Sunday, 31 October 2010

[Kuis griyabukuq] ini buku pilihanku

Bismillah...

aptx7486 menerima tawaran dari om farikhsaba/griyabukuq
mulailah saya memilih buku-buku yang ada di bagian market

Ada beberapa buku yang diinginkan... dan akhirnya pilihan saya jatuh pada buku "Kamus Kosakata Al-Quran".  Ya, saya pikir buku itu yang cocok dengan kebutuhan saya saat ini. Alasannya karena saat ini saya sedang mempelajari bahasa arab. Dalam beberapa bab materi, ada latihan untuk mencoba mengartikan surat-surat pendek/ ayat-ayat dalam Al-Quran tanpa melihat Terjemahannya, dengan panduan dari guru kami. Jadi kita bisa berlatih menerapkan ilmu yang telah didapat untuk bisa menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur'an dan selanjutnya memahami Al-Qur'an.

Saya pikir buku ini bisa membantu saya. Melihat dari resensinya, Kamus ini bisa membantu pembacanya memperoleh pengertian yang luas dalam memahami kosakata-kosakata Al-Qur’an, sehingga diharapkan pembaca tidak terjebak dalam pengertian sempit yang diberikan oleh penerjemah atau penafsir Al Qur’an yang dapat menimbulkan silang sengketa pendapat secara tajam. 

Semoga berhasil dapat buku ini dari kuis griyabukuq ^^


============================================================

Postingan ini diikutsertakan dalam Kuis GriyabukuQ Berbagi Buku: Pilih Sendiri Buku Hadiahmu! Di alamat http://griyabukuq.multiply.com/journal/item/87/

Buku yang dipilih: "Kamus Kosakata Al-Quran"  http://griyabukuq.multiply.com/market/item/26/_Kamus_Kosakata_Al-Quran


Saturday, 30 October 2010

Agar Cinta Tak Bertepuk Sebelah Tangan


Karena pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu. Cinta sejati, tidak hanya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar sang kekasih percaya bahwa kita mencintainya.

Engkau ingin berjuang, tapi tidak mampu menerima ujian, rusak oleh pujian, tidak sepenuhnya menerima pimpinan dan tidak begitu setiakawan
Engkau ingin berjuang, tapi tidak sanggup berkorban, tidak sanggup terima cobaan dan hanya ingin jadi pemimpin agar pengikut menjadi agak segan 
Engkau ingin berjuang, tapi kesehatan dan kerehatan tidak sanggup engkau korbankan dan waktu tidak sanggup engkau luangkan
Engkau ingin berjuang, tapi dirimu tidak engkau tingkatkan, disiplin diri engkau abaikan, janji kurang engkau tunaikan dan kasih sayang engkau abaikan
Engkau ingin berjuang, tapi para tamu engkau abaikan, anak isteri engkau lupakan dan ilmu berjuang engkau tinggalkan
Engkau ingin berjuang, tapi pandangan engkau tidak diselaraskan, rasa bertuhan engkau abaikan dan iman taqwa engkau lupakan
- Qathrunnada -

Benarkah engkau seorang pejuang? Mengaku diri sebagai pejuang, sebagai jundullah, sebagai aktivis, namun akhlak maupun tsaqafahnya tidak mencerminkan hal itu. Mengaku diri sebagai mujahid, namun niat ternoda oleh selain-Nya. Inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sindir di dalam Al Qur’an, “Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan ‘kami beriman’ sedang mereka tidak di uji lagi?” (QS. Al Ankaabut: 2-3)

Sang Pejuang Sejati

Masing-masing kita sebaiknya mengevaluasi diri, apakah kita memang sudah benar-benar menjadi pejuang di jalan-Nya atau jangan-jangan, baru sebatas khayalan dan angan-angan kosong belaka. Inginkan syurga, tetapi tidak siap menggadaikan diri, harta dan jiwa. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. 3:142)
Ya, kita mengira akan masuk surga dengan pegorbanan yang sedikit, seakan ingin menyamakan diri dengan hukum ekonomi kapitalis, “Mendapatkan output yang sebesar-besarnya, semaksimal mungkin, dengan input yang seminimal mungkin.” Aduhai…, sesungguhnya hari akhir itu adalah perkara yang besar. Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu, sangat mahal harganya. Rasulullah SAW bersabda, “Generasi awal sukses karena zuhud dan teguhnya keyakinan, sedang ummat terakhir hancur karena kikir dan banyak berangan muluk kepada Allah.”Saat nasyid-nasyid perjuangan dilantunkan, gemuruh di dalam dada menjadi berkobar-kobar untuk berjuang. Tetapi sayang, ternyata hanya tersimpan di dalam dada dan semangat itu ikut surut seiring dengan berakhirnya lantunan nasyid. Tidak keluar dalam amaliyah yang nyata. 
Demi Allah…, keimanan bukanlah dilihat dari yang paling keras teriakan takbirnya, bukan pula dari yang paling deras air matanya kala muhasabah, dan bukan pula dari yang paling ekspresif menunjukkan kemarahan kala melihat Israel menyerang Palestina. Bukan pula dari yang paling banyak simbol-simbol keagamaannya. Karena itu semua hanya sesaat. Sesungguhnya keistiqomahan dalam berjuang, itulah indikasi keimanan sang pejuang yang sebenarnya. Pejuang yang sabar menapaki hari-hari dengan mengibarkan panji Illahi Rabbi. Yang selalu bermujahadah mengamalkan Al Qur’an. Teguh pendirian. Tak kenal henti. Hingga terminal akhir, surga.

