Monday, 20 September 2010

Dalam dekapan ukhuwah: Reuni itikaf


Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji. (Sallim A. Fillah)


Acara yang tidak biasa, bahkan teman-teman saya sempet kaget dan berkata, "subhanallah..." dan kemudian dilanjutkan dengan, "kok bisa?". salah satu bentuk ekspresi atas hal-hal yang tidak biasa. Yup, baru saja saya dan beberapa teman akhwat mengadakan reuni dengan teman-teman itikaf. Memang tidak biasa, bahkan diantara teman-teman saya yang saya tanyakan, mereka belum pernah. Biasanya reuni itu kan dengan teman sekelas, teman se-profesi, teman se-organisasi atau teman dalam satu kegiatan yang pernah kerja bareng cukup lama...

Yah memang saya akui, dan saya sendiri tidak pernah membayangkan sebelumnya. Ide ini awalnya hanya ingin silaturrahim biasa ke rumah salah satu teman (Umi), lalu mba Dn mencetuskan ide brilian, "gimana kalau kita undang temen-temen geng upinipin buat ngumpul (reuni)?" dan alhamdulillah beberapa teman merespon positif dan bisa ikut. walau tidak semua, karena memang menginfokannya sangat mendadak. Jadi ada yang sudah punya agenda, sedang sakit, dll... semoga selanjutnya bisa hadir semua...

Subhanallah... mahasuci Allah yang telah mengaruniakan ukhuwah ini kepada kami. Ukhuwah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ukhuwah yang membuat mata yang sayu menjadi bersinar, ukhuwah yang membuat wajah yang lelah menjadi bercahaya, ukhuwah yang mampu membuat bibir tersenyum ketika hati berada dalam sejuta duka. Ukhuwah Islamiyah yang sangat indah... bahkan jika bangsa Romawi tahu betapa indahnya ukhuwah Islamiyah, niscaya mereka akan merebutnya dengan pedang!

Bercerita tentang geng upinipin, sebenernya judul film animasi tersebut tidak ada hubungannya dengan kami. Cuma buat lucu-lucuan saja, sebutan dari beberapa teman. Whatever the name, yang terpenting adalah saat-saat bersama. Saat tertawa bersama... Saat besama berbuka puasa dengan betukar tajil... Saat sahur bersama dengan makanan seadanya... Saat menangis bersama terlarut dalam muhasabah diri... Saat sama-sama berusaha mengejar target tilawah masing-masing... Saat bersama menatap langit malam dengan sejuta asa, berharap saat itu Allah menganugerahkan Lailatul Qadr... saat-saat bersama yang tak terlupakan...

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan ikatan terkuat ini kepada kami... Setiap tahun bertemu (meski tak direncanakan), saat itulah ikatan ini semakin erat. Berawal dari niat masing2 untuk menjadikan Masjid At Tin sebagai tempat itikaf. Saya sendiri baru 4 tahun itikaf disini. Dua tahun pertama masih bareng teman-teman kuliah (karena masih mahasiswa), selanjutnya karena sudah lulus, teman-teman pun sudah sibuk bekerja dan ada juga yang sudah menikah, maka tidak bisa bareng mereka lagi. Akhirnya berangkatlah sendiri ke Masjid ini. Padahal kalau mau, di masjid BI juga ada itikaf #samping kantor gituh. Tapi entah mengapa rasanya ingin sekali merasakan itikaf di At Tin lagi... ternyata kita semua punya perasaan yang sama! misalnya Bu Hus, ibu yang ternyata sudah punya tiga anak (ikhwan) tangguh ini lebih memilih itikaf di At Tin dibanding di Masjid dekat rumahnya (Kalibata). Padahal suami dan anak-anaknya justru itikaf di masjid dekat rumahnya. "Rasanya gimana ya... udah biasa di At Tin... jadi ingin di At Tin aja. Alhamdulillah suami dan anak-anak mengerti... jadi saya diizinkan untuk itikaf disini deh" katanya. Juga mba Ann (yang tanpa direncanakan selama 3 tahun ini selalu bersebelahan tempat dengan saya) mengatakan "Ta'liful Qulub dengan Masjid ini..." Ta'liful Qulub (Kesatuan hati). Mungkin alasan yang tepat bagi saya, Mba Dn, Umi, Bu Hus, Mba Ann, Mba Min, dan semua anggota geng upinipin jika ditanyakan, "kenapa harus di At Tin?" Meski rumah saya yang paling jauh dari Masjid itu, tapi menyenangkan bisa bertemu dengan teman-teman baru ^^ saya rasa letak Masjid At Tin memang sangat strategis untuk menyatukan muslim di Depok, Bogor, Cibubur, Kalibata, Bekasi, Tangerang, Jakarta, dsk... makanya gak heran kalau kesana tiba-tiba banyak bertemu dengan anak-anak IPB lagi :D

