Sunday, 27 April 2014

Menunggu sesuatu yang besar

Hari ini harus pulang ke Tangerang dengan penerbangan 17.40 WIB.

Setelah check in di Maskapai Lion, sayapun menunggu di waiting room bandara Adisucipto ini.
Saya datang terlalu awal, sekitar 2 jam sebelum waktu yang tertera di tiket.

Saya bergabung dengan beberapa teman sambil berusaha membunuh waktu penantian ini.
Ketika waktu penerbangan hampir tiba, kami mulai cemas karena pesawat Lion rute penerbangan Jogja-Jakarta belum juga terlihat. 
Sekalipun ada, pesawat Lion tersebut bertujuan Lombok.

Saya dan teman-temanpun mulai cemas... khawatir pesawat datang telat di waktu penerbangan yang nyaris tiba ini
Kami melihat ke luar, ke seluruh gate bandara. Namun Lion yang kami nanti tak kunjung terlihat sedangkan pesawat tujuan Lombok segera diberangkatkan.
Saat itu rasanya... pasrah. Mungkin akan delay dan akhirnya kami akan lebih malam sampai di Jakarta... 
Padahal saat ini, orang tua saya yang akan menjemput sudah tiba di bandara Soekarno Hatta.
Cuaca yang hujan ini mungkin saja menjadi salah satu penyebab lambatnya kedatangan pesawat kami.

Saya tetap berdoa agar pesawat itu segera datang dan melanjutkan bacaan tilawah saya yang belum kholas... Semuanya saya serahkan kepada Allah SWT.

Tidak lama kemudian terdengar panggilan boarding untuk penerbangan Lion 551 tujuan Jkt. Kami jelas kaget, karena sepenglihatan kami, di luar tidak ada pesawat Lion tujuan Jakarta.
Saya dan teman-teman juga calon penumpang lain saling bertanya apakah benar panggilan tersebut untuk penerbangan tujuan Jakarta. Semua merasa tidak percaya dengan alasan yang sama, yaitu merasa tidak ada pesawat Lion yang lainnya di halaman luar bandara.

Kami pun berjalan ke luar melalui pintu yang telah ditentukan.
Petugas pintu bandara hanya berkata, "pesawat yang ke arah kanan ya bu..."
Sayapun keluar dan menoleh ke kanan...
Ternyata pesawat Boeing berukuran sangat besar telah berdiri dengan gagahnya di bawah langit senja nan indah, siap mengantarkan saya dan penumpang lainnya menuju Jakarta.
Lokasi pesawat ini memang tidak terlihat dari dalam waiting room bandara karena letaknya yang paling ke kanan.
Pesawat Lion Air rute Jogja-Jakarta
Hikmah yang saya ambil adalah harus tetap bersabar.
Kita harus bersabar terhadap apa yang terjadi pada kita karena kita tidak pernah tau bahwa di sisi lain yang tidak kita duga, Allah sedang mengabulkan doa-doa kita.
Penglihatan dan pemikiran manusia memang terbatas, tetapi itu bukan alasan untuk kita berputus asa dan bersu'udzhon.
Karena Allah pasti sedang mempersiapkan sesuatu yang besar yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Seperti penantian kali ini... untuk sesuatu yang besar.
Maka,
Tetaplah bersabar dan berhusnudzhon. Do the best!!

Tuesday, 15 April 2014

Selamat jalan penjaga suara

Saya masih termenung membaca pesan yang masuk di group whatsapp DPRa yang mengabarkan meninggalnya seorang pejuang penjaga suara umat ini. Menurut teman yang sama-sama tugas menjadi saksi di kelurahan, tadi sore beliau masih menjalankan amanahnya disana... tapi kematian memang tidak pernah bisa diduga...  Ya Allah..