Pengorbanan

Apakah dengan memakai sedikit waktu untuk berda’wah, sudah menganggap diri telah melakukan totalitas perjuangan? Padahal para nabi tidaklah menjadikan da’wah ini hanya sekedarnya saja, tetapi sebagaimana dicantumkan dalam Surat Nuh ayat 5, "....Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam." Pun dalam surat Al Muzzamil, “Hai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan Rabbmu agungkanlah." Sejak ayat itu turun, sang nabi akhir zaman selalu siaga dalam kehidupan. Bahkan, hingga menjelang ajalnya, Rasulullah tengah menyiapkan peperangan untuk menegakkan Al Haq.Sang pejuang, tetapi makanannya adalah sebaik-baik makanan, dan pakaiannya adalah sebaik-baik pakaian. Dan dengan tanpa rasa berdosa, asyik menonton sinetron-sinetron cinta dan acara gosip, mendengar lagu-lagu cinta, berghibah, perut kenyang, banyak tidur, dan mengabaikan waktu, lalu berharap mendapatkan syurga? Sangatlah jauh… bagaikan punduk merindukan rembulan. Alangkah berbedanya dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, Mush’ab bin Umair dan para sahabat yang lainnya. Yang setelah mendapatkan hidayah, mereka justru menjauhi kemewahan hidup. Mereka mampu secara ekonomi, tetapi mereka tidak rela menikmati dunia yang melalaikan. Seorang pejuang harus memahami jalan mendaki yang akan dilaluinya. Sang Nabi tak pernah tertawa keras apatah lagi terbahak-bahak. Dan hal itu dikarenakan keimanan yang tinggi akan adanya hari akhir, akan adanya surga dan neraka. Ada amanah da’wah yang besar di pundaknya, lantas bagaimana mungkin seorang pejuang akan banyak bercanda? Imam Syahid Hasan Al Banna memasukkan “keseriusan” atau tidak banyak bergurau sebagai bagian dari 10 wasiatnya. Dan dikisahkan pula bahwa Sholahuddin Al Ayyubi tak pernah tertawa karena Palestina belum terbebaskan. Keringnya suasana ruhiyah di lingkungan kita, bisa jadi karena di antara kita -saat di luar halaqah- jarang saling bertaushiyah tentang hari akhir. Bahkan sungguh aneh, dapat tertawa dan tidak menyimak ketika Al Qur’an dibacakan di dalam pembukaan ta’lim. Atau saat kaset murottal diputar, mengobrol tak mengindahkan. Yang mengindikasikan bahwa Al Qur’an itu baru sampai di tenggorokan saja. “Akan tiba suatu masa dalam ummat ketika orang membaca Al Qur’an, namun hanya sebatas tenggorokannya saja (tidak masuk ke dalam hatinya).” (HR. Muslim). Dimanakah air mata keimanan? Ya Rabbi…, ampunilah kelemahan kami dalam menggusung panji-Mu…Kederisasi generasi sebaiknya tidak melulu tentang pergerakan dan mengabaikan aspek keimanan. Keimanan harus senantiasa dihembuskan dimana saja karena ia adalah motor penggerak yang hakiki. Iman adalah akar.

20 Muwashofat Sang Pejuang

Setidaknya, ada 20 kriteria yang harus dimiliki pejuang, yang disarikan dari Al Qur’an dan hadits, yaitu :
1. Aqidahnya bersih (saliimul ‘aqiidah)
2. Akhlaknya solid (Matiinul khuluqi)
3. Ibadahnya benar (Shohiihul I’baadah)
4. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi)
5. Pikirannya intelek (Mutsaqqoful fikri)
6. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi)
7. Mampu berusaha mencari nafkah (Qaadiirun ‘alal kasbi)
8. Efisien dalam memanfaatkan waktu (Hariisun ‘alal waqti)
9. Bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi)
10. Selalu menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun ‘anisy syubuhat)
11. Senantiasa menjaga dan memelihara lisan (Hifdzul lisaan)
12. Selalu istiqomah dalam kebenaran (istiqoomatun filhaqqi)
13. Senantiasa menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan (Gaddhul bashor wahifdul hurumat)
14. Lemah lembut dan suka memaafkan (Latiifun wahubbul ‘afwi)
15. Benar, jujur dan tegas (Al Haq, Al-amanah-wasyja’ah)
16. Selalu yakin dalam tindakan (Mutayaqqinun fil’amal)
17. Rendah hati (Tawadhu’)
18. Berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’)
19. Senantiasa siap menolong (Mutanaashirun lighoirihi)
20. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir (Asysyidda’u ‘alal kuffar)

Menjadi pejuang, hendaknya bukanlah angan-angan kita belaka. Menjadi pejuang, memiliki kriteria (muwashofat) yang harus di penuhi. Jangan sampai kita terkena hadits ini, “Akan datang suatu masa untuk ummatku ketika tidak lagi tersisa dari Al Qur’an kecuali mushafnya dan tidak tersisa Islam kecuali namanya dan mereka tetap saja menyebut diri mereka dengan nama ini meskipun mereka adalah orang yang terjauh darinya.” (Ibnu Babuya, Tsawab ul-A mal).Pejuang di jalan-Nya hendaknya bukan dari kacamata kita, tetapi dari kacamata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Alangkah ruginya bila kita menganggap diri sebagai pejuang, padahal dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita tak ada apa-apanya. Maka, bersama-sama kita memuhasabahi diri, agar cinta kita kepada-Nya bukan hanya angan semata, agar cinta kita tak bertepuk sebelah tangan. Karena pembuktian cinta haruslah mengikuti dengan keinginan yang dicinta. Jika tidak, maka patut dipertanyakan kebenaran cintanya itu. Cinta sejati, tidak hanya dimulut dan disimpan di dalam dada saja, tetapi harus dibuktikan, agar sang kekasih percaya bahwa kita mencintainya. Kita mencintai-Nya dan Dia pun mencintai kita. 
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya….” (QS. Al Maidah : 54 – 56).


