Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
Untuk ketiga kalinya sejak pertama kali diadakan 2008 lalu, BPPT kembali memberikan penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) kepada pelaku teknologi yang berjasa kepada bangsa Indonesia dalam berinovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata di bidangnya masing-masing. Tahun 2010 ini, BJHTA diberikan kepada Eko Fajar Nurprasetyo, pendiri industri desain chipset pertama di Indonesia.
Pak Eko ini temen baiknya Leader saya (Pak Ratno)... emaaang deh orang hebat tuh rata-rata temennya juga orang hebaaaattt....
Tahun ini juga merupakan kali pertama BJ Habibie dapat menghadiri langsung pemberian award, yang didedikasikan dengan menggunakan namanya. Saya senang waktu melihat Pak Habibie di acara ini, setidaknya saya mulai melihat senyumnya kembali setelah beberapa lama kemarin berduka karena kematian istri tercinta. Semangaaaat terus ya paaak!!
"Figur Habibie menjadikan sebuah motivasi saya sejak saat saya sekolah," ujar Eko Fajar Nurprasetyo. Eko adalah salah satu contoh peneliti yang berdedikasi dan mencintai penelitian demi kemajuan bangsa dan negara dimata mancanegara khususnya penelitian dibidang teknologi Informasi dan komunikasi yang digelutinya sejak muda. Sebelum kembali ke Indonesia Eko telah sejak tahun 2001 berkecimpung di sebuah perusahaan semi konduktor Sony LSI di Jepang. Di tahun 2004 Eko terpilih sebagai Distinguised Enginer (DE) diperusahaan SONY semiconductor, ia adalah DE termuda dan satu-satunya orang asing diantara 40 DE lainnya.
Penghargaan BJHTA adalah salah satu upaya BPPT untuk memberikan dorongan timbulnya hasrat inovasi dan penciptaan teknologi kepada para pelaku teknologi berprestasi. Penghargaan ini adalah penghargaan tertinggi kepada insan pelaku teknologi yang berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia dalam berinovasi dan berkreasi menghasilkan karya nyata di bidang teknologi.
“Kemajuan suatu bangsa diukur dari daya saing dan kemandiriannya yang tergantung pada penguasaan ilmu pengetahuan dan inovasinya. Dengan demikian, kemajuan suatu bangsa tergantung pada para pelaku teknologi baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. BPPT selaku institusi yang bertangung jawab terhadap perkembangan dan pemanfaatan teknologi, memandang sangat perlu adanya penghargaan bagi pelaku teknologi yang berprestasi secara luar biasa karena itu BPPT menggelar Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award 2010”, ungkap Kepala BPPT Marzan A Iskandar saat acara pembukaan BJHTA, Selasa malam (28/09).
Dengan adanya penghargaan ini, kata Kepala BPPT, diharapkan akan dapat memberikan dorongan serta menginspirasi pelaku teknologi lainnya diseluruh tanah air (Indonesia), untuk terus menghasilkan inovasi-inovasi teknologi. “Kesemua hasil-hasil inovasi teknologi, akan dapat meningkatkan daya saing nasional dan menciptakan kemandirian bangsa”, lanjutnya.
Penilaian terhada insan para pelaku teknologi didasarkan atas azas penemuan (invention); Azas kreatif; Azas efesien; Azas Nilai tambah dan Azas manfaat. Sedangkan kriteria penilain terbagi atas tingkat keunggulan dan keterkinian teknologi; besarnya dampak; drajat komleksitas atau banyaknya factor berpengaruh; jumlah upaya atau seberapa besar kesulitan dalam perekayasaan; derajat kematangan; keorsinilan; unik; derajat kemanfaatan; merupakan hasilakhir siap pakai dan terakhir mampu memberikan nilai ekonomis.
Eko yakin bahwa 5-10 tahun lagi Indonesia akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia. Ujarnya. Selanjutnya ia mengatakan, harga produksi chipset sangat rendah tapi bisa dijual sangat mahal, karena itu jika Indonesia bisa memproduksi sendiri kebutuhan dalam negerinya, maka akan banyak devisa yang bisa dihemat.
Awal mulai usaha Eko di tanah air di bawah logo Versatile Silicon Technology, perusahaan desain IC pertama di Indonesia bersama beberapa temannya dari ITB, kemudian pada tahun pada 2008 ia bergabung dengan Xirka perusahaan satu-satunya di Asia Tenggara yang mendesain chip untuk wimax.
Menurut Eko, sesaat setelah menerima penghargaan, mengatakan sudah sejak lama dirinya memliki cita-cita untuk membuat chip khusus Indonesia. “Semiconductor (chip) pada umumnya, atau IT pada garis besarnya, merupakan teknologi infrastruktur yang perlu dikuasai oleh setiap negara maju. Saya ingin menjadikan Indonesia negara yang kuat dalam bidang semiconductor sepertihalnya Jepang dan Taiwan”.
“Award ini saya dedikasikan kepada semua ilmuan di tanah air, yang telah mendedikasikan dirinya untuk terus mengembangkan dan mendalami kemampuan ilmu mereka. Ini juga merupakan pesan kepada seluruh teknolog dan generasi muda, untuk terus berkarya dan berinovasi”, ucap Eko.
Bravo, Pak Eko!!!
bravo Indonesia
ReplyDeletebravo ka lia :)
ReplyDelete@amal:
ReplyDelete:D
*gak salah, mal?*
kagak kak
ReplyDeletekan kakak yg berbagi informasi
hihi... bravo juga amal! *yang baca informasi ini* #buat hadiyan juga deh :D
ReplyDeletesemoga bisa terinspirasi ^^
Li, beruntung sekali kamu punya teman aku :D (hahahha, narsis mode on)
ReplyDelete
ReplyDeletetapi oke deh, thanks for being my sista ^^