Tak lama kemudian, sebuah pesan pun masuk dari group ODOJ-ku, yang mengabarkan sebuah berita duka juga:
Telah wafat kader bogor yang menjadi saksi di PPS. Innalillahi wa innailaihi rojiun, mohon doa untuk pejuang kita akh Yusuf (43 tahun), ketua DPRa Ciaruten Udik-Cibungbulang Bogor yang telah berpulang ke rahmatullah. Semoga kontribusi jihadnya membawa beliau ke pelukan kasih sayang yang maha kuasa Allah SWT. Aamiin...
dan..
Innalillahi wa innailaihi rojiun.. Hari ini telah wafat kader PKS Depok-Akh Yulidas, Koordinator saksi kelurahan Mampang Depok.
Innalillahi wa innailaihi raajiuun. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'fu'anhu..

Perjuangan menjaga suara ini memang bukan hal yang ringan. Ini adalah kerja yang terus-menerus, perjuangan sebelum kampanye-kampanye-sterilisasi spanduk di hari tenang-jadi saksi TPS pemilu-Tim tabulasi, menjaga suara di kelurahan... belum lagi di hari-hari biasa harus tetap bekerja. Ya Allah, terimalah dan ridhoilah segala kerja dan usaha kami ini...

Mendengar berita wafatnya para saudara perjuangan karena loyalitasnya pada dakwah ini membuat saya merenung. Saya yang masih selalu disibukkan dengan urusan pribadi dan kegalauan yang tidak penting rasanya belum berkontribusi apa-apa dibandingkan mereka... padahal kita tak pernah tau kapan akan menyusul mereka, kapan jatah hidup ini berakhir...

Begitu menyenangkan rasanya jika ruh ini diangkat saat memperjuangkan kebenaran yang kita yakini,
Begitu bangga rasanya menghadap Allah dan yakin menjawab pertanyaaan, "waktumu kau habiskan untuk apa?"
Begitu lega rasanya dapat mewujudkan moto hidup: Isy Kariman au Mut Syahidan.

Ya Allah bimbinglah kami untuk selalu berada dan berjuang di jalan-Mu dan matikanlah kami dalam keadaan iman terbaik, dengan husnul khotimah...

Kehidupan bagaikan roda
Beribu jaman terus berputar
Namun satu tak akan pudar
Cahaya Allah tetap membahana
Majulah sahabat mulia
Berpisah bukan akhir segalanya
Lepas jiwa terbang mengangkasa
Cita kita tetap satu jua

Walau raga meregang nyawa
Harta dunia tiada tersisa
Namun jiwa tetaplah satria
Tak kan surut satu langkah jua

Majulah sahabat mulia
Berpisah bukan akhir segalanya
Lepas jiwa terbang mengangkasa
Cita kita tetap satu jua

Debu-debu dan darah suci
Saksi nan tak terbantahkan lagi
Gunung, lembah, hutan dan samudra
Untuk Allah di atas segalanya

Debu-debu dan darah suci
Saksi nan tak terbantahkan lagi
Gunung, lembah, hutan dan samudra
Untuk Allah di atas segalanya

Tuju awan bersuka ria
Sambut ruh suci menuju Rabb-nya
Sahabat nantikan hadir kami
Kan menyusulmu sebentar lagi

Majulah sahabat mulia
Berpisah bukan akhir segalanya
Lepas jiwa terbang mengangkasa
Cita kita tetap satu jua

Debu-debu dan darah suci
Saksi nan tak terbantahkan lagi
Gunung, lembah, hutan dan samudra
Untuk Allah di atas segalanya

Debu-debu dan darah suci
Saksi nan tak terbantahkan lagi
Gunung, lembah, hutan dan samudra
Untuk Allah di atas segalanya

Bidadari nan bermata jeli
Menyongsong dengan wajah berseri
Sahabat kami rela kau pergi
Jihad kita kan terus bersemi

Bidadari nan bermata jeli
Menyongsong dengan wajah berseri
Sahabat kami rela kau pergi
Jihad kita kan terus bersemi
Jalan ini takkan pernah henti
Jalan ini takkan pernah henti...

(Judul: Untukmu Syuhada by Izzatul Islam)