (Pak Arief)
 
Saya masuk di Session Advanced Materials :D
Gala Dinner di malam ke-2
Melihat Borobudur dari dekat #kagum

Jalan-jalan ke Candi Borobudur (prof. djoko, pak ratno, prof. tabe)

Foto-foto di depan candi gak boleh ketinggalan (Pak arief)
Mengagumi Borobudur

pak ratno's family
Makan khas Jogja yang lezaaat banget :)

Candi Prambanan di malam hari #keren

Alhamdulillah berkesempatan nonton sendratari Ramayana di Candi Prambanan

Foto bareng hanoman dan sinta (mba nuning and saya)

Thursday, 25 July 2013

Walk alone


Learn to walk alone. 
Because truly you can never depend on anyone else. 
Expectation is the root of all heartache and dissapointment people leave all the time. 
Because at the end of the day all you have is yourself and that has to be enough.

Thursday, 20 June 2013

Thinking smart

Djoko Hartanto - Dekan FTUI 1996-2000

Thinking smart..

Intinya, jangan banyak mengeluh dengan keterbatasan yang ada. Go ahead dan percaya diri aja dengan ide-ide kita tanpa batas. Berfikir out of the box, seperti bung karno dan bung hatta dalam membangun Indonesia :)

Thinking smart... and we will survive.

thanks prof..

Sunday, 26 May 2013

Quote: Menata hati

menata hati itu perjuangan. menata hati itu pahala. menata hati itu akan menepatkan kita pada posisi kita seharusnya, sehingga cahaya Allah yang dapat diserap hati akan semakin banyak.

Saturday, 25 May 2013

Singkong Thailand

Bergaul sama ibu-ibu "tukang kue" itu efeknya maknyus banget dah...
Pertama, pastinya kita bakal kebagian urusan icip-icip hasil eksperimen mereka. Meski gak semua resep yang mereka coba berhasil penuh, setidaknya 98% keberhasilan itu menjelma menjadi kue atau cake yang enaaak banget. Kayak hari ini, dapet icip-icip brownies kukus cokelatnya Bu Rahma yang rasanya setara dengan brownies kukus Amanda! Emang mantep nih Bu Rahma. eitt... itu belum seberapa lho... tadi juga beliau bawakan cheese cake blueberry yang bener-bener bikin ketagihan. Malah teman saya, Bu Nana, sampai berdecak, "ini enak banget bu. sedikiiiiit lagi setara dengan cheese cake factory itu.."
Yang kedua tentunya, kita jadi terpengaruh pengen bikin kue juga, terlepas bisa atau gak bisa. Tapi kita pasti bakalan lebih berani tuk mencoba karena mereka akan selalu siap membantu kita, mulai dari menjawab pertanyaan-pertanyaan kita, sampai minjemin perangkat bikin kue ke kita para pemula yang belum punya perangkat apa-apa, hehe...


Buat daku, biasanya nyoba resep kue dari yang gampang dan simpel dulu. Kalo terlalu rumit resep dan peralatannya biasanya cuma akan jadi rencana abadi hehe...
Tadi waktu Bu Rahma nunjukin foto-foto kue hasil kreasinya, salah satunya ada singkong thailand. Wuihhh... daku kan suka sekali makanan khas Indonesia itu. Selama ini cuma beli dari temen kantor aja tanpa berfikir untuk nyoba buat sendiri. Kupikir susah buatnya, tapi setelah tanya-tanya Bu Rahma, ternyata mudah banget yaaa... langsung aja aku browsing internet buat cari resep referensi. Salah satunya dari Fatmah Bahalwan/Natural Cooking Club, klubnya Bu Rahma dan Mba Yani. Berikut resepnya:

Bahan:
500 gr  singkong/ubi kayu
100 gr  gula pasir
200 ml  air
½ sdt garam
200 ml  santan instant (misal Kara)
1 sdm tepung maizena, cairkan dengan sedikit air
 
Cara membuatnya:
  1. Rebus singkong dan air hingga matang.
  2. Masukkan gula pasir, masak terus hingga gula meresap.
  3. Tuang santan instant. Didihkan sekali lagi.
  4. Tuang tepung maizena cair, aduk rata hingga mendidih dan mengental.
  5. Angkat. Sajikan.

