Tuesday, 15 January 2013

#14 Mahasiswa untuk rakyat

Kepada para mahasiswa, yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan, di persimpang jalan
Kepada pewaris peradaban, yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggan, di  lembar sejarah manusia...

Wahai kalian yang rindu kemenangan,
Wahai kalian yang turun ke jalan,
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta...

Hidup Mahasiswa!

Lagu itu kembali terngiang di telinga saya saat membaca berita tentang penggusuran kios pedagang-pedagang di sekitar stasiun pondok cina. Salah satunya tentang bapak penjual buku yang kiosnya diserang preman suruhan. Saya tahu bapak itu, karena saya sering mampir ke tokonya meski tidak selalu membeli bukunya. Melihatnya dan para pedagang lain seperti itu rasanya... sedih... miris.... nangis... kesal...

Kenapa selalu rakyat yang seperti ini yang jadi sasaran... apa karena mereka lemah? mudah dibodohi? tidak mengerti hukum? sehingga bisa diperlakukan semena-mena oleh aparat pengambil keuntungan?

Sejak kuliah S1 dulu saya dan teman-teman BEM Kampus, maaf bukannya sombong, selalu tidak tahan dengan perilaku semena-mena terhadap rakyat kecil baik di sekitar kampus ataupun rakyat Indonesia pada umumnya. Sehingga kami selalu menyambut baik ajakan aksi mahasiswa, bahkan terkadang punya inisiatif sendiri sebagai pionir aksi. Tapi aksi yang kami lakukan bukanlah aksi kekerasan seperti banyak yang dituduhkan orang-orang tak bertanggung jawab. 

Kritis itu bukan anarkis. Aksi ini murni karena ingin membantu rakyat... karena selama ini rakyat juga yang membantu kami sehingga bisa tetap kuliah. Ya, sebagian besar SPP kami disubsidi dengan uang rakyat. Maka bukan suatu hal yang berlebihan jika kami sering turun ke jalan untuk dan bersama rakyat.

Untuk kasus seperti ini saya hanya berharap pihak yang terkait dapat menyelesaikan dengan adil dan bijak *meski mupeng juga ikutan aksinya*. Premanisme dan kekerasan merupakan cerminan mental pecundang, dan keterbelakang. Kita adalah keturunan bangsa pejuang dengan mental patriotismenya yang *seharusnya* mengalir mendarah daging pada keturunannya. Aparat dan mahasiswa harusnya bersama-sama melindungi rakyat dari ketidakadilan dan penindasan... untuk Indonesia yang lebih baik.

buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota, bersatu padu rebut demokrasi
gegap gempita dalam satu suara, demi tugas suci yang mulia
hari-hari esok adalah milik kita, terciptanya masyarakat sejahtera
terbentuknya tatanan masyarakat, Indonesia baru tanpa Orba

marilah kawan, mari kita kabarkan, di tangan kita tergenggam arah bangsa
marilah kawan, mari kita nyanyikan, sebuah lagu tentang pembebesan
di bawah kuasa tirani, kususuri garis jalan ini
berjuta kali turun aksi, bagiku satu langkah pasti!

Semoga mahasiswa bisa selalu ada untuk rakyat.
Bukan hanya mahasiswa tapi juga mantan mahasiswa, dan calon mahasiswa.
Mahasiswa adalah pemuda, yang diharapkan sebagai agent of change dan iron stock.
dan...
izinkan saya untuk meneriakkan kembali yel-yel perjuangan,

Katakan hitam adalah hitam, katakan putih adalah putih.
Tiada kata jera dalam perjuangan.
Hidup Mahasiswa!


Tulisan #14 @30HariBercerita

No comments:

Post a Comment