*diambil dari Hudzaifah.org, lupa kapan tepatnya -artikel yang sdh lama disimpan-*


lunch with my sister

i like this day. Today, after tahsin, i go to mayestik to meet with my sister. We promised to meet there coz i must be with her to get her ijazah and transkrip nilai. I think she can do it by her self but she doesn't want... So, my mom needs me to help my sista. Ough.. whereas I had plan to go diknas library for joining Britzone. And finally i must do my mom's instruction.. Although i cannot go to britzone, i'm very happy.. Shopping, searching, and lunch with my sista... Luv u,sist ^^

Friday, 29 October 2010

he found my multiply!

i just remind if my group leader succes to find my multiply blog, and also win's blog. Oww... I'm not really think about it, how can he find our blog?
You now how can? It start with he and win meet mba nike, koz's wife,and also a mper. They talk about mba nike activities in multiply.
From the talking, he knows win's blog in multiply. Then, he enter word: win in google..
You know what the result? He find a photo of our. But the photos are in my blog! He said, it's lia's blog, isn't? Waaa... He found my blog!

i'm for future


hmm... i made a blog again... after my blog at multiply (Indonesian Version), i think i have to make a place to collect my writting in english version. However i must improve my english skill to get my rainbow coz i intend to continue my study abroad. So for you, all of my friend, please correct my writting if there is a mistake. I hope i can study from your correction. let's be my blog friends... ^_^

djika tidak karena sikap dan semangat perdjuangan para ulama, sudah lama patriotisme di kalangan bangsa kita mengalami kemusnahan. [Ahmad Mansur Suryanegara - Api Sejarah 1]

Thursday, 28 October 2010

Mbah Marijan; Belajar tentang loyalitas dan pengabdian

Rating:★★★
Category:Other
Teringat percakapan sore tadi di jemputan, ketika berbicara tentang letusan Gn. Merapi dengan Bu Had (teman satu kantor saya). Ketika saya menyinggung tentang wafatnya Mbah Marijan,
"mayat mbah marijan dtemukan dalam posisi sujud ya bu... “ kataku.
lalu beliau menyambung. "iya mba, tau ga, Mbah marijan itu ya, muslim yang taat. Saya rasa yakin Islamnya bener."
"oya, kok ibu menyimpulkan gitu?" tanyaku penasaran, meski sebenarnya saya mendukung pendapatnya.
"saya dan teman2 pernah mengundang anak perempuannya. ustadzah loh... dia ngajarin kita tentang bagaimana memperlakukan jenazah, mulai dari memandikan jenazah sampai shalat jenazahnya... dan kata anak perempuannya itu, mbah marijan ngga seperti yang digambarkan (negatif) kebanyakan orang." katanya tanpa ragu-ragu.
Saya takjub dengan yang dibicarakan Bu Had... dalam hati saya memang mengagumi sosok mbah marijan.

Mengenai biografi mbah marijan sendiri saya dapatkan di Wikipedia, karena jarang sekali yang memuat tulisan biografi tentang juru kunci Merapi ini. Begini katanya, Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Maridjan (nama asli:Mas Penewu Surakso Hargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman,1927; meninggal di Sleman, Yogyakarta, 26 Oktober 2010 umur 83 tahun) adalah seorang juru kunci gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi. Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982. Sejak kejadian Gunung Merapi mau meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.

Tulisan Bayu Gawtama (Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap) pada tahun 2006 (http://gawtama.blogspot.com/2006/05/mbah-marijan-yang-terdzalimi.html) saat Merapi 'batuk-batuk' membuat saya sangat penasaran dengan sosok mbah ini. Saya bahkan berniat, jika berkunjung ke rumah Paman yang di Sleman, saya mau berkunjung ke dusun Kinahrejo dan bertemu langsung dengan Mbah Marijan. Saya pribadi sangat mengagumi kesederhanaan, keramahan, kesahajaan, kesholehan, kesabaran, kearifan, kekuatan tekad... dan banyak lagi hal-hal yang saya ingin ambil sisi positifnya dari mbah ini, terlepas dari tuduhan klenik dan segala macam. Saya yakin jika saya bertemu langsung dengan beliau dan keluarganya, saya bisa meyakini atau menafikan paradigma kebanyakan orang tentang mbah marijan selama ini. meski keyakinan saya cenderung pada ; mbah marijan adalah lelaki yang sholeh...

Bayu menulis Mbah Marijan sakit lantaran menerima sekian banyak wartawan dan tamu yang datang ke rumahnya. Ia teramat sederhana dan ramah, sehingga tak satu pun tamu tak diladeninya. Kalau pun ada yang diminta menunggu, itu lantaran para tamu datang pada saat waktu sholat. Hingga larut malam, para tamu dengan berbagai kepentingan silih berganti bertandang ke rumahnya. Waktu itu Hampir semua stasiun televisi dan media cetak tak henti memberitakan sosok Mbah Marijan sebagai tokoh klenik, memiliki ilmu sakti, tak bedanya dengan dukun dan paranormal, dan embel-embel mistik lainnya. Tentang keteguhannya tak ingin turun pun dijadikan sasaran berita hangat para kuli tinta. Yang diberitakan bukan sisi manusiawinya, bukan pula tentang keteguhannya memegang amanah dari Sri Sultan HB ke-IX untuk menjaga Merapi sebaik-baiknya. Berita tentang dirinya, seringkali bernada minor. Bahkan ketika ada yang bertanya, “Mbah sebenarnya Merapi kapan akan meletus?” sebuah pertanyaan dari orang-orang yang mengaku berpendidikan. Berbekal pendekatannya kepada Sang Penguasa langit dan bumi, lelaki bertubuh pendek yang lucu itu pun berucap, “jangan tanya saya, tanyakan kepada Allah. Dia yang mengatur semua, Gusti Allah yang punya kehendak”.