    (Sumber Gambar: sellykitchen)
    Gampang kan bikinnya :)
Kalau mau sausnya dipisah juga bisa kok. jadi singkongnya direbus aja trus pake gula. Ini resep sausnya:

200 Santan kental (campur santan kelapa dan kara setengah2),tapi lebih gurih, kadang tanpa kara, yang penting kelapanya fresh.
10 gr Maizena
1/2sdt garam (cicipi, kadang keasinan hehe)
Daun pandan

Bikin sausnya: direbus santan+garam+pandan sampai mendidih, terakhir kentalkan dg
maizena, tanakkan (smp mendidih benar2 akan awet).

so, what are you waiting for?

Sunday, 7 April 2013

Suatu saat akan ada jawaban pasti


Ya... tak perlu ragu akan janjiNya. Setiap kita ditakdirkan berpasangan. Kita adalah replika dari dirinya, diri seseorang. Allah akan berikan semua  dengan caraNya. Dengan caraNya yang indah. Tergantung kita mau  mengambilnya dengan tetap menjaga atau tak sabar mengambilnya dengan cara yang tak semestinya.

Seperti bunga, cinta sejati takkan mampu menyembunyikan semerbak  wanginya. Eksistensi cinta berada dalam kelembutan, kecerdasan,  perbaikan diri, keshalihan dan tentu juga keikhlasan. Tanpa keikhlasan  yg digantungkan pada Pemilik Arsy, ia akan mati. Ia mati persis seperti  setangkai mawar yg dipotong hanya untuk dipersembahkan kepada sang  kekasih... Bahwa, sesuatu yang baik akan mendapatkan yang baik pula, terus  berusaha memperbaiki diri, berbekal keyakinan yang kokoh..

Seperti sebuah kisah nyata berikut ini.....
”Saya dan dia berbeda tempat. Saya di pulau Jawa dan dia di Kalimantan, kini kami tidak pernah lagi saling berkomunikasi dalam  bentuk apapun. InsyaAllah ini lebih baik dalam menjaga kesucian cinta.
Ya, benar aku dan dia saling mencintai dan kami sama-sama  mengetahuinya. Tetapi hubungan ini tidak boleh dilanjutkan karena kami  belum siap untuk menikah,meski berderai air mata, tetap harus saling  menjaga kesucian cinta itu. Meski sekarang tidak tahu apaka ia sudah menikah dengan ikhwan lain atau belum, tetapi hanya satu yang saya  percaya bahwa janji ALLAH adalah kepastian. Ketika sudah siap menikah  saya harus segera ke Kalimantan, untuk memastikannya. Hanya takdir  yang bisa menjawabnya. Inilah bukti kesungguhan saya amat  mencintainya, cinta itu "menjaga", menjaga hati dan diri dari hal-hal  yang dapat di murkai ALLAH. Cinta itu "Ikhlas", ikhlas dari semua  ketentuan yang ALLAH berikan. Dan cinta itu "suci" maka jagalah agar ia  tetap suci mensucikan...”
(di share oleh Ihsan)

Jika cinta itu suci, maka APA itu CINTA?
Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya?
Itu bukan Cinta, itu Suka.
Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?
Itu bukan Cinta, itu Nafsu.
Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada?
Itu bukan Cinta, itu Kesepian.
Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya?
Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan.
Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?
Itu bukan Cinta, itu Kasihan.
Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu?
Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan.
Apakah kamu ingin memiliknya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang?
Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila.
Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?
Itu bukan Cinta, itu Persahabatan.
Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?
Itu bukan Cinta, itu Dusta.
Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?
Itu bukan Cinta, itu Sikap dermawan.