Bertemu mereka mengingatkan akan bulan suci Ramadhan. Rasanya ingin sekali berada dalam bulan Ramadhan lagi... itikaf lagi. Ya Allah, izinkanlah kami bertemu kembali di itikaf Ramadhan tahun depan dengan keadaan yang lebih baik... dengan cinta yang lebih besar kepada-Mu, ya Rabb...

Semoga kita senantiasa berada dalam dekapan ukhuwah Islamiyah..

... karena mukmin lah yang bisa bersaudara dengan ukhuwah sejati. Karena keimanan tak hanya diucapkan...

Iman itu pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan amal dengan perbuatan. Kita faham bahwa yang di hati tersembunyi, lisan bisa berdusta, dan amal bisa dipura-pura. Maka Allah dan RasulNya telah meletakkan banyak ukuran iman dalam kualitas hubungan kita dengan sesama. Setidaknya, terjaganya mereka dari gangguan lisan dan tangan kita. Dan itulah batas terendah dalam dekapan ukhuwah.

Dalam dekapan ukhuwah, kita akan mengeja makna-makna itu, menjadikannya bekal untuk menjadi pribadi pencipta ukhuwah, pribadi perajut persaudaraan, pembawa kedamaian, dan beserta itu semua; pribadi penyampai kebenaran. 

Dalam dekapan ukhuwah kita menghayati pesan Sang Nabi. “Jangan kalian saling membenci”, begitu beliau bersabda seperti dicatat Al Bukhari dalam Shahihnya, “Jangan kalian saling mendengki, dan jangan saling membelakangi karena permusuhan dalam hati.. Tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara..”

Kita ingin kecintaan pada diri berhijrah menjadi cinta sesama yang melahirkan peradaban cinta. Karena peradaban ada dalam balutan ukhuwah, dimana iman menjadi pondasi terkuat...

“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh: 148)

Ikhwahfillah, dengan ukhuwah ini kita ber-fastabiqul khairat menjadi pribadi terbaik di hadapan Allah, karena mengokohkan ukhuwah itu bukan hanya soal memperbaiki kesalahan-kesalahan orang lain yang tampak, tapi justru kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri. Karena kita dan saudara kita itu layaknya cermin. Kesalahan saudara kita yang terlihat, mungkin sebenarnya adalah kekurangan diri.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia menuturkan, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Orang-orang yang bercinta karena keagungan-Ku, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para nabi dan syuhada iri kepada mereka.” (HR. At-Tirmidzi; Shahih)

Saudaraku... tak peduli apapun sukumu, apapun warna kulitmu, apapun profesimu, bagaimanapun latar belakangmu dan keluargamu, apapun kekurangan dan kelebihanmu, Sang pengukhuwah sejati tulus kan menyambutmu sepenuh jiwa... Marilah bersama merajut dan menjaga ukhuwah ini, mulai dari berhusnuzhon hingga tingkatan tertinggi yang akan membuat para nabi dan syuhada iri pada kita, itsar.

Semoga ukhuwah ini kan abadi hingga ke jannah-Nya...

"Kutitipkan rindu ini pada malam-malam Ramadhan. Bila raga ini tak sampai, jangan lupakan doa sederhanamu untukku..."


Referensi: Al-Quran, Hadist, Buku "Dalam Dekapan Dakwah" (Sallim akhukum fillah).


3 comments:

  1. "Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji. (Sallim A. Fillah)."

    amiiin 11x

    ReplyDelete
  2. "Subhanallah...mahasuci Allah yang telah mengaruniakan ukhuwah ini kepada kami. Ukhuwah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ukhuwah yang membuat mata yang sayu menjadi bersinar, ukhuwah yang membuat wajah yang lelah menjadi bercahaya, ukhuwah yang mampu membuat bibir tersenyum ketika hati berada dalam sejuta duka. Ukhuwah Islamiyah yang sangat indah..."

    hmm...beautiful word...

    ReplyDelete
  3. @heshachan: jazakillah khair ^^

    ReplyDelete