Dakwah thullabiyah adalah niscaya, karena di dalamnya terdapat generasi muda yang akan memegang kepemimpinan negara dan umat ini di masa depan. Dakwah SMP dan SMA/SMK telah menjadi bagian yang cukup penting dalam lingkup dakwah thullabiyah, karena tarbiyah yang dilakukan sedini mungkin diharapkan akan membentuk pribadi-pribadi yang baik, shalih, kamil, dan mutakamil. Karenanya dakwah ini harus itqan (profesional). Dakwah thullaby di tingkat ini memerlukan perhatian dan kontribusi aktif yang sistematis dan signifikan dari para kader dakwah, selain dukungan perangkat strategi dan pedoman dakwah sekolah serta struktur pengelolaan yang memadai.
Sekolah merupakan satu masa seseorang dalam tahap pencarian dirinya, sehingga jika seseorang dapat tersentuh nilai Islam sejak masa sekolah ini, akan menjadi bekal yang sangat baik dan kuat bagi dirinya. Sekolah menghasilkan kalangan terpelajar sebagai aset bagi kepemimpinan ummat dan bangsa di masa mendatang, karena itu semakin banyak pelajar yang komitmen terhadap nilai-nilai Islam lebih menjamin banyaknya nilai-nilai kebaikan yang mewarnai kehidupan di masa depan. Sama seperti dakwah kampus (DK), dakwah sekolah (DS) juga mempunyai tujuan untuk men-supply alumni sekolah yang berafiliasi terhadap Islam sehingga nantinya bisa menjadi input bagi perguruan tinggi maupun bagi masyarakat. Perlu diingat juga bahwa banyak sekali perguruan tinggi yang perlu diisi oleh siswa-siswi yang telah memiliki pemahaman Islam yang kuat. Bisa dilihat disini bahwa DS memiliki peran pula untuk mengarahkan para siswa yang sudah terkondisikan untuk masuk ke semua jenis perguruan tinggi (PT) yang diperlukan untuk perbaikan bangsa. Perlu disadari pula bahwa kita perlu pula kader yang mampu untuk berdakwah di militer atau sekolah tinggi negara yang saat ini masih membutuhkan banyak kader dakwah untuk mengubah kondisi kampus tersebut menjadi lebih bernilai Islami.
Sejarah telah menorehkan emas dominasi generasi muda (remaja) dalam menyingkap dan membangun peradaban. Hampir semua pentas perubahan dunia tidak lepas dari campur tangan generasi muda, termasuk juga penghancuran peradaban Islam oleh pemuda Turki Kemal Attaturk. Pemuda memiliki pancaran semangat idealisme kehidupan. Perhatikan bagaimana Rasulullah SAW merekrut para sahabat muda pada awal-awal penyampaian risalah Islam; Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Mush’ab bin Umair, Ammar bin Yasir, Bilal dan yang lainnya. Ingatlah bagaimana para pemuda Indonesia mempelopori persatuan dan kesatuan lewat Sumpah Pemudanya. Perhatikan bagaimana arek-arek muda Surabaya melawan tentara sekutu-NICA dengan keperkasaan mereka di bawah sulutan takbir Bung Tomo. Lihat bagaimana para pemuda menjadi motor reformasi Mei 1998. Perhatikan bagaimana kualitas mereka di panggung sejarah. TAK DIRAGUKAN DAN TAK TERBANTAHKAN!!!
Jika kita lihat kondisi hari ini, remaja-remaja kota besar di Indonesia (bahkan kini merambah ke kota-kota kecil), menampakkan berbagai penyimpangan perilaku sosial dan seksual yang semakin mengkhawatirkan. Budaya tawuran, perkelahian pelajar, seolah merupakan penyakit warisan yang sulit disembuhkan. Ratusan pelajar SMU/SMK (bahkan SLTP) menjadi korban, belum termasuk yang meninggal dunia serta banyak kendaraan bermotor dan bangunan yang ikut hancur. Lihatlah perilaku mereka di pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar, gaya hidup remaja yang glamour, konsumtif, urakan dan cenderung west life (kebarat-baratan). Mereka terbenam dalam hingar bingar musik, pesta, cinta, dan perilaku yang destruktif. Belum lagi penyimpangan perilaku seksual yang memprihatinkan. Prestasi kelam para remaja pun semakin berderet panjang dengan kasus-kasus penyalahgunaan narkoba, pesta seks, kumpul kebo, pemerkosaan, dsb. yang banyak melibatkan remaja. Dan parahnya, mayoritas dari mereka adalah remaja muslim… sulit dipercaya, ghazwul fikri telah membuat remaja muslim kehilangan identitasnya! Inikah generasi muda calon pemimpin bangsa?? Inikah generasi muda yang akan memimpin umat di masa depan ??