Memang kebanyakan orang di Indonesia suka menggunjingkan seseorang atau tokoh tentang sesuatu yang belum dibuktikan kebenarannya. Apalagi jika ada hub.nya klenik dan sejenisnya--
Kasihan sekali Mbah Marijan. Lelaki renta berusia 80an itu kerap dikenal sebagai orang sakti yang selalu berhubungan dengan para penguasa Gunung Merapi sehingga dianggap tahu kapan waktunya Merapi meletus. Keteguhannya untuk tidak mau turun gunung seringkali ditulis sebagai salah satu bentuk kesaktiannya, dan parahnya tak jarang dia dituduh mempengaruhi warga sekitar lereng Merapi untuk tak mengungsi. “Warga kalau mau ngungsi ya ngungsi saja, saya tak pernah melarangnya,” aku Mbah Marijan.

Sesungguhnya, kata Bayu, Mbah Marijan lelaki shalih yang terus menerus mendekatkan diri kepada Sang Khalik. “Datanglah kepadanya, dan lihat langsung sosok sebenarnya. Jangan pernah percaya berita yang menggambarkan profilnya yang aneh dan jauh dari kesan agamis. Sungguh, kami memang baru mengenalnya. Tapi yang kami dapatkan tentang Mbah Marijan hanya satu hal; ia lelaki shalih yang teramat sederhana.”

Seorang teman pun mendapat nasihat darinya, “Kamu itu harus sering melihat ke bawah, jangan ke atas. Lihat nih Mbah, hidupnya seperti ini. Kasih tahu teman-teman yang hidupnya berlebih, contoh Mbah yang sederhana ini,” sambil memperlihatkan gajinya dari Keraton yang cuma Rp. 5.800,-

Saya yakin, Mbah Marijan bukan sosok penuh misteri, bukan tokoh klenik, bukan pula seperti yang banyak diberitakan di media massa tentang kesaktian dan ilmu-ilmu aneh yang dimilikinya. Lelaki berumur lebih dari 80-an itu adalah orang yang shalih, taat beribadah dan senantiasa merasa dekat dengan Tuhannya. Begitu juga dengan keluarganya, istri dan lima anaknya adalah orang-orang shalih. Bu Had pun mengakui bahwa Mbah Marijan dan keluarga punya semacam TPA Al-Qur’an di desanya. Seorang anak peremuan mbah Marijan merupakan Kader PKS, Dalam http://plixi.com/p/53338306 dapat dilihat Presiden, Sekjen & Bendum PKS bersama mbak mamik (anak alm mbah maridjan) di rmh beliau, ds.serunen.

Soal keengganannya berbahasa Indonesia, mbah Marijan berkomentar, "Saya ini orang kecil, hanya berbahasa menggunanakan bahasa orang kecil. Karena itu, omongan saya didengar oleh orang kecil. Bahasa Indonesia itu hanya dipakai oleh orang besar. Dan bahasa Indonesia itu terkesan sombong, saya tak mau dibilang sombong." Hmm… saya jadi inget ilmu Padi; Semakin berisi semakin merunduk…

Dalam tulisannya yang lain (http://gawtama.blogspot.com/2006/04/mbah-marijan-lelaki-shalih-dari-dusun.html), Bayu gawtama menggambarkan betapa mbah Marijan sangat percaya dengan kekuatan do’a. Pada peristiwa Merapi 2006, Mbah Marijan justru berharap Sultan dan pemerintah daerah mengizinkannya melakukan doa bersama mohon keselamatan agar Merapi tak 'marah'. "Masalahnya, saya diizinkan atau tidak oleh pemerintah kalau saya berdoa kepada Gusti Allah..." tanya Mbah berharap. Pertanyaan yang sesungguhnya tak perlu jawaban dari Sultan atau pun pemerintah setempat. Karena bagi Mbah Marijan, yang dimaksud doa bersama itu tidak mesti membuat acara besar seperti layaknya acara 'selamatan' di kampung-kampung dengan mengundang banyak orang. "Cukup semua masyarakat bersama-sama berdoa, boleh dari rumahnya masing-masing, meminta kepada Allah agar Merapi tak jadi meletus," tambah Mbah.

Djoko Sukahar (http://www.detiknews.com/read/2010/10/27/165239/1476814/103/selamat-jalan-mbah-maridjan?nd991107103) menulis tentang Keakraban dan sifat humoris Mbah Marijan, namun jangan dikira sebagai cerminan dia gampang kompromi. Dia adalah tipe orang yang sulit dipengaruhi, terutama jika untuk tujuan tidak baik. Di balik kalimat-kalimat jenakanya, sang mbah sangat tegas bersikap.

Itu terjadi ketika lumpur Lapindo menggelegak. Ada serombongan orang datang meminta tolong. Mbah Marijan jujur bilang dia tidak bisa melakukan itu. "Saya ini juru kunci gunung, saya tidak bisa menyumbat keluarnya lumpur," jawab Mbah Maridjan dalam bahasa Jawa. Gagal mempengaruhi Mbah Maridjan, rombongan itu datang lagi sebulan kemudian. Kali ini bukan dengan orang yang sama, tetapi melalui perantara yang mempunyai kedekatan khusus dengan sang mbah. Apa jawabnya? "Pokoke aku emoh metu teko kene. (Pokoknya aku tidak mau meninggalkan lereng Gunung Merapi). "

Benar-benar kearifan lokal yang ada di negeri ini, terbukti mampu membuat harmonis antara alam dan penghuninya...

Meski Mbah Marijan sudah meninggal namunt tetap mempunyai pengaruh yang luar biasa. Ini ditunjukkan dalam prosesi pemakanannya yang dihadiri ribuan orang, termasuk sejumlah tokoh nasional. Hal ini karena Mbah Marijan memiliki pesona, karakter dan sosok yang mampu mewakili nilai-nilai luhur. Ya, Sosok Mbah Marijan telah melekat di hati masyarakat. Ia memiliki kesetiaan, tanggung jawab dan kejujuran. Ini sebuah nilai yang dibutuhkan masyarakat.