LALU APA ITU CINTA?
Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal?
Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?
Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat?
Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti?
Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara?
Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, Episode Kehidupanmu, dan Suka dan Dukamu untuknya?

JIKA jawabannya adalah Ya, barulah itu Cinta.

BACALAH KISAH berhikmah berikut ini....
Dikisahkan sewaktu masih kecil Husain (cucu Rasulullah Saw.) bertanya kepada ayahnya, Sayidina Ali ra: "Apakah engkau mencintai Allah?" Ali ra menjawab, "Ya". Lalu Husain bertanya lagi: "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?" Ali ra kembali menjawab, "Ya". Husain bertanya lagi:
"Apakah engkau mencintai Ibuku?" Lagi-lagi Ali menjawab,"Ya". Husain kecil kembali bertanya: "Apakah engkau mencintaiku?" Ali menjawab, "Ya". Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya, "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?" Kemudian Sayidina Ali menjelaskan: "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kakek dari ibumu (Nabi Saw.), ibumu (Fatimah ra) dan kepada kamu sendiri adalah karena cinta kepada Allah". Karena
sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.

Dan semestinya Cinta, mengenalkan kita pada seseorang atau sesuatu yang dapat membuat kita menjadi “berbeda”. Perbedaan yang tentunya membawa perubahan ke arah yg lebih baik lagi. Bukan sebaliknya. Suatu hari betapa bersyukurnya kita karena ternyata Allah begitu sayang kepada tiap jiwa yang ingin berubah. Dia pertemukan kita pada seseorang yang saleh. Yang sayang karena ALLAH. Karena agama. Karena Dakwah. Yang dengan kita tiada niatan lain selain karena ALLAH.

Jodoh tidak akan tertukar bukan? Meski tinggal di Kutub utara sana, meski tinggal didalam goa ditengah hutan, dia pasti akan dipertemukan dengan kita. Dimanapun kita berada. Tak pernah bertemu, tak pernah bersua suara, tak pernah bersapa kata, jika sudah saatnya, dia akan muncul dihadapan kita atas kuasaNYA.

ISLAM itu indah. Maka UKHUWAH ISLAM pun sangat penting. Begitu indahnya ISLAM sehingga satu sama lain berusaha saling menjaga... termasuk kesucian Cinta . Wallahu'alam.

Semoga Allah selalu menjaga kita dalam ketaatan padaNya. Amin Allahuma amin..

Gunung memang tak akan lari dikejar, tetapi kita perlu mendaki agar sampai ke Puncak. Dan suatu saat nanti akan ada jawaban pasti, karena itu cinta meminta tiap kita untuk sabar menanti....
Insya ALLAH...




NB: Tulisan blog lama dari teman-teman multiply yang dirangkum oleh mba rien (katerinas.multiply.com)

Wednesday, 20 March 2013

Hey kamu...


Hey kamu yang berjilbab biru...

Jangan bersedih,
Karena banyak orang yang menyayangimu, meski kamu belum atau bahkan tidak menyadarinya.

Jangan menyerah,
Karena ada yang diam-diam mendoakanmu agar kuat, dan ada yang menunggumu di akhir perjalanan ini.

Jangan lelah,
Semua yang kamu lewati tidaklah sia-sia, pada saatnya Ia aka membawamu pada jawaban itu.

Jangan iri,
Karena kamu akan menyamai bahkan akan melebihinya jika kamu ridha terhadap kesuksesan orang lain.

Jangan kecewa,
Meski ia yang telah kau bantu seakan tidak mengenalmu. Karena disanalah yang namanya keikhlasan.

Tersenyumlah atas yang telah kau lakukan yang terbaik.

Kau layak bahagia karena banyak orang yang menyayangimu
Kau layak bahagia karena banyak orang yang selalu mendoakanmu
Kau layak bahagia karena telah membuat kelelahan menyerah
Kau layak bahagia karena telah berfikir dan berjiwa besar
Kau layak bahagia karena telah menolong tanpa pamrih

Kau layak mendapatkan kebahagian yang lebih besar dari seharusnya..

