Seminar hari ke 2:
Dengan terpaksa saya meninggalkan rumah Utin. Sebenernya masih mau lama-lama disitu... tapi apa daya kewajiban yang harus ditunaikan lebih banyak dari waktu yang tersedia.
Dengan membawa oleh-oleh dari utin: 1,5 Kg keripik tempe pedas dan keju, sayapun kembali ke kampus Unpad Jatinangor untuk mengikuti seminar hari terakhir. Ini adalah hari terakhir saya juga di Jatinangor. Saya berniat pulang ke Jakarta hari ini.
Hari ini saya hanya mendengarkan saja presentasi-presentasi yang disampaikan oleh Plenary Lecture. Cukup menarik saya kira, meski saya tidak mengerti sepenuhnya kalimat-kalimat yang mereka katakan. Maklumlah bahasa inggris saya kan gak bagus-bagus amat. Selain mendengarkan presentasi, saya juga memesan prosiding seminar ini. Harganya lumayan mahal 150 rb, include ongkos kirim 50rb. Sayang sekali prosidingnya baru bisa diterima maksimal 2 bulan dari sekarang. Tapi bagaimana lagi, Leader saya perlu prosiding itu. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa diterima...
Niat saya untuk kabur setelah ISHOMA, ternyata tertunda. Karena saya tertarik dengan salah satu stand yang ada di pameran ini, yaitu stand eppendorf (sebuah produsen mikropipet dari Jerman). Saya teringat bahwa tahun depan kami ada rencana untuk membeli itu untuk proyek Biosensor, jadi saya banyak bertanya pada penjaga stand tersebut. Darinya saya tahu bahwa membeli mikropipet ini bukan hanya sekedar membeli dan memakai, tetapi juga harus diperhatikan maintenance-nya. Bagaimana menggunakannya sesuai prosedur, bagaimana kalibrasinya, bagaimana membersihkannya, dll. cukup rumit juga ternyata untuk sebuah high technology. Setelah bertanya macam-macam (termasuk bertanya harganya), saya meminta brosur mikropipet. Mereka dengan senang hati memberikannya.
Dengan membawa oleh-oleh dari utin: 1,5 Kg keripik tempe pedas dan keju, sayapun kembali ke kampus Unpad Jatinangor untuk mengikuti seminar hari terakhir. Ini adalah hari terakhir saya juga di Jatinangor. Saya berniat pulang ke Jakarta hari ini.
Hari ini saya hanya mendengarkan saja presentasi-presentasi yang disampaikan oleh Plenary Lecture. Cukup menarik saya kira, meski saya tidak mengerti sepenuhnya kalimat-kalimat yang mereka katakan. Maklumlah bahasa inggris saya kan gak bagus-bagus amat. Selain mendengarkan presentasi, saya juga memesan prosiding seminar ini. Harganya lumayan mahal 150 rb, include ongkos kirim 50rb. Sayang sekali prosidingnya baru bisa diterima maksimal 2 bulan dari sekarang. Tapi bagaimana lagi, Leader saya perlu prosiding itu. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa diterima...
Niat saya untuk kabur setelah ISHOMA, ternyata tertunda. Karena saya tertarik dengan salah satu stand yang ada di pameran ini, yaitu stand eppendorf (sebuah produsen mikropipet dari Jerman). Saya teringat bahwa tahun depan kami ada rencana untuk membeli itu untuk proyek Biosensor, jadi saya banyak bertanya pada penjaga stand tersebut. Darinya saya tahu bahwa membeli mikropipet ini bukan hanya sekedar membeli dan memakai, tetapi juga harus diperhatikan maintenance-nya. Bagaimana menggunakannya sesuai prosedur, bagaimana kalibrasinya, bagaimana membersihkannya, dll. cukup rumit juga ternyata untuk sebuah high technology. Setelah bertanya macam-macam (termasuk bertanya harganya), saya meminta brosur mikropipet. Mereka dengan senang hati memberikannya.
Urusan selanjutnya adalah mengambil sertifikat. Sempat salah juga sih panitia menuliskan sertifikat ini. Awalnya masalah gelar, setelah dibetulkan ternyata statusnya malah scientific comittee (keren banget yak), akhirnya saya komplain kembali hingga dapet sertifikat yang benar; oral presentation. Tentu saja sertifikat itu bukan atas nama Lia Aprilia, tapi atas nama leader saya.
Saya bergegas menuju Bandung dengan bawaan yang segede gaban, mengingat waktu sudah pukul 2 siang dan masih banyak rencana. Salah satu rencana adalah kopdar dengan teman Plurk; Rahayu Dian. Tapi akhirnya tidak jadi karena masing-masing kami tidak mengerti daerah masing-masing berada dan lebih enak bertemu dimana (maklum lah ini bukan daerah jajahan kami. Saya dai Tangerang, Ayu juga musafir dari Jambi). Next time aja ya yu... kalau kau main ke Jakarta atau saya yang ke Jambi...
Setelah hunting oleh2 khas Bandung, saya kembali ke dipati ukur. Mencari travel untuk pulang. Ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Awalnya saya kira untuk perjalanan ke Jakarta saat ini bisa dipesan langsung, tapi ternyata rata-rata sudah penuh. Pertama saya mengunjungi Citytrans, "untuk semua tujuan sudah penuh mba. paling kalau mau di pemberangkatan terakhir, jam 23.00."