Bahkan PT. Sidomuncul menegaskan bahwa royalti iklan kuku bima (mbah marijan) akan diberikan selamanya meskipun kontrak iklan tersebut akan berakhir 1,5 tahun lagi. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan atas nilai-nilai yang diperjuangkan Mbah Marijan. Sosok tokoh nyentrik ini dinilai sudah menjadi legenda sehingga mampu membetot perhatian masyarakat Indonesia. “Kami juga akan membantu pembangunan rumah bagi keluarga Mbah Marijan setelah keadaan aman,” kata Pihak PT. Sidomuncul.

Loyalitas dan Pengabdian Mbah Marijan menjaga Merapi telah teruji. Keputusan tak bersedia mengungsi itu dapat dipahami. Sikap Mbah Marijan tersebut merupakan konsistensi abdi dalem untuk terus menjaga Merapi meski nyawa menjadi taruhan. Benar-benar sebuah pembelajaran untuk sebuah pengabdian yang tulus dan loyalitas yang sepanjang masa.


Wallahu'alam bi shawab
*tadinya saya berharap Review ini saya tuliskan sebagai laporan (atau lebih tepatnya, cerita) pertemuan saya dengan mbah marijan dan keluarga… namun ternyata saya hanya bisa mengulasnya melalui sumber sekunder… *

Selamat Jalan Raden Ngabehi Surakso Hargo
Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah…


Friday, 22 October 2010

Berkurban yang terbaik

sebuah renungan sederhana
yang sebenernya ada di dekat kita
bahkan mungkin pernah kita alami...

yang tlah berlalu biarlah berlalu
namun kesempatan kali ini berikan yang terbaik
karena belum tentu tahun depan berkesempatan...


Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.

Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.
" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.
" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.
" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.
" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama
" Maaf pak, masih jauh. " ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku
" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek
" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?" ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.
" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput, " kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu. Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

 " Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian
" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah" katanya

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi. Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum.
" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek. " kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.
" Weleh larang men regane (mahal benar harganya)?" kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan " bisa di tawar-kan ya mas?" lanjutnya mencoba negosiasi juga.
" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.
" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini) Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas. " katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.

" Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja. Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan
" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si  kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih
" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yang cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek " mau di antar ke mana mbah?"   (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)
" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa ditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya " tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman, takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, Insya Allah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu). "

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku. Perlahan diangkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku. Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya  berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek. Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan. Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta asing.

Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super. Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya Yang sanggup mengkoleksi "raket" hanya untuk olah-raga seminggu sekali Yang sanggup juga membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus.

Tapi apa yang aku pikirkan? Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku di dunia fana. Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali saat membelinya.

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu.

----cerita ini forward dari sebuah milis...

Selamat Berkurban, teman-teman...
Berikan yang terbaik....

"semangat berkurban adalah konsekuensi iman dan takwa kepada Allah"

Kata M. Natsir: "Bahwa apabila sudah tertanam Niat yang kuat dalam hati untuk mencapai suatu maksud dan berusaha sungguh-sungguh dengan gigih, melakukan apa yg dapat dilakukan, maka Allah yang Maha Rahman dan Rahim akan membukakan jalan bagi tercapainya cita-cita itu.. Walaupun dgn melalui jalan yg tidak diduga-duga nantinya."

Tuesday, 19 October 2010

Keracunan Kube

Gak sengaja pas ke meja wind, nemuin sesuatu yang unik banget: benda kecil, bentuk kotak (bukan spongebob tapinya), warnanya biru baby (kesukaan saya), lucuuuu banget. "ini kube mp3 li,,, coba deh.." Wind kemudian memasangkan jepit kube ke kerudung saya dan saya memasangkan headsetnya ke telinga saya... kereen... suara musiknya nge-bass banget. persis kayak mega bass-nya Sony Ericssons versi Walkman. Hmm... kayaknya kalo udah pasang tuh mp3 di telinga bisa kayak autis sendiri. Soalnya kayaknya gak ada dunia lain diluar suara yang lagi didengerin lewat headsetnya *bisa gawat juga haha*


Recomended buat kita (kita??) yang lagi ngejar peningkatan listening in english :D oke juga buat dengerin murotal dengan gaya bacaan qori favorit kita. Atau denger nasyid favorit, lagu or anymp3 files. Kube adalah kubus yang berdimensi 22x22x22 mm. Enaknya kube ultra ringan (18 grams) dan bisa dibawa kemana-mana. trus lagi, up to 6 Hours play time (sebelumnya di charge dulu 1 jam). Desain scalable memungkinkan kita untuk menyimpan banyak file dalam kartu microSD. 

Gadget yang menarik di tahun 2010. Jadi tertarik buat beli. harganya juga gak terlalu mahal. Saya dan Wind searching di internet tuk cari harga yang paling murah. saya pikir kalo beli banyk pasti dapet harga yang lebih murah. sambil nyoba Kube nya Wind, saya keliling2 di unit kerja. sambil 'nyari mangsa' siapa yang mau ikutan beli cube. akhirnya dapet 5 orang (plus saya) dalam beberapa jam, hehe...

