Dikisahkan tentang seorang yang menangis terisak kemudian tersungkur tak sadarkan diri. Setelah siuman, dia ditanya: “Ada apa dengan dirimu? Dia menjawab: “Selepas shalat aku berzikir, kemudian aku menghitung-hitung keadaan diriku. Aku mengadili diriku sendiri sebelum datang pengadilan Allah. Bila setiap harinya aku berbuat dosa, apakah karena lalai ibadah atau karena amal-amalku, berarti aku telah menabung 365 dosa setiap tahunnya. Umurku enam puluh tahun dan itu berarti 21.900 dosa yang harus aku pertanggungja wabkan. Padahal, tidak ada satu perbuatan walau sebesar biji zarah sekali pun kecuali akan diperhitungkan Allah SWT di hari kiamat nanti. Lantas betapa aku akan menghadap Tuhanku? Oh, alangkah sedikitnya bekalku untuk menempuh perjalanan yang panjang nanti,” ujarnya.
Orang tersebut menangisi dirinya sendiri, menghitung diri sebelum datang hari perhitungan yang sesungguhnya. Tangisannya adalah penyesalan. Dan setiap orang yang menangis dan menyesali dosanya adalah pintu menuju ke surga. Begitu tingginya nilai tangisan bagi hamba yang merindu sehingga Allah akan membebaskannya dari api neraka. Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan pernah masuk ke dalam neraka seorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah.” (HR at-Tirmidzi).
Bagi para perindu surga, lebih baik mereka merintihkan tangisan harapan walau sepi dari hiasan bunga pesta dunia, asalkan dia kelak tersenyum menatap Sang Kekasih di akhir perjalanannya. Kerinduan yang tidak terperi telah memenuhi butiran air mata kaum mukmin. Karena, dalam setiap butiran air matanya, dia menemukan wajah Tuhan yang tersenyum penuh welas asih.
Maka, deraikanlah air mata dalam tangismu yang merindu cinta. Cucurkan air matamu dalam denyut kecemasanmu akan nasib di hari akhir. Sesekali tariklah dirimu dari keramaian dunia untuk bertafakur dan menghitung diri. Engkau tak akan pernah menangkap bayangan wajahmu bila becermin di atas air yang deras dan keruh. Bayanganmu hanya tertangkap di permukaan air yang bening dan mengalir tenang.
Engkau tak akan menemukan wajah Tuhan dalam gelak tawa dan ingar-bingar pesta dunia. Gelak tawa demikian hanya akan menumpulkan ketajaman nuranimu. Ingar-bingar duniamu telah membuat kusam dan kotor kaca-kaca kalbumu. Sinarnya tertahan oleh daun-daun ambisi hawa nafsumu. Apalah artinya gelak tawa bila diakhiri dengan derai air mata dan tangisan penyesalan di hari kemudian?
Berbahagialah orang-orang yang pernah menangis dalam penyesalannya. Berbahagialah orang yang meneteskan air mata karena mewaspadai dirinya di hadapan Allah kelak. Berbahagialah orang yang menangis sebelum datang saatnya dia akan ditangisi. Berbahagialah para pemimpin yang terisak merintih getir memikirkan duka derita nasib rakyatnya. Menangislah sebelum datang suatu masa di mana malaikat pemutus segala kelezatan akan datang menghentikan segala desah napas dan membuyarkan segala impian. Wallahu a'lam.
*oleh: ustadz Toto Tasmara*
Sumber: Republika
Orang tersebut menangisi dirinya sendiri, menghitung diri sebelum datang hari perhitungan yang sesungguhnya. Tangisannya adalah penyesalan. Dan setiap orang yang menangis dan menyesali dosanya adalah pintu menuju ke surga. Begitu tingginya nilai tangisan bagi hamba yang merindu sehingga Allah akan membebaskannya dari api neraka. Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan pernah masuk ke dalam neraka seorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah.” (HR at-Tirmidzi).
Bagi para perindu surga, lebih baik mereka merintihkan tangisan harapan walau sepi dari hiasan bunga pesta dunia, asalkan dia kelak tersenyum menatap Sang Kekasih di akhir perjalanannya. Kerinduan yang tidak terperi telah memenuhi butiran air mata kaum mukmin. Karena, dalam setiap butiran air matanya, dia menemukan wajah Tuhan yang tersenyum penuh welas asih.
Maka, deraikanlah air mata dalam tangismu yang merindu cinta. Cucurkan air matamu dalam denyut kecemasanmu akan nasib di hari akhir. Sesekali tariklah dirimu dari keramaian dunia untuk bertafakur dan menghitung diri. Engkau tak akan pernah menangkap bayangan wajahmu bila becermin di atas air yang deras dan keruh. Bayanganmu hanya tertangkap di permukaan air yang bening dan mengalir tenang.
Engkau tak akan menemukan wajah Tuhan dalam gelak tawa dan ingar-bingar pesta dunia. Gelak tawa demikian hanya akan menumpulkan ketajaman nuranimu. Ingar-bingar duniamu telah membuat kusam dan kotor kaca-kaca kalbumu. Sinarnya tertahan oleh daun-daun ambisi hawa nafsumu. Apalah artinya gelak tawa bila diakhiri dengan derai air mata dan tangisan penyesalan di hari kemudian?
Berbahagialah orang-orang yang pernah menangis dalam penyesalannya. Berbahagialah orang yang meneteskan air mata karena mewaspadai dirinya di hadapan Allah kelak. Berbahagialah orang yang menangis sebelum datang saatnya dia akan ditangisi. Berbahagialah para pemimpin yang terisak merintih getir memikirkan duka derita nasib rakyatnya. Menangislah sebelum datang suatu masa di mana malaikat pemutus segala kelezatan akan datang menghentikan segala desah napas dan membuyarkan segala impian. Wallahu a'lam.
*oleh: ustadz Toto Tasmara*
Sumber: Republika