"wahh... nggak deh." mau nyamper rumah jam berapa kalau saya naik yang jam segitu.
Kemudian saya lanjut ke Baraya Travel, "untuk jamsekarang samapai jam 20.00 sudah penuh."... dan seterusnya... ke Bimo, Day Trans, Cipaganti, rata-rata jawabannya sama. Kalaupun beda, jawabannya, "waiting list mba..."
Bingung juga sih menghadapi sikon seperti ini. Padahal hari sudah semakin sore. Mau balik ke rumah Utin jauh, dan saya memang bertekad pulang ke Jakarta hari ini. Saya menyesal kenapa tidak booking kursi terlebih dahulu... yah nasib.
Saya bertanya kepada Om Google mengenai travel2 Bandung - Jakarta. Cara ini cukup membantu. Kemudian saya kontak Winda lagi, minta saran sebaiknya bagaimana. Ternyata yang winda pikirkan sama: Ke Cihampelas, Naik X-trans. Biasanya X-Trans tuh ada tiap Jam.
Saya mengontak X-trans untuk booking. Lumayan dapet pemberangkatan yang jam 19.30 ke arah Blok M. Yah... masih mending lah daripada saya terlunta-lunta gak jelas di Bandung. Sebenernya tadi saya sempat nyasar-nyasar juga sih ke Dago, trus sekarang juga keliling-keliling cihampelas. Serasa bener2 jadi Real Backpacker, hehe.... dan tentu saja sangat amat cape, keliling2 Bandung seorang diri dengan dua tentengan besar oleh-oleh :D
Alhamdulillah sampai dengan selamat di Blok M jam 22.30. Ternyata di Blok M masih ramai dengan orang pulang kerja, meski metro mini dan bis-bis sudah sangat jarang... duh, Jakarta... kapan ya bisa sepi...
Saya bergegas menuju Bandung dengan bawaan yang segede gaban, mengingat waktu sudah pukul 2 siang dan masih banyak rencana. Salah satu rencana adalah kopdar dengan teman Plurk; Rahayu Dian. Tapi akhirnya tidak jadi karena masing-masing kami tidak mengerti daerah masing-masing berada dan lebih enak bertemu dimana (maklum lah ini bukan daerah jajahan kami. Saya dai Tangerang, Ayu juga musafir dari Jambi). Next time aja ya yu... kalau kau main ke Jakarta atau saya yang ke Jambi...
Setelah hunting oleh2 khas Bandung, saya kembali ke dipati ukur. Mencari travel untuk pulang. Ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Awalnya saya kira untuk perjalanan ke Jakarta saat ini bisa dipesan langsung, tapi ternyata rata-rata sudah penuh. Pertama saya mengunjungi Citytrans, "untuk semua tujuan sudah penuh mba. paling kalau mau di pemberangkatan terakhir, jam 23.00."
"wahh... nggak deh." mau nyamper rumah jam berapa kalau saya naik yang jam segitu.
Kemudian saya lanjut ke Baraya Travel, "untuk jamsekarang samapai jam 20.00 sudah penuh."... dan seterusnya... ke Bimo, Day Trans, Cipaganti, rata-rata jawabannya sama. Kalaupun beda, jawabannya, "waiting list mba..."
Bingung juga sih menghadapi sikon seperti ini. Padahal hari sudah semakin sore. Mau balik ke rumah Utin jauh, dan saya memang bertekad pulang ke Jakarta hari ini. Saya menyesal kenapa tidak booking kursi terlebih dahulu... yah nasib.
Saya bertanya kepada Om Google mengenai travel2 Bandung - Jakarta. Cara ini cukup membantu. Kemudian saya kontak Winda lagi, minta saran sebaiknya bagaimana. Ternyata yang winda pikirkan sama: Ke Cihampelas, Naik X-trans. Biasanya X-Trans tuh ada tiap Jam.
Saya mengontak X-trans untuk booking. Lumayan dapet pemberangkatan yang jam 19.30 ke arah Blok M. Yah... masih mending lah daripada saya terlunta-lunta gak jelas di Bandung. Sebenernya tadi saya sempat nyasar-nyasar juga sih ke Dago, trus sekarang juga keliling-keliling cihampelas. Serasa bener2 jadi Real Backpacker, hehe.... dan tentu saja sangat amat cape, keliling2 Bandung seorang diri dengan dua tentengan besar oleh-oleh :D
Alhamdulillah sampai dengan selamat di Blok M jam 22.30. Ternyata di Blok M masih ramai dengan orang pulang kerja, meski metro mini dan bis-bis sudah sangat jarang... duh, Jakarta... kapan ya bisa sepi...
....end...
klu aq ga bisa kayak Lia......ga pede...
ReplyDeletekalo terdesak mah bisa2 aja mba, hehe.. :D
ReplyDeleteJarene ra ndhuwe konco Plurker Bandung...
ReplyDeleteBtw udah liat blm dokumentasi Kopdar Plurker Jogja & Semarang di di GL Zoo tgl 4 Maret 2012 kemarin?
Ini dokumentasinya.
Ini Vid Dokumentasinya
@rahmatmh itu bukan plurker bdg, tp plurker jambi yg lg ngebolang ke bdg. Siip.. Tks dokumentasinya. Lain kali mau ikutan kalo ada kopdar lg :D
ReplyDelete