Kube banyak pilihan warnanya. Saya and Wind sampe bingung 'banget' mau pesen yang warna apa. Abisnya semua cute banget... setelah melalui pemikiran panjang #ceileh tuk memutuskan mau beli warna hitam atau orange, saya memutuskan tuk beli yang orange *dasar sanguinis* So, what's u'r favorite color?
1. Wind --> beli lagi buat adiknya, warna hitam. sayang adik saya gag mau dibeliin Kube ini, katanya gak bisa buat recording, speaker, dan radio (emang sih itu kekurangannya...)
2. Pak Nend --> gak tau beliin buat siapa, pokoknya pesen warna hitam.
3. Tam --> beliin buat ibunya. warna putih aja katanya.
4. Mb Er --> ketemu di lift waktu mau turun, begitu lihat Kube yang dipake Wind, langsung ikutan mau pesen... orange yaaaa :D *agrees with me*

Haha... senengnya bisa pesen sekali 5, harganya jadi lebih murah, plus dapet bonus charger Kube. oh iya, kalo kita beli Kube ini langsung dapet 1 set ini:

Dan gak tau ide dari mana, kita jadi berniat untuk bisnis ini. akhirnya saya and Wind berpromosi ke temen2 kantor lain yang belum memesan :p lumayan dapet beberapa orang lagih. 

Dan gak kerasa seharian ini kerjaannya mondar-mandir, keliling-keliling buat promosiin Kube, hehe... Keracunan Kube! gak sabar nunggu pesanan Kube tiba :D
semangat... semangat... besok saatnya ngerjain tugas yang seharusnya dikerjakan hari ini :p

Monday, 18 October 2010

Allah tuhanku... Allah tuhanku... Tiada tuhan selain Allah... Jadikan kami anak yang sholeh...

Berkaca dari Jepang

Meneruskan nice digest dari sebuah milis. sang pengirim mendapatkan dari sini

Beberapa hikmah yang dipaparkan disini adalah 1 (lebih tepatnya beberapa) dari 50 alasan saya mengapa saya memburu scholarship ke Jepang ^^

Menurut saya bagus, karena Hikmah adalah milik kaum muslim, di manapun ia menemukan, ia akan mengambilnya. Dari banyak nilai-nilai yang dianut masyarakat Jepang, kita bisa mengambil yang baik dan membuang yang buruk. Kembangkan yang baik itu dan manfaatkan untuk kebermanfaatan yang lebih besar ^^
------------------------------------------------

Jepang. Negara ini memang mengagumkan. Sebutlah namanya, maka orang yang mendengar akan mengidentikkan dengan deretan kalimat kekaguman. Yang paling menonjol dari Jepang, adalah etos kerjanya. Mereka gigih dan tekun. Namun, tahukan Anda bahwa dulu jepang adalah negara tertutup?

Kemajuan Jepang dimulai setelah berakhirnya zaman Edo, tepatnya setelah Kaisar Meiji naik tahta dan melakukan penataan ulang. Gebrakan ini selanjutnya dikenal dengan sebutan restorasi Meiji atau modernisasi Jepang di bawah kaisar Meiji (1866-1869).

Sebelum era ini, Jepang tak lebih dari sebuah negara ultra tradisional, feodal dan sangat tertutup. Mereka sangat anti-asing, karena itulah mereka menutup diri. Hal ini dilakukan, karena Jepang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur.

Di zaman itu, Jepang di bawah kendali kaum samurai, istilah untuk perwira militer kelas elit dari kalangan bangsawan. Karena itu, Samurai haruslah sopan dan terpelajar.

Kata ”samurai” sendiri berasal dari kata kerja ”samorau” asal bahasa Jepang kuno, lalu berubah menjadi ”saburau” yang berarti ”melayani”, dan akhirnya menjadi ”samurai” yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Ciri khas samurai ini, selalu membawa pedang di pinggang. Kadang lebih dari satu. Pedang ini disebut katana. Sementara itu, para samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan disebut ”ronin”. Sedangkan samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.

gambar ronin
http://img208.imageshack.us/img208/4720/ronin2st6.jpg

Adapun pemimpin atau jendral para samurai ini disebut shogun. Pemerintahannya disebut keshogunan. Yang paling terkenal adalah Keshogunan Tokugawa, Keshogunan Edo, keshogunan Kamakura.

Hingga akhirnya Meiji naik tahta pada akhir abad 19 dan memulai restorasi, perlahan tapi pasti samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Meiji malah memerintahkan, mengganti katana dengan pena.

Dorongan modernisasi Jepang ini bermula ketika angkatan laut Amerika dengan armada Pasifiknya di bawah pimpinan Laksamana Perry (1853), datang ke negera tersebut seraya meminta agar Jepang membuka diri kepada pihak asing, misalnya berdagang dan membolehkan kapal merapat di pelabuhannya.

Kedatangan Perry membuat mata bangsa Jepang terbuka terhadap kekuatan lain di luar mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya, tertantang untuk mempu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih, orang Barat.

Sejak saat itu mereka mulai berpikir, setidaknya sama dengan orang-orang asing itu. Maka, dimulailah proses reformasi dengan pendidikan sebagai mata tombak. Pendidikan menjadi hak dan kewajiban semua warga.

Tetapi reformasi itu yang disebut restorasi, sejak itu restorasi Jepang itu disebut dengan Restorasi Meiji yang juga ditandai sebagai era masuknya Jepang ke zaman industri.

Sebuah catatan menulis, Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853. Menjelang akhir abad ke 19 Jepang sudah berhasil menjadi kekuatan militer dengan angkatan laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara mutlak armada raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan Sachalin, mengambil Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta Port Arthur dan Dairen (Wells, 1951).

http://englishrussia.com/images/playing_war/1.jpg

Namun, restorasi Meiji ini bukannya tak memakan korban. Banyak terjadi penentangan yang berakhir perang. Namun perlawanan ini berhasil dihancurkan.

Apa kata Meiji setelah penentangnya ini ditumpas? ”Saat ini kita sudah berhasil membuat kereta api, mobil, baju barat, tapi kita tak boleh lupa pada akar budaya.” Pesan Kaisar Meiji ini, terus melakat hingga kini.

