Kekalahan Timnas kemarin dalam AFF 2010 melawan Malaysia membuat Indonesia bergelora. Siapa yang tidak geram, Tim yang dibanggakan dari Sabang sampai Merauke yang sudah diprediksikan akan menang pada pertandingan final #1 ini harus menerima kekalahan yang tidak disangka-sangka: 3-0, terlepas adanya insiden YANG SANGAT TIDAK SPORTIF (laser). Sungguh sebuah pukulan telak bagi Timnas yang sebelumnya telah mengalahkan Malaysia 5-1.
Mental, adalah yang paling penting saat pertandingan ini. Euforia kemenangan Timnas sedikit banyak telah mempengaruhi mental pemain. Pada saat gol 1-0, para pemain mulai kehilangan kepercayaan diri, ditambah lagi tak lama kemudian gol menjadi 2-0, dan 3-0. Pergerakan negatif yang dinamis tersebut mampu membuat mental pemain Timnas down...
Ditanya prediksi siapa yang akan menjadi "winner of AFF 2010", saya pikir jika besok mental pemain masih sama seperti kemarin, saya tidak bisa berharap banyak pada mereka untuk menang. Namun jika mental mereka bagus, kepercayaan diri meningkat dan penuh semangat, bukan mustahil kan gol 5-1 (Indonesia=5, malaysia=1) itu tercipta kembali :)
Mari kita bawa ingatan kita pada drama sepak bola pada final Liga Champion musim 2004/2005 antara kesebelasan AC Milan dan Liverpool. Kedua kesebelasan saat itu secara teknis berada dalam posisi yang seimbang. pada babak pertama, permainan berlangsung berat sebelah. AC Milan langsung mengambil kendali permainan. tidak tanggung-tanggung, 3 gol disarangkan oleh pasukan Carlo Ancelloti ke gawang Liverpool. 45 menit babak pertama usai, para pemain AC Milan menuju kamar ganti dengan penuh gelak tawa, seakan-akan kemenangan sudah menajadi milik mereka.
Hal itu sangat lumrah terjadi. Betapa tidak, dengan defisit 3 gol yang harus dikejar di 45 menit babak kedua, sungguh bukan hal yang mudah. Apalagi lawan yang dihadapi adalah AC Milan, tim yang penuh talenta. Hampir setiap orang, pendukung liverpool sekalipun, berfikir bahwa hanya keajaiban yang mampu mengeluarkan liverpool dan membalikkan keadaan menuju kemenangan. Dan mereka hanya bisa berharap bahwa keajaiban itu bisa terjadi.
Para pemain liverpool berjalan bergegas menuju kamar ganti. Kapten Steven Gerrard terlihat berfikir keras. Pelatih Rafael Benitez di kamar ganti memompa semngat para pemain Liverpool dan mengarahkan strategi berbeda di babak kedua.
Dan apa yang terjadi di lapangan pada babak kedua sungguh luar biasa. Steven Gerrard dengan semangat luar biasa memimpin rekan-rekannya mengejar defisit gol tersebut. akhirnya, dengan kepercayaan yang sangat tinggi, para pemain Liverpool mulai memetik hasilnya. di menit ke-60 tercipta gol pertama Liverpool yang membangkitkan kembali semangat juang para pemain Liverpool. Mereka kemudian bangkit, seakan dengan energi dan kekuatan berlebih. dan anehnya, para pemain AC Milan seakan terkesima dengan keadaan yang ada. tidak tanggung-tanggung, hanya dalam kurun waktu 12 menit, 3 gol balasan diciptakan oleh tim Liverpool.
Kedudukanpun akhirnya berubah menjadi 3-3, dan meruntuhkan mental para pemain AC Milan. pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu,tetapi tidak ada gol yang tercipta. pada saat pertandingan harus dilakukan dengan adu penalti, kekuatan mental menjadi sangat menentukan. akhirnya, AC Milan yang sudah kalah mental dikalahkan Liverpool melalui tendangan penalti itu. pendukun Liverpool bersorak gembira, sementara pendukung Milan tertundk lesu. Keajaiban itu telah terjadi.
Walau Milan akhirnya memenangkan Liga Champion pada dua tahun berikutnya, drama final itu masih melekat sebagai salah satu pertandingan yang ironis, bagaimana mungkin tim sekelas Milan tidak mampu mempertahankan diri dari kebobolan 3 gol?
Selain drama keajaiban sepak bola pada Liga Champion di atas, ada juga keajaiban pada final Liga Champion 1999 antara Bayern Munchen dan Manchester United, yang dimenangkan oleh MU dengan skor 2-1, dengan 2 gol tercipta pada saat injury time. Kemudian pada final Liga Champion 2007 antara MU dengan Chelsea yang dimenangkan oleh MU karena terpelesetnya John Terry (Spesialis tendangan penalti yang dimiliki Chelsea) lewat adu penalti yang akhirnya tendangan terakhir MU yang berhasil masuk dan penendang Chelsea gagal.