Mengapa remaja kita saat ini berprestasi kelam padahal mereka (katanya) adalah generasi harapan? Bisa jadi karena kurangnya perhatian gerakan (dakwah) Islam terhadap para remaja/pelajar, atau karena gencarnya serangan musuh-musuh Islam yang belum bisa diimbangi oleh para aktivis dakwah kita karena terbatasnya SDM dakwah. Sebab mereka merupakan sasaran terbesar Ghazwul Fikri dan arus informasi musuh-musuh Islam. Kita juga dapat mengamati bahwa mode dan trend (baik atau buruk) sangat mudah berkembang di kalangan remaja karena sifat mereka yang mudah meniru dan spontan. Hal ini juga sekaligus merupakan dakwah terbesar di kalangan remaja. Yo, bangkitkan kembali generasi harapan itu!! HARAPAN ITU MASIH ADA!!
Generasi remaja yang intinya terdiri dari para pelajar SMU/SMK memiliki beberapa kedudukan yang penting berkaitan dengan aktivitas dakwah (KAPMI 2001):
1. Jumlah pelajar di Indonesia sangat besar, jauh lebih banyak dari generasi di atasnya (mahasiswa) yaitu sekitar 10-15% dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah itu hanya 10-20 % saja yang melanjutkan ke jenjang PT. Hal ini berarti jika yang sebagian besar itu tidak mengenal nilai-nilai Islam dan kebenaran hakiki --karena tidak adanya dakwah sekolah-- ketika lulus dan masuk dunia kerja/kembali ke masyarakat, maka masyarakat akan semakin banyak dihuni oleh orang yang jauh dari nilai Islam. Padahal yang sebagian kecil ke PT/universitas pun juga tidak semuanya mendapat hidayah Islam lewat sentuhan dakwah kampus. Di sini terlihat bahwa peran dakwah sekolah amatlah vital untuk meningkatkan persentase para pelajar yang sadar ber-Islam agar jumlah masyarakat yang sadar ber-Islam semakin banyak.
2. Remaja umumnya memiliki nilai dan sifat dasar yang baik. Sifat mereka yang dinamis, kreatif, agesif, spontan, heroik, mudah meniru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sangat cocok jika dikenalkan dengan nilai-nilai Islam yang dinamis dan universal. Namun remaja memiliki tingkat emosional yang labil, terburu-buru dan mudah putus asa, serta biasanya seorang remaja ketika di SMU/SMK tengah mencari kepribadian/jati dirinya, sisi inilah yang perlu kita bina.
3. Para remaja-pelajar SMU/SMK terdapat di seluruh propinsi dengan penyebaran sampai ke tingkat kecamatan bahkan desa (bandingkan dengan PT yang hanya di tingkat propinsi dan tidak merata). Dengan demikian jika aktivitas pembinaan keislaman menyebar di seluruh SMU/SMK maka akan semakin banyak wilayah yang terwarnai dengan nilai-nilai keislaman hingga nantinya dakwah akan semakin menyebar.
4. waktu para remaja-pelajar lebih banyak dihabiskan di luar rumah (sekolah 7 jam sehari; Bimbel/kursus/ekskul 2-4 jam sehari). Dengan demikian aktivitas mereka di luar rumah sebagian besar adalah di sekolah. Bila porsi waktu yang banyak ini dimanfaatkan untuk mengenalkan Islam lewat dakwah sekolah, insya Allah sangat berguna.
Dari hal di atas, sangat nampak bahwa prospek penerimaan (dakwah) Islam di kalangan remaja-pelajar SMU/SMK sangat cerah, asalkan ada pihak-pihak yang berkomitmen untuk melakukannya.
Dakwah sekolah merupakan tuntutan untuk menjaga kesinambungan rantai dakwah. Aktivitas dakwah di kalangan generasi berikutnya (kampus), sangat ditentukan dengan keberhasilan dakwah di lingkungan sekolah. Begitu juga dakwah di masyarakat umum akan lebih mudah dengan adanya dakwah sekolah. Sebab lebih mudah menyebarkan suatu nilai/idealisme di kalangan remaja yang masih berkembang pemikirannya serta dalam masa pencarian jati diri sehingga akan semakin mantap ketika ia memasuki dunia perguruan tinggi atau kembali ke masyarakat, daripada harus mulai mengenalkan Islam ketika mereka sudah di PT atau di masyarakat. Dengan demikian dakwah sekolah sangat berperan dalam roda dakwah secara umum, atau dengan kata lain peran dakwah sekolah adalah sebagai muqoddimah/prolog bagi dakwah tingkat selanjutnya (dakwah qosshof).
Tidak ada alasan bagi para pejuang dakwah ini untuk melupakan atau sejenak mengalihkan fikiran dan tenaga dari dakwah thullabiyah, apapun kesibukannya! DK dan DS must go on in whatever situation, berjalan beriringan, saling menguatkan, dan dapat perhatian yang (minimal) porsinya sama besar... wallahu’alam.
yup.. mantapkan diri 'tuk balik ke sekolah tercinta...
No comments:
Post a Comment