Lalu, apa dan mengapa Jepang bisa cepat berkambang seperti itu? Ada konsep pemikiran yang mereka anut selama ini, yaitu ”Kaizen” yang berarti, ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan produk baru.

Konsep inilah yang dipakai mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu karya kreatif, bukan menjiplak mentah-mentah.

Misalkan saja lihat saja bagaimana mobil-mobil buatan Jepang, performanya dibuat berdasar berfalsafah ambil yang baik, buang yang buruk, ciptakan produk baru tadi.

Misal mobil-mobil di Barat selalu berbadan besar, boros, dan mahal. namun bagi Jepang diubah menjadi berbadan ringan, irit dan murah. Hasilnya, mobil-mobil Jepang kini merajai industri otomotif dunia.

http://akirajunto.files.wordpress.com/2009/05/honda_jazz.jpg

Hal yang lebih menakjubkan, saat Shinkansen, perusahaan transportasi Jepang, pada 1 Oktober 1964 berhasil membuat kereta api cepat (bullet train).

http://images.quickblogcast.com/81087-70991/BulletTrain.jpg

Ini adalah sebuah langkah maju yang diciptakan hanya dalam jangka waktu 19 tahun, setelah Jepang diluluh-lantakkan oleh bom atom! Ide bullet train ini tercipta, setelah Jepang memanfaatkan penemuan magnet di Amerika, sebagai bantalan relnya. Luar biasa.

http://dreamindonesia.files.wordpress.com/2009/05/bom_atom.jpg

Selain menerapkan falsafah Kaizen, pada dasarnya kepribadian Jepang sangat dipengaruhi oleh semangat ”bushido” yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan. Kesemuanya itu terus berlanjut sewaktu proses restorasi itu berjalan hingga kini.

Apa bushido itu?

Kata bushido berasal dari kata ”bushi” (prajurit/kesatria) dan “dou” (jalan). Bushido yang dapat diartikan sebagai ”jalan hidup seorang prajurit atau kesatria” ini, mempunyai 7 kode etik (semboyan) yaitu;

Gi (rectitude/benar)
Yu (courage/berani)
Jin (benevolence/berbuat baik)
Rei (respect/hormat)
Makoto atau Shin (honesty/jujur)
Meiyo (honor, glory/kehormatan dan kejayaan)
Chuugi (loyalty/setia)

Semangat inilah (bandingkan dengan 99 nama Allah) yang mereka pakai dalam melakukan pekerjaan. Sekadar diketahui, kerja bagi orang Jepang adalah segalanya.

http://majelis-asma.com/wp-content/uploads/2009/11/zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.gif

Apabila mereka telah bekerja di satu perusahaan, mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh semangat, karena bagi mereka, pekerjaan itu adalah Ten Shoku, sebuah pekerjaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya, sehingga harus dikerjakan dengan baik dan bersemangat.

Selain itu, diantara mereka ada juga pandangan shigoto = seimei yaitu kerja = hidup. Konsep kerja seumur hidup ini mulai berkembang bersamaan dengan diperkenalkannya konsep bushido dan samurai pada masa feodal di era Tokugawa Shogunate (abad 11-14).

Sejarahnya begini, pada konsep bushido, seorang bushi atau samurai diharuskan mengabdi kepada majikan (penguasa pada masa itu) hingga titik darah penghabisan dengan bersandar pada kebenaran yang diyakininya, karena mengabdi (diartikan kerja) adalah merupakan jalan hidup mereka.

Setelah berakhir Edo-jidai dan menginjak Meiji-jidai (era modern), kasta bushi dihapuskan, namun konsep bushido tetap digunakan secara luas tidak hanya dibidang keprajuritan dan pemerintahan, tetapi juga digunakan untuk mengembangkan bidang perekonomian, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

Nah, dari konsep itulah bagi orang Jepang, hidup = kerja, kerja = hidup!
Menariknya, orang jepang akan sangat malu bila pindah-pindah kerja (dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain) karena bisa dianggap sebagai orang yang tidak punya loyalitas dan komitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan.

Pengaruh mendasar lainnya dari kehadiran bangsa Amerika di Jepang adalah perubahan Konstitusi Jepang yang dibuat atas supervisi Jenderal MacAthur (26 Januari 1880 – 5 April 1964), dan konstitusi itu masih berlaku hingga kini.

Di bawah asuhan Jenderal MacArhur, sejak tahun 1945-1951, Jepang tumbuh kembali menjadi negara ekonomi yang sangat tangguh, sehingga menjadi super power dalam bidang ekonomi hingga kini.

Yang menarik dari Restorasi Jepang adalah :
Para aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi.

Titik berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Banyak sekali pemuda Jepang dikirimkan ke luar negeri dan Jepang banyak mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.

Sewaktu menjalankan Restorasi, Jepang sudah memiliki administrasi pemerintahan yang sangat rapih warisan dari rezim Tokugawa.

Setelah Jepang hancur oleh bom atom, kaisar saat itu bertanya, "berapa guru yang tersisa?"

kota tokyo
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/99/Tokyo_odaiba.jpg

--------- Semoga berkesempatan untuk belajar langsung ke negara ini ^^ -----------


Sunday, 10 October 2010

limit the time

Start:     Oct 10, '10 11:00a
Location:     tangerang-jakarta-bogor
.. batas waktu... hiks :(
maaf ya teman-teman....