Sesungguhnya kita bisa belajar dari kisah di atas, benang merahnya adalah bahwa keajaiban itu tidak datang dengan sendirinya. Ia datang bersama usaha-usaha yang kita bangun untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan. Keajaban tidak pernah datang dengan tiba-tiba tanpa didahului usaha-usaha yang kita lakukan.
Lihatlah apa yang terjadi pada Liverpool. ketika mengejar ketertinggalan 3 gol dari AC Milan, sang pelatih dan jenderal lapangan tengah Steven Gerrard sangat berperan membangkitkan kembali semangat dan mental bermain dari keseluruhan permain liverpool. Keajaiban dengan melesakkan 3 gol ke gawang Milan mungkin tidak akan terjadi seandainya Gerrard tidak mampu memompa motivasi dan kepercayaan diri rekan-rekannya untuk bangkit dan kembali menyerang Milan. Keajaiban itu memang datang, tetapi didahului dengan usaha dan kerja keras Rafa Benitez dan Gerrard dari tengah lapangan. Tanpa adanya motivasi besar dari keduanya, akan sulit mengangkat moral dan mental bermain dari para pemain Liverpool yang sudah tertinggal dengan defisit gol cukup besar.
Sama dengan apa yang terjadi pada Liga Champion 2007. Saat para pemain MU menyaksikan bola tendangan Ronaldo sebagai penendang terakhir MU tidak masuk, mereka hanya bisa berdoa agar tuhan menurunkan keajaiban bagi mereka. Jika John Terry dari chelsea bisa memasukkan bola, chelsea akan merebut gelar. Tetapi jika Terry gagal menyarangkan bola, masih ada peluang MU untuk meraih gelar. Akhirnya, MU memang memenangkan pertarungan tersebut.
Disini keajaiban memang terjadi, tidak ada seorangpun yang menyangka bahwa pemain sekelas John Terry bisa melakukan kesalahan fatal pada saat dibutuhkan. Spesialis tendangan penalti itupun cuma bisa tertunduk lesu menangisi kegagalan tendangannya. Sementara itu bagi MU, ini merupakan berkah sekaligus keajaiban karena penendang penalti selanjutnya berhasil memasukkan bola ke gawang Chelsea.
Belajar dari drama sepak bola tersebut, terinspirasi dari buku Man Jadda Wajada;
Al-Jaddu bil jiddi wwal hirmanu bil kasali, fanshab tushib an qariibin ghayatal-'amali.
artinya: "Rejeki didapatkan dengan kerja keras, dan kemiskinan didapatkan karena kemalasan. Maka bekerja keraslah, niscaya engkau akan dapatkan apa yang engkau cita-citakan."
Ya, keajaiban tidak pernah datang jika kita tidak meminta, jika kita tidak berusaha. Keajaiban itu terjadi karena kita tidak berpasrah diri dengan apa yang sudah terjadi. karena itulah, jangan jauh-jauh mengharapkan datangnya keajaiban, coz the miracle is you! Jangan cari keajaiban dari mana-mana. carilah dari dalam dirimu. Dalam dirimu terpaku berbagai potensi yang memungkinkan engkau meledakkan potensi tersebut untuk kemajuan di masa datang.
Kita harus selalu optimis bahwa keajaiban itu akan datang pada diri kita. Keajaiban akan datang saat kita dengan sekuat tenaga mengeluarkan segala potensi yang kita miliki tuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Jangan pernah berputus asa.
Jangan juga berhenti berharap akan datangnya keajaiban.
Berdoa dan berusaha
dan pastikan The miracle is you!
"garuda di dadaku, garuda kebanggaanku. kuyakin kali ini pasti menang!"
*Selamat Bertanding 29 Desember 2010*
semoga bisa menorehkan the success story di AFF 2010 ini v(^_^)
Sip..sip..sip..kalau tidak salah, kejadian ini juga dialami oleh Manchester United melawan AS Roma di Liga Champions (lupa tahunnya). Saat itu MU kalah 3-0 dikandang Roma dan menang 7-1 di kandang sendiri. Bahkan harapan MU saat itu sungguh tipis..tp bola itu bundar dan bukan ilmu pasti seperti matematika.
ReplyDeleteSegala kemungkinan masih bisa terjadi, berdoa saja agar Timnas kita mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Setelah ikhtiar dan doa diupayakan, kita serahkan hasil akhirnya pada Allah..
*hehe, komentar berapi-api*
Siip2.. amiin..
ReplyDeleteemang kalau dalam dunia persepakbolaan pasti ada kejutan-kejutan tak terduga.
yang justru membuat sepak bola itu makin seru, meski bolanya cuma satu :D
kenapa ya? apa karena bola itu bulat, hehe
semangat buat Timnas, semangat buat suppoter Indonesia.
selamat bermain sportif, selamat menjadi penonton yang sportif ^^
Apapun hasilnya, kita harus tetap mendukung timnas yang telah berjuang...
ReplyDeleteMungkin, hikmahnya agar kita tidak cepat berpuas dengan hasil yang dicapai dan terus berusaha meningkatkan kemampuan :)
yup, belajar dari kegagalan. Kegagalan yang memberikan kita ruang untuk belejar, ruang untuk mengevaluasi diri ^^
ReplyDelete