Kamu yang berjilbab biru...
Kamu adalah dirimu sendiri. Kebahagianmu milikmu sendiri. Hanya kamu yang bisa menentukannya.

Semoga Allah selalu memelukmu erat, malaikat kan menjagamu ketat.
Bukan hanya memberikanmu yang baik, tapi yang terbaik...

Sunday, 3 March 2013

Terpenjara

Begitu banyak nasyid yang menghiasi alunan dunia, tapi yang disuka adalah yang sesuai dengan suasana hati saat itu. Kurang pas rasanya saat suasana hati lagi sedih tapi saat itu malah dengerin lagu rock/metal... Niat ingin melupakan kesedihan tapi bisa jadi itu hanya sebuah cara untuk melarikan diri dari kesedihan itu, yang mungkin suatu saat tak berdaya dan terjerembab dalam kesedihan yang sama... Tapi hati memang selalu mempunyai pilihan yang tepat :)

Anyway, saya cuma ingin bilang kalau saat ini lagi sukaaa banget sama lagunya Haris ini. Lagu lama sih, tapi gak bosen-bosen untuk didengerin :)

=========================

Terpenjara

Munsyid : Haris Isa (Haris Shaffix) feat Rahmat Fajar
http://liriknasyid.com


Ku tak pernah mengingatiMu
Tiada terlintas semua fana
Hingga ku terperosok jauh
Mengangkat dosa yang biasa

Saat tersadar semua percuma
Penjara dunia kini ku berada
Tapi di sini ku temukan jawaban
Segala gelap Kau balas senyuman

Aku tak akan memohon untuk bebaskanku dari sini
Dengan Mu aku kan pergi karena jeruji tak kan menghalangi

*Meski raga terpenjara
Namun kebebasan jiwa
Tuk berdua denganMu
Tak ada yang mengganggu

Di akhir malam
Semakin aku larut dalam do'a
Memasrahkan untuk diri
Dalam bahasa hati


*Kalau mau ikut dengerin, lagunya bisa di-download di sini :)

Friday, 22 February 2013

Kalender Aquarium

Akhirnya tibalah waktu yang dinanti-nanti oleh orang-orang yang menanti....

Gak terasa, besok udah harus angkat kaki dari Aquarium. 
Saya gak bisa ngebayangin bagaimana penampakan ruangan itu sekarang.... 
Sibuk nemuin dosen di kampus bikin kenyataan tentang pindah kantor ini seperti angin.
Hmm... semoga besok bisa nengok aquarium for the last time... ya for the last time. Karena tidak mungkin lagi PTM akan berkantor disana, atau mungkin kita yang tidak lagi berkantor di PTM :p

Bagi saya, aquarium ini adalah tempat saya mendamparkan diri setelah kontrak saya sebagai mahasiswa habis di kampus tercinta. Tapi memang tidak ada tempat pendamparan yang abadi di dunia ini.... 
4 tahun terdampar di FMIPA IPB ternyata gedungnya harus pindah ke Darmaga.
4 tahun kerja di BPPT ternyata gedungnya harus pindah ke Serpong.
Hmm...

Mumpung besok terakhir ke kantor, saya jadi ingat janji ke mba yuyun untuk buatkan kalender. Mungkin cuma itu yang bisa saya berikan sebagai kenang-kenangan, dan mungkin salam perpisahan untuk bekerja dalam unit kerja yang sama. 


Kalender sederhana yang selesai dibuat pukul 0:40 WIB, dengan segala keterbatasan tools dan materi. 
Hanya bisa menampilkan beberapa aktivitas keluarga cemara dan para sahabat yang berhasil diabadikan.
Semoga semua sahabat yang terekam dalam kalender ini berkenan untuk merelakan fotonya memeriahkan kalender ini.
Semoga menjadi kalender yang layak untuk dilihat, minimal dalam setahun ini.