Thursday, 7 October 2010

Read Quran in Uthmani Script

http://www.searchtruth.com/quran_reading/quran.html
...sesuai judulnya, di web ini kita bisa baca Al-Quran dengan script usmani. Tapi musti online. Lumayan lah, kalo Al-Quran kita ketinggalan, kita bisa tetep ngalanjutin tilawah Qur'an kita.
Tampilannya bagus. Tulisannya besar dan jelas. Banyak versi dan style nya. jadi kita gak bosan lihat tampilannya :D
hmm... link yang kudu disimpen nih ^^

Friday, 1 October 2010

Penganugerahan Tertinggi Bagi Pendesain CHIPSET: Eko Fajar Nurprasetyo

Rating:★★★★★
Category:Other
Manusia merupakan pembawa ilmu pengetahuan dan teknologi, karena teknologi terkandung dalam diri manusia. Sebagaimana virus mempunyai kemampuan untuk dapat bermutasi dan berkembang, begitupun juga manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi.

Untuk ketiga kalinya sejak pertama kali diadakan 2008 lalu, BPPT kembali memberikan penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) kepada pelaku teknologi yang berjasa kepada bangsa Indonesia dalam berinovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata di bidangnya masing-masing. Tahun 2010 ini, BJHTA diberikan kepada Eko Fajar Nurprasetyo, pendiri industri desain chipset pertama di Indonesia.
Pak Eko ini temen baiknya Leader saya (Pak Ratno)... emaaang deh orang hebat tuh rata-rata temennya juga orang hebaaaattt....

Tahun ini juga merupakan kali pertama BJ Habibie dapat menghadiri langsung pemberian award, yang didedikasikan dengan menggunakan namanya. Saya senang waktu melihat Pak Habibie di acara ini, setidaknya saya mulai melihat senyumnya kembali setelah beberapa lama kemarin berduka karena kematian istri tercinta. Semangaaaat terus ya paaak!!

"Figur Habibie menjadikan sebuah motivasi saya sejak saat saya sekolah," ujar Eko Fajar Nurprasetyo. Eko adalah salah satu contoh peneliti yang berdedikasi dan mencintai penelitian demi kemajuan bangsa dan negara dimata mancanegara khususnya penelitian dibidang teknologi Informasi dan komunikasi yang digelutinya sejak muda. Sebelum kembali ke Indonesia Eko telah sejak tahun 2001 berkecimpung di sebuah perusahaan semi konduktor Sony LSI di Jepang. Di tahun 2004 Eko terpilih sebagai Distinguised Enginer (DE) diperusahaan SONY semiconductor, ia adalah DE termuda dan satu-satunya orang asing diantara 40 DE lainnya.

Penghargaan BJHTA adalah salah satu upaya BPPT untuk memberikan dorongan timbulnya hasrat inovasi dan penciptaan teknologi kepada para pelaku teknologi berprestasi. Penghargaan ini adalah penghargaan tertinggi kepada insan pelaku teknologi yang berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia dalam berinovasi dan berkreasi menghasilkan karya nyata di bidang teknologi.

“Kemajuan suatu bangsa diukur dari daya saing dan kemandiriannya yang tergantung pada penguasaan ilmu pengetahuan dan inovasinya. Dengan demikian, kemajuan suatu bangsa tergantung pada para pelaku teknologi baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. BPPT selaku institusi yang bertangung jawab terhadap perkembangan dan pemanfaatan teknologi, memandang sangat perlu adanya penghargaan bagi pelaku teknologi yang berprestasi secara luar biasa karena itu BPPT menggelar Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award 2010”, ungkap Kepala BPPT Marzan A Iskandar saat acara pembukaan BJHTA, Selasa malam (28/09).

Dengan adanya penghargaan ini, kata Kepala BPPT, diharapkan akan dapat memberikan dorongan serta menginspirasi pelaku teknologi lainnya diseluruh tanah air (Indonesia), untuk terus menghasilkan inovasi-inovasi teknologi. “Kesemua hasil-hasil inovasi teknologi, akan dapat meningkatkan daya saing nasional dan menciptakan kemandirian bangsa”, lanjutnya.

Penilaian terhada insan para pelaku teknologi didasarkan atas azas penemuan (invention); Azas kreatif; Azas efesien; Azas Nilai tambah dan Azas manfaat. Sedangkan kriteria penilain terbagi atas tingkat keunggulan dan keterkinian teknologi; besarnya dampak; drajat komleksitas atau banyaknya factor berpengaruh; jumlah upaya atau seberapa besar kesulitan dalam perekayasaan; derajat kematangan; keorsinilan; unik; derajat kemanfaatan; merupakan hasilakhir siap pakai dan terakhir mampu memberikan nilai ekonomis.

Eko yakin bahwa 5-10 tahun lagi Indonesia akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia. Ujarnya. Selanjutnya ia mengatakan, harga produksi chipset sangat rendah tapi bisa dijual sangat mahal, karena itu jika Indonesia bisa memproduksi sendiri kebutuhan dalam negerinya, maka akan banyak devisa yang bisa dihemat.

Awal mulai usaha Eko di tanah air di bawah logo Versatile Silicon Technology, perusahaan desain IC pertama di Indonesia bersama beberapa temannya dari ITB, kemudian pada tahun pada 2008 ia bergabung dengan Xirka perusahaan satu-satunya di Asia Tenggara yang mendesain chip untuk wimax.

Menurut Eko, sesaat setelah menerima penghargaan, mengatakan sudah sejak lama dirinya memliki cita-cita untuk membuat chip khusus Indonesia. “Semiconductor (chip) pada umumnya, atau IT pada garis besarnya, merupakan teknologi infrastruktur yang perlu dikuasai oleh setiap negara maju. Saya ingin menjadikan Indonesia negara yang kuat dalam bidang semiconductor sepertihalnya Jepang dan Taiwan”.

“Award ini saya dedikasikan kepada semua ilmuan di tanah air, yang telah mendedikasikan dirinya untuk terus mengembangkan dan mendalami kemampuan ilmu mereka. Ini juga merupakan pesan kepada seluruh teknolog dan generasi muda, untuk terus berkarya dan berinovasi”, ucap Eko.


Bravo, Pak Eko!!!