Thursday, 2 September 2010

Jadilah Pemuda Islam

Melintasi sebuah masjid yang sering kusinggahi, terlihat pemandangan yang menyejukkan, para ikhwan dan akhwat yang sedang menikmati kajian bada zuhur sebagai agenda itikaf mereka...  sungguh menyejukkan... semoga setelah misi *kerjaan* ini selesai sayapun berkesempatan untuk mengikuti majelis ilmu seperti itu.

Menyusuri panjang jalan yang tengah kutapaki, sejenak kuhentikan langkah. Ragu untuk meneruskan langkah ke depan... terlihat sekelompok anak punk dengan kostum serba hitam, rambut urakan, gaya amburadul, merokok, dan... sepertinya mereka begitu bebas, laki-laki dan perempuan. Miris... karena mereka  sebagian besar orang yang beragama Islam, meski cuma ID nya (dari informan). Sebenernya ini bukan kali pertama saya melihat gerombolan seperti ini. Hmm... dua aktivitas para pemuda yang berbeda pada dua tempat yang saya lalui.

Pasti banyak faktor yang menyebabkan pemuda2 punk bersikap seperti itu. Berharap  semoga suatu saat mereka bisa bergabung dengan para ikhwan dan akhwat (yang tadi saya lewati) mengarungi jalan Allah... sungguh indah... amiin.

Menurut buku "jadilah pemuda kahfi" para psikolog berpandangan bahwa yang menganggap perilaku seseorang berbuat jahat, bisa jadi bukan karena dia jahat, tetapi karena stigma negatif yang terlanjur dilekatkan. Dalam buku ini Dr. A’idh Al Qorni, M.A melihat fenomena itu dari dimensi lain, ia tidak ingin terjebak pada tradisi penghakiman belaka. Menurutnya, para pemuda yang terjebak pada ‘dunia hitam’ semacam ini, tidak boleh dikambinghitamkan, justru mereka itulah ‘entitas’ yang harus disayangi. Karena sejatinya pada sanubari mereka masih terukir kalimat tauhid. Ibarat besi berkarat, yang diperlukan adalah membersihkannya. Apalagi, kerusakan mereka kadang karena faktor lingkungan dan sunyinya ajakan kepada kebaikan yang disampaikan dari hati ke hati. Semoga pemuda2 punk itu bisa mendapatkan cahaya Allah kelak...

Pemuda! harta berharga umat ini, masa depan bangsa ini...
Pepatah arab mengatakan “Subbanul Yaum Arrizalul Ghoddan” Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.

Sedahsyat apapun sebuah bom tak akan bisa meledakkan jika detonatornya mati atau tak berfungsi. Demikian juga “bom umat” ini tak akan bisa melawan musuh jika sumbu pemicunya tidak aktif. Begitulah urgensi pemuda di tengah umat, mereka adalah ibarat detonator yang memicu ledakan kekuatan umat ini. Tanpa peran aktif pemuda, kekuatan akan rapuh, kejayaanpun mudah runtuh dan perjuangan takkan teguh.

Dari pemuda, muncul berjuta potensi yang mencerahkan. Selain itu mereka mempunyai semangat membara yang meledak-ledak bagaikan inti nuklir saat membelah. Tak heran jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala Sendiri mengabadikan kisah-kishnya dalam Al Qur’an sebagai teladan.

Jadilah Seteguh pemuda kahfi
Dengan kalimat suci Allah mengabadikan kisahnya dalam Al-Quran. Tujuh orang pemuda beriman yang menjadi ayat teladan para pejuang sepanjang zaman. Merekalah pemuda kahfi yang teguh berjuang melawan super power Imperatur Romawi. Perjuangan menegakkan tauhid yang tak pernah lapuk oleh panasnya ujian. Dahsyatnya tekanan semakin membuat mereka berkobar untuk melawan. Celaan dan hinaan pun tak membuatnya bergeming untuk mundur. Bahkan dahsyatnya dinding penjara laksana taman surga yang didamba setiap jiwa. Sampai akhirnya mereka rela meninggalkan gemerlapnya istana menuju gua demi sebuah misi mentauhidkan Allah di saat semua manusia menyekutukan-Nya. Luar biasa kisah mereka sampai Allah mengabadikannya dalam ayat suci-Nya. ` (Al Kahfi:13)