Bye Aquarium. Selamat menerima penghuni baru.
Bye Mba Yuyun, selamat menempuh perjuangan baru.
Mohon Maaf Lahir Bathin.

Monday, 4 February 2013

Media, layakkah dipercaya?

sumber gambar: kompas
 Kurang lebih setahun yang lalu, saya bertemu seorang teman di kota kecil di Jawa Timur. Tadinya dia bekerja sebagai jurnalis, pernah bekerja untuk beberapa media dan surat kabar. Setelah pengembaraannya, dia memutuskan untuk berhenti dan menjadi guru di kota tersebut. Penasaran, karena saya lihat minatnya terhadap jurnalis masih besar.Saya tanya alasannya, "Kenapa berhenti jadi jurnalis?" Terdiam sejenak, dia menjawab, "Media di Indonesia gak ada yang netral. Semua memihak kepentingan tertentu. Gue gak bisa kerja di tempat kayak gitu." Dari jawabannya, saya bisa mengambil 3 poin besar, yaitu media, idealis, dan netralitas.

Netralitas media. Satu hal sangat sulit saya temui pada segala pemberitaan di media. Saya bisa mengerti mengapa netralitas sulit direngkuh media. Pemilik dan kepentingan pemiliknya tentu akan menjadi faktor besar penentu sudut pandang pemberitaan di media tersebut. Sebut saja cara pandang pemberitaan TV one dan Metro TV tentang kasus lumpur lapindo. Kalau metro TV mengangkat tentang merananya para korban, TV one mengangkat tentang usaha yang dilakukan/ uang yang dikeluarkan untuk ganti rugi. Jelas sangat berbeda! Saya yakin, netralitas memang tidak mungkin diterapkan pada media.

Kasus LHI yang baru mencuat saja, media sudah mem-blow up berlebihan. Memberitakannya dengan tidak profesional, seakan LHI memang 100% benar-benar bersalah. Bahkan selanjutnya media mengangkat kasus ini bukan kasus LHI tapi kasus PKS. Yang artinya PKS lah yang melakukan korupsi itu. Ini tentu sangat berbeda saat AU jadi tersangka kasus yang lebih besar dari LHI. Media tidak memblow up PD, tapi tetap AU. Apa sebenarnya yang salah? keduanya sama-sama pemimpin partai. Padahal kasus LHI belum terbukti kebenarannya. Jawabannya adalah kemudi media berada di tangan yang menganggap LHI dan partainya sebagai common enemy. Dan begitulah media menjadi corong suara sang pemilik dan pemangku kepantingan.

Saya pikir, kalau memang netralitas media tidak mungkin dicapai, setidaknya seorang jurnalis dan media harus punya "objektifitas yang subjektif”. Tidak boleh ada manipulasi fakta, disinformasi, atau distorsi. Jadi, pemihakan dilakukan secara fair, tanpa kecurangan, sesuai dengan kode etik pemberitaan (kode etik jurnalistik), yang terdiri dari asas objektifitas, balance (berimbang), cek dan ricek, dan covering both side. Bukan memberitakan semaunya. 

Masih dalam kasus LHI, sebuah media menuliskan bahwa LHI yang tertangkap tangan. Padahal jelas-jelas bukan beliau. Demi menggiring opini publik untuk mencapai tujuan, kode etik tersebut pun dilanggar. Media macam apa itu? Jadi teingat pesan leader, "Peneliti itu boleh salah. yang gak boleh tuh berbohong." kenapa? karena sekali saja ia berbohong (dalam publikasinya) maka masyarakat (ilmuwan) tidak akan pernah mempercayainya.

Saya mengakui bahwa tidak semua pelaku media pers di Indonesia memahami kode etik dan kompetensi jurnalisme. Dan idealisme jurnalistik masih merupakan harga yang sangat mahal disini. Kalau begini modelnya, apakah media layak dipercaya? Memilih dengan hati, mungkin bisa jadi jawabannya. Kalau media berbohong maka hatimu tidak pernah berbohong.