Jadilah Setegar ashabul uhdud
Kisah pemuda perkasa yang kudengar dari murobbiku, yang meledakkan setiap orang yang membacanya. Kisah pecinta sejati yang mewangi dalam kalam ilahi. Dalam surat Al Buruj Allah mengabadikannya. Pemuda militan dan perkasa. Perjalanannya penuh kegetiran yang mendera jiwa, perjuangan-nya penuh nestapa yang hampir menggoncang keimanannya. Tapi ia tetap tegar.
Kerasnya intimidasi tak membuat langkahnya tehenti meski seorang diri. Sampai akhirnya para thogut membuat makar tuk membuat matanya terpejam selamanya. Ia tetap gagah perkasa. Keikhlasan imannya membuat ia “murah” menjual dirinya dalam perjuangan. Akhirnya iapun syahid dalam cinta-Nya. Semua umat beriman pada Allah lewat baktinya. Betapa ia telah menjadi detonator bagi umat di zamannya. Begitulah beharusnya pemuda perkasa.

Jadilah Setangguh tentara thalut
Ketangguhan tentara thalut yang terukir indah dalam Al Qur’an, yang diceritakan Ibu sewaktu aku masih kecil. Segelintir pemuda pekasa yang tahan ujian disaat api perjuangan tersulut semakin membara. Lewat surat Al Baqarah Allah mengabadikan kisah mereka. Mereka adalah para pemuda yang siap membela harga diri agama. Sedikitnya jumlah mereka tak membuat mereka gentar dan berpaling dalam berjuang. Merekalah generasi tauhid yang Allah karuniai “Bastotan fil ‘ilmi wal jism” kuat dalam ilmu dan jasad. Sebuah karunia yang lebih mulia dari harta dan tahta. Subhanallah! Allahu akbar!

Jika mengenang kisah-kisah para pemuda Islam tersebut, rasanya banyak pertanyaan yang muncul di benak ini... Dimanakah saya di antara kisah mereka? Dimanakah saya diantara perjuangan mereka? Sudahkan saya mengambil teladan dari mereka dalam berjuang membela agama?

Padahal “Allah mengabadikannya dalam ayat suci-Nya.” (Al Kahfi:13)
Padahal di sana
Al Quds bersimbah darah, Iraq berteriak diantara dentuman mesiu, Afganistan tertawan musuh, Checnya terluka, Filipina terhina dan... dunia Islam menangis. Lebih dekat lagi... sekelompok anak punk di ujung jalan tadi! rasanya diri ini belum sanggup untuk berbuat apa-apa...

Wahai jiwa, adakah keteguhan pemuda kahfi, 
ketegaran ashabul uhdud, ketangguhan tentara thalut padamu?

Dimana dicari pemuda Kahfi
Terasing demi kebenaran hakiki
Dimana jiwa pasukan Badar berani
Menoreh nama mulia perkasa abadi

Umat melolong di gelap kelam
Tiada pelita penyinar terang
Penunjuk jalan kini membungkam
Lalu kapankah fajar kan datang

Mengapa kau patahkan pedangmu
hingga musuh mampu membobol betengmu
Menjarah menindas dan menyiksa
Dan kita hanya diam sekedar terpana

Teringat tausiyah dari seorang murobbi...
Jadilah pemuda perkasa yang rela melebur, mencair dan meleleh dalam panasnya perjuangan suci ini. Yaitu pemuda Islam yang kakinya bercokol di bumi tapi cinta dan asa-nya terbang tinggi tak hanya setinggi langit, bahkan meluncur menembus langit menjemput kekasih sejatinya dalam taman perjuangan.
Hanya dengan berjuang kejayaan Islam akan kembali berseri-seri. Oleh karena itu tak ada kata lain selain kita harus berjuang, berjuang dan terus berjuang, dan janganlah berbahagia hingga kakimu menginjak di surga. Begitulah seharusnya pemuda perkasa yang penuh dengan cinta!

7 comments:

  1. menyalakan semangat
    *jadi mau jawab nasyid diatas

    dimana dicari pemuda kahfi??
    disini adanya pemudi

    ReplyDelete
  2. yup, istilah pemudi kahfi juga keren ^_-
    tapi sebenernya 'pemuda' tuh adalah sebutan yang general, seperti halnya mahasiswa. Gak akan ada yang protes kan kalau amal menyebut diri sendiri sebagai mahasiswa PNJ ^^

    ReplyDelete
  3. yup, istilah pemudi kahfi juga keren ^_-
    tapi sebenernya 'pemuda' tuh adalah sebutan yang general, seperti halnya mahasiswa. Gak akan ada yang protes kan kalau amal menyebut diri sendiri sebagai mahasiswa PNJ ^^

    ReplyDelete
  4. Hooh...
    *padahal cuma satu kata diujung tulisan* -_-"

    